Comedy · Fanfiction Contest · fluff · Genre · Length · One Shoot · PG -13 · Romance

[FF Contest] Broken Heart


IMG-20151028-WA0004

Tittle: Broken Heart…

Author: Lisa Kim @LisaKim0403 or @Parklisha

Genre: Romance, Fluff, little bit Comedy.

Main Cast:

  • Park Jimin (BTS)
  • Jo Yoomi (OC)

Rating: PG-13

Length: Oneshoot

Disclaimer

Fanfic ini murni hasil Imajenasiku yang rada sedikit abal. OC’s dan Semua yang ada dalam FF ini MILIKKU!!! Park Jimin milik Tuhan, Orangtuanya, BIGHIT –Selama masa kontrak berlaku- dan yang pasti milik istri dan anak-anaknya kelak.kkkk~

Hati-hati banyak Typo bertebaran!

O..ya, jangan tertipu sama judulnya yaa.kkkk~

Happy Reading ^_^

Silent Readers? Go Away!!!!!! Hush…Hush…Hush *NgusirBrngMemberBTS*

Summary:

“Oppa, memangnya patah hati itu sakit ya?”

###

“Aku ingin merasakannya!”

“Uhukkk…”

Tersedak. Itulah yang terjadi pada Jimin. Cairan milkshake vanilla yang hampir menuruni kerongkongannya itu terpaksa harus ia semburkan dengan sangat tidak elitnya. Lelaki bersurai coklat itu terlampau kaget saat mendengar gadis disampingnya berucap –lebih tepatnya mengeluarkan sebuah pernyataan-.

Mungkin reaksi yang diberikan Jimin nampak berlebihan hanya untuk sebuah pernyataan yang ia dengar dari katup bibir gadis bersurai legam yang duduk disampingnya. Namun, Jimin punya alasan untuk rasa keterkejutan berlebihannya itu. Pasalnya, gadis itu berucap disaat yang tidak tepat. Saat ini mereka’kan sedang—

“Ck, Oppa. Seharusnya kau minum dengan hati-hati!”

Yoomi -gadis yang duduk disampingnya- menyodorkan selembar tisu. Jimin menerimanya, namun sedikitpun tidak berniat untuk mengelap bibir dan bajunya yang telah ternoda cairan lengket milkshake. Ia lebih tertarik menatap Yoomi dengan matanya yang membulat.

“Ka-kau bilang apa tadi?”

“Aku ingin merasakannya juga!”

Jawaban Yoomi membuat mata sipit Jimin semakin membulat. Lelaki bermarga Park itu meneguk salivanya susah payah. Ternyata ia memang tidak salah dengar. Jadi….

“Ka-kau ingin merasakan……..i-itu?”

Ragu, Jimin mengarahkan jari telunjuknya ke arah dimana layar televisi 42-inch berada, -yang berada sekitar 4 meter dari tempat mereka terduduk.

Yoomi ikut mengalihkan fokus matanya kearah yang di tunjuk Jimin dan, “Eoh,” matanya ikut membulat. Detik berikutnya ia kembali memfokuskan pandangannya pada lelaki disampingnya, “Yya, Oppa. Kau mesum!” ujarnya sembari meninju bahu Jimin.

Jimin meringis sembari mengelus-ngelus bahunya. Tinju yang ia terima dari Yoomi ternyata cukup menyakitkan.

“Bukan merasakan itu yang aku maksud!”

Gadis Jo itu mengerucutkan bibirnya sebal. Sebal, karena Jimin –kekasihnya itu- baru saja berpikiran mesum.

Ya, saat ini mereka berdua memang sedang menonton romantic drama. Dan yang menjadi objek tunjukan jari Jimin tadi adalah sebuah adegan dimana sepasang kekasih sedang melakukan Hot Kissing yang hampir menjurus ke bed scene. Oh… ya ampun, Jimin tidak benar-benar berpikir Yoomi ingin merasakan ‘itu’, kan?

Jimin mengerjapkan matanya lambat sebelum akhirnya berujar, “La-lalu?”

Diam-diam Jimin bernapas lega. Lega, mengetahui Yoomi ternyata masih polos. Seharusnya ia memang tidak berpikiran seperti itu sejak awal. Oh…. ayolah, bagi Jimin, gadisnya itu masih terlalu polos untuk melakukan hal-hal seperti ‘itu’. Bahkan untuk saling mengecup pipi saja Yoomi tidak pernah mau memulainya duluan –Biasanya Jimin yang selalu mencuri adegan seperti itu. Mendaratkan sebuah kecupan manis dipipi mulus Yoomi yang akan berujung dengan mendaratnya sebuah tinjuan maut dari gadisnya itu.

Yoomi tersenyum bodoh, lalu kembali membuka suara, “Aku ingin merasakan….”

Jimin Menaikkan sebelah alisnya bingung saat Yoomi menggantungkan kalimatnya.

“…Ingin merasakan rasanya……. patah hati!”

Hening.

Saat ini, Yoomi sibuk dengan cengiran bodoh lebarnya. Sementara Jimin sibuk mencerna ucapan gadisnya. Sampai pada detik berikutnya…

“APAAAAA???”

Yoomi tersentak kaget saat Jimin berteriak dihadapannya, “Oppa, kau membuatku kaget!” ia mendengus sebal.

Mata sipit Jimin kembali membulat. Kali ini ia merasa dua kali lipat lebih terkejut dari keterkejutannya di awal tadi.

“Ka-kau bilang apa? Ka-kau ingin merasakan—”

“Aku ingin merasakan rasanya patah hati,” Yoomi melanjutkan ucapan Jimin, “Kenapa?” tanyanya dengan tatapan polos.

Oh… baiklah, Jimin memang tidak salah dengar.

“Kau ingin merasakan rasanya patah hati? Yya! kau gila!!!?”

“Aku? Gila? Tidak!” Yoomi menggeleng polos, “Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya patah hati. Memangnya salah, ya?”

Jimin memijat pelipisnya. Menghadapi kepolosan Yoomi memang kadang membuat kepalanya berdenyut nyeri. Bayangkan saja, gadis itu dengan polosnya berujar ingin merasakan rasanya patah hati. Apa Yoomi kira patah hati itu semanis saat ia mengemut permen lolipop!?

Oh… ya ampun, Jimin benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran gadisnya yang terlampau polos atau bahkan sudah menjurus ke bodoh. Ahh, entahlah.

“Dengar ya Nona Jo. Patah hati itu bukan sesuatu yang bisa kau coba begitu saja jika kau menginginkannya. Patah hati itu—”

“Tapi aku ingin merasakannya!” Yoomi memotong kalimat Jimin. Lagi-lagi ia mencibir sebal.

Jimin menghembuskan napasnya berlahan, “Oke. Sekarang beri aku alasanmu kenapa kau tiba-tiba ingin merasakan rasanya patah hati?”

“Semalam aku menginap dirumah Jaehee. Oppa tahukan?”

Jimin mengangguk kecil. Raut wajahnya seolah berkata ‘Lalu?’.

“Semalam Jaehee bilang dia sedang patah hati. Jin Oppa ketahuan berselingkuh. Lalu 4 hari yang lalu mereka resmi putus karena Jin Oppa lebih memilih selingkuhannya itu,” Yoomi menghentikan ucapannya sejenak, “Oppa tahu tidak, Jaehee menceritakan semua itu sambil menangis? Penampilannya sangat kacau. Bahkan aku rasa berat badannya berkurang banyak. Dia nampak kurus,”

Mendengar penuturan Yoomi, Jimin hanya mampu memanggut-manggutkan kepalanya.

“Ahh… iya, Jaehee juga bilang hatinya sangat sakit,”

Jimin tersenyum tipis. Ia rasa penuturan Yoomi tentang Jaehee –teman mereka- yang sedang patah hati cukup jelas menggambarkan arti dibalik kata ‘patah hati’ itu. Jadi, bukankah seharusnya Yoomi sudah tahu, atau bisa sedikit membayangkan seperti apa rasanya patah hati itu?

“Oppa, memangnya patah hati itu sakit ya?”

Jimin menjilati bibirnya yang entah mengapa terasa kering. Menghelan napas kecil sebelum akhirnya berujar, “Ya, patah hati itu sangat sakit,” dengan sekilas senyuman tipis.

“Sungguh?”

Jimin mengangguk.

“Apa rasa sakitnya sama seperti rasa sakit yang aku rasakan saat Oppa membuatku terjatuh dari sepeda minggu lalu?”

Jimin berpikir sejenak, “Ya, anggap saja rasa sakitnya seperti itu,” jawabnya.

Sesungguhnya Jimin tidak tahu harus memberi jawaban seperti apa pada Yoomi. Pertanyaan gadis itu terlampau polos dan Jimin ingin mengakhiri pembahasan konyol ini dengan segera.

“Ahhhhhhh~,” Yoomi ber ‘ahhh’ ria sembari memanggut-manggutkan kepalanya, “Tapi, semalam aku sama sekali tidak melihat bagian tubuh Jaehee yang terluka. Tidak seperti lututku yang mengeluarkan darah saat terjatuh dari sepeda. Jadi, dimana letak rasa sakitnya, ya? Aneh,” Mata Yoomi menerawang langit-langit. Seolah sedang mencari jawaban dari pertanyaanya sendiri.

Jimin yang mendengar ucapan Yoomi hanya mampu menghelan napas dalam. Lelaki itu kembali memijat pelipisnya. Pertanyaan polos Yoomi benar-benar membuat kepalanya berdenyut nyeri. Kalau saja ia tidak ingat Yoomi adalah kekasihnya mungkin Jimin sudah menghanyutkan gadis polos itu ke rawa-rawa. Jadi, bersyukurlah Yoomi karena kekasihnya itu masih bisa bersabar menghadapi kepolosan dirinya yang sudah berada dalam zona bahaya.

Ya, karena walau bagaimanapun Jimin tetap harus memaklumi kepolosan gadisnya. Pasalnya, Jimin tahu dirinya memang pacar pertama Yoomi –dan Jimin pastikan ia juga akan menjadi yang terakhir- jadi wajar jika Yoomi tidak terlalu mengerti dengan apa yang dinamakan patah hati, karena gadis itu memang belum pernah merasakannya dan Jimin pastikan gadisnya itu tidak akan pernah merasakannya. Ya, Jimin berjanji untuk itu!

“Eoh, Oppa,” Yoomi kembali berseru. Gadis berlesung pipi itu kembali menfokuskan pandangannya pada Jimin, “Apa Oppa pernah merasakan rasanya patah hati?” Tanyanya.

Jimin mendengus pelan. Merasa mulai jengah dengan pembahasan ‘patah hati’ ini. Tapi mau tidak mau ia tetap menjawab, “Ya, aku pernah merasakannya dulu. Jauh sebelum bertemu denganmu,”

“Uwah, Sungguh?”

Jimin mengangguk malas.

“Apa saat itu Oppa sama seperti Jaehee? Mengurung diri dikamar, menangis, tidak mau makan sampai-sampai membuat berat badan Oppa berkurang?”

Lagi, Jimin mengangguk malas.

“Uwah, itu sungguh keren!”

Yoomi berseru heboh, bahkan matanya berbinar. Membuat Jimin harus kembali memijat pelipisnya. Oh, ayolah…. patah hati bukan sesuatu yang bisa dikatakan ‘keren’. Jimin sudah benar-benar angkat tangan untuk kepolosan atau bahkan kebodohan gadisnya itu. ‘Terserah apa kata lu aja deh!’, mungkin saat ini itulah yang berada dibenaknya.

“Ahhhh, aku jadi semakin ingin merasakan rasanya patah hati. Kurasa itu akan sangat menyenangkan. Iyakan, Oppa?”

Oh…. ya Tuhan. Tolong jangan salahkan Jimin yang saat ini menjadi benar-benar ingin menghanyutkan Yoomi ke rawa-rawa. Pasalnya, bagaimana bisa gadis itu dengan polosnya mengatakan patah hati itu ‘menyenangkan’? Apa gadis itu tidak mengerti arti dari: mengurung diri dikamar, menangis, kehilangan nafsu makan yang di akibatkan oleh patah hati? Apa semua itu memang terlihat menyenangkan dimatanya? Atau memang gadis itu mempunyai definisi yang berbeda untuk sesuatu yang ia bilang ‘menyenangkan’ itu? Ahhh… entahlah, Jimin sendiri tidak mengerti dengan jalan pikiran gadisnya.

Dan, baiklah. Jimin rasa ia harus segera mengakhiri pembahasan konyol ini sebelum dirinya benar-benar kehilangan akal sehatnya dan sungguh-sungguh menghanyutkan Yoomi ke rawa-rawa. Ugh, jangan sampai itu benar-benar terjadi!

“Dengar ya, Chagi~” Jimin menangkup kedua sisi pipi Yoomi. Mendekatkan wajahnya pada wajah gadisnya. Menatap mata bulatnya intens, “Seberapa besarpun keinginanmu untuk merasakan bagaimana rasanya patah hati, aku bersumpah tidak akan pernah mewujudkan keinginanmu itu. Tidak akan pernah, mengerti!!!?” Jimin berujar lembut namun penuh penekanan.

Yoomi mengerjab lambat, “Ke-kenapa?”

Menghembuskan napasnya berlahan, sebelum akhirnya kembali berujar, “Karena aku mencintaimu, Jo Yoomi! Dan aku bersumpah tidak akan pernah membuatmu merasakan apa yang dinamakan patah hati itu. Jika memang aku melakukannya, kau bisa membunuhku saat itu juga. Kau bisa pegang janjiku, jika kau mau,”

Untuk penuturan Jimin kali ini Yoomi hanya mampu terdiam dengan wajah polosnya. Detik berikutnya, entah sadar atau tidak kepala gadis itu mengangguk kecil. Membuat Jimin tersenyum lebar karenanya. Syukurlah, akhirnya Yoomi mengerti dan tidak banyak tanya lagi. Jimin bisa bernapas lega sekarang.

Hening.

Keduanya masih saling tatap.

Jimin mengamati wajah Yoomi intens. Melihat wajah manis nan polos gadisnya dari jarak sedekat ini entah mengapa selalu membuat hatinya bergetar. Yoomi terlampau menggemaskan. Jimin menyukainya, sangat!

Entah sudah berapa lama mereka saling tatap. Sampai sebuah senyuman aneh terukir dikedua sudut bibir Jimin. Tiba-tiba saja sebuah pikiran jahil terlintas dibenaknya. Entah pikiran macam apa itu.

“Hey, kau mau aku tunjukan sesuatu yang jauh lebih ‘menyenangkan’ dari patah hati tidak?” Jimin berujar masih dengan senyuman anehnya.

“Eoh,” Yoomi berguman tidak mengerti, “Memangnya ada?” Tanyanya polos.

“Tentu saja ada,” Jimin mengerlingkan sebelah matanya, “Sesuatu yang jauh lebih menyenangkan seperti…….” ia kembali mengikis jarak. Senyum anehnya semakin lebar, “…Ini,”

CUP…

DEG!

Tubuh Yoomi menegang. Matanya membulat sempurna saat ia merasakan bibir Jimin mendarat sempurna di bibir pinknya.

Ya, yang Jimin maksud dengan ‘sesuatu yang jauh lebih menyenangkan’ itu adalah sebuah ciuman. Seperti yang saat ini tengah ia lakukan pada bibir mungil milik Yoomi. Awalnya hanya menempel, sampai akhirnya Jimin mulai berani menggerakan bibirnya secara berlahan. Melumat setiap inci bibir gadisnya dengan sangat lembut. Terasa sangat manis!

10 detik

25 detik

40 detik

1 menit

3 menit

5 menit

6 menit

7 menit

Dan,

“YYA! OPPA, KAU MESUM!!!”

Oh…. jangan salahkan Yoomi atas reaksi terkejut yang sepertinya sudah sangat terlambat itu. Pasalnya, bibir Jimin sudah hampir lebih dari 7 menit bermain diatas bibirnya, namun gadis polos itu baru menyadari perbuatan kekasihnya itu sekarang. Oh, ya ampun!

Plukkk~

Yoomi mendaratkan sebuah bantal sofa tepat diwajah Jimin.

“Akhhh~, Sakit,” Jimin meringis.

Plukkk~

Lagi, Yoomi mendaratkan bantal sofa tepat diwajah kekasihnya itu.

“OPPA MESUM!!! HUAAAAAAAA….. OPPA TELAH MENODAI BIBIR SUCIKU. DASAR MESUMMMMMM!!!”

Plukkk~

“Akhh~”

Plukkk~

“Akhh~”

Plukkk~

“Ya..ya..ya, hentikan! Ini sungguh menyakit—”

Plukkk~

“Akhhhhhhh~”

Pada akhirnya Jimin hanya bisa pasrah menerima pukulan brutal dari Yoomi, gadis kesayangannya.

Walaupun begitu, Jimin bersumpah ia tidak akan benar-benar menghanyutkan Yoomi ke rawa-rawa.

Karena, Seorang Park Jimin terlampau mencintai Jo Yoomi dengan segala kepolosan gadisnya itu!

~FIN~

4 thoughts on “[FF Contest] Broken Heart

  1. Ketipu deh …. ㅋㅋㅋㅋㅋ
    Aku kira bakal sedih jalan ceritanya dan ternyata ini bikin ngakak sumpah kok bisa yoomi pengen ngerasain patah hati 😁
    Bagus bagus FFnya suka sama jalan ceritanya, ngerasa jadi yoomi disini dan jimin pikirannya mesum deh , dedek jimin jangan mesum lagi 😂😂😆
    Good job authornim

    Like

    1. Hallo ^^
      Aduh, maaf bgt yaa aku br blz skrng. Br tau jg ini dh dipost *SungkemBrngEmakJin* kkkk~

      Iya, kan dh diperingatkan jgn tertipu sama judulnya.hohoho…
      Jimin emng selamanya mesum *ehh kekekee…

      Seneng bgt klw emng ada yg suka sama ff abalku ini. Pdhl awalnya gx yakin ini bakal menang. Ini semua berkat kalian para Admin Author disini….. Makasih banyak yaa *CiumAtu2BrngJin* 😘

      Like

  2. lisa kim! daebak. hehe selamat atas juara 1 yang kamu raih untuk ff contest khusus jimin’s birthday ini 😀 aku suka sama fanfiction ini entah kenapa. hehe. Bahasanya ringan, tapi berhasil membuat pembaca kebawa alur cerita sambil ngakak2 ga jelas. Polosnya pacar jimin ini bener2 greget hehe. Anyway, keep writing! 🙂

    Like

    1. Hallo ^^
      Maaf bgt ya br bisa blz komen skrng. Aku jg br tau ini dh dipost *SungkemBrngEmakJin* kkkk~

      Aku jg mau bilang Makasih banyak yaa… ff abalku ini menang jg berkat kalian semua *Terharu* *CiumAtu2BrngJin* 😘
      Pdhl awalnya dh minder ffku gx bakal menang. Bahasa masih dasar bgt…dohhh…
      Tp aku sie emng lbh suma bahasa yg ringan2 aja biar mudah dipahami #Eaaaa kekekeke…

      Sekali Jeongmal Gomawo yaa…. seneng klw emng ada yg suka sama ffku.hehehe

      Like

Leave a comment