Angst · AU · FF Project · Genre · Giveaway Project · Length · Pshycho · Rating · sad · Spicy · Teen · Vignette

[Love Is Moment] GET OUT


G E T O U T

ninegust©2017

Cast DongSicheng | Genre’s AU crime sad angst psycho | Moment spicy | Length vignette | Rate T

big thanks to CASTORPOLLUX for the poster

:::

Dunia mungkin tidak berubah hanya karena dirinya yang hilang dari struktur kehidupan,  pun siklus manusia tak pernah

:::

Bahana langkah kaki mengontaminasi pendengaran si pemuda dengan baju lusuh. Tanpa merubah kiprah penalaran, dirinya kini berusaha untuk mengingat sesuatu yang membuatnya jatuh ke dalam tangkupan sel penjara. Alih-alih mendapat jawaban, diri Sicheng hanya menerima decakan asal dari bibir pucatnya.

 

Sudah lebih dari lima bulan ia mendekap serta merta diasingkan dalam ruang hukuman, terlebih lagi sendirian. Dengan berbagai spekulasi mengerikan, Sicheng berusaha untuk tetap diam  meski ia juga tak benar-benar mengerti: kenapa dirinya justru berakhir  di tempat ini. Dunia mungkin tidak berubah hanya karena dirinya yang hilang dari struktur kehidupan,  pun siklus manusia tak pernah bergeser meski Sicheng lari dan menyerah untuk bernapas kembali.

 

Bisa dibilang ia sudah menyerah jauh-jauh hari terhadap lika-liku kehidupan ini. Ia tak benar-benar mengerti tentang bisikkan berujung fitnah yang ditujukan pada diri ini. Bagaimana bisa para insan di belahan dunia ini menganggap diri mereka suci, bagaimana mereka bisa mengalit sementara tubuh ini akan kembali menyatu pada tanah. Segala persepsi-persepsi mengerikan biarkan berbalik nanti, kini ia hanya ingin menyelesaikan satu misi agar bisa lega dalam meniti langkah menuju eksekusi.

 

Pemuda itu menentang wajah-wajah yang kini menatapnya remeh. Beberapa dari keduanya masuk, menggaet kedua lengan bokoh milik Sicheng dengan  gamblang. Sejurus kemudian, sang komandan yang hanya menatap jejap bersuara “Kau kedatangan tamu narapidana nomor 3562, kau…. punya keluarga juga ya?”

 

Amarah menyelimuti tapi Sicheng berusaha membumi. Tanda tanya besar muncul dibalik sana, ia menerka-nerka siapa kiranya yang sudi melihat kondisi dirinya yang seperti ini? Siapa pula yang mau melegalkan dirinya sebagai seorang anggota keluarga sedangkan pada hakikatnya dirimu ini adalah seorang pembunuh kotor.

 

Borgol yang menggantung dipergelangan tangan laki-laki itu akhirnya melekang. Tanpa babibu ia berkelana, membuka kenop pintu yang membatasi pos penjaga piket dengan ruang pengunjung.

 

Belum lama ia mengobservasi wajah yang terpatri, Sicheng kelimpungan, alisnya tertaut. “Halo, Sicheng” begitu sapanya.

 

Setelahnya, tubuh Sicheng menghampiri, menggeser kursi besi dan memarkirkan bokongnya dengan manis. Kedua tangannya ia taruh diatas meja putih pualam dengan manis. “Siapa? Apa kau mengenalku” ungkap Sicheng kemudian, “Aku tidak merasa mengenalmu, jadi –”

 

“Kau tidak menyambut tamu yang mengunjungimu?”

 

“Aku tidak mengenalmu, anak muda”

 

“Anak muda? Kita ini seumuran. Tapi kau bisa menganggapku sebagai adikmu, jika itu perlu” ungkapnya kemudian, sambil tersenyum masam. Mata mereka bersua, besit-besit pertanyaan telah menumpuk seiring berjalannya waktu. Mereka berhadap namun agaknya pikiran salah satu dari mereka justru berkelemban jauh dan memilih unutk singgah pada memori-memori mengerikan.

 

Sementara, Sicheng masih menatapnya kosong. Sesudah itu berdecak kesal karena tak kunjung menemukan jawaban. Siapa orang ini sebenarnya? Tatkala iris hazel laki-laki Dong itu bersemayam pada objek asing di depannya. Ia justru menangkap janggal pada tanda hitam di sekitar leher yang baru ia sadari beberapa sekon lalu.

 

Kepalanya berguncang, tubuhnya memanas, agaknya bayangan-bayangan yang tak pernah ia temui sebelumnya justru memecah. Membuat Sicheng beradu napas sementara sosok yang ada di depannya masih membeku.

 

“Argh”

 

“Kau baik-baik saja?”

 

“Ah, aku tidak enak badan sepertinya, ugh”

 

“Ah iya kak, aku punya kejutan sedikit untukmu”

 

“Kak? Kejutan? Bahkan kau bersikap seolah kau tahu mengenalku”

 

“Aku tahu segala semua tentangmu, pastinya”

 

Kala penglihatan yang memudar sudah berfungsi normal kembali, Sicheng mengerutkan dahi. Benda kecil berbentuk persegi panjang serta sepucuk amplop putih tersuguhkan dalam pandang. Pemuda itu menggeliat, lantas memberi tanya lagi pada sosok laki-laki di depannya kini “Aku titipkan ini padamu, kau bisa pergi ke ruang pengawas dan pinjam komputer yang aktif disana, dan lihat isinya. Jangan khawatir, hanya ada satu folder khusus untukmu. Ah dan ya, jangan lupa membaca surat ini saat kau kembali ke sel nanti. Aku tidak bisa lama-lama, aku sangat sibuk kau tahu, banyak wanita yang harus ku beri atensi agar dirinya tak lancang kabur lagi. Jadi, selamat tinggal”

 

Belum mengucapkan sepatah kata, pemuda itu sudah menghilang lekas meninggalkan Sicheng yang masih dirundung rasa ganjil dalam diri. “Aku…” Tangannya menimang-nimang flashdisk kemudian menatap tajam ke arah pintu keluar yang dijamah si pengunjung asing tadi  “..seperti pernah mengalami hal ini”

 

***

 

Bukan jadi masalah bagi pemuda yang hampir berkepala tiga tersebut untuk melewati rintangan-rintangan besar yang menghadang di depan. Dua hari setelah berhasil membangun siasat cerdik, akhirnya Sicheng bisa keluar dari ruang hukumannya dengan embel-embel kesehatan jasmaninya.

 

Kini tubuh angkuh itu sudah berhasil mendaratkan bokong di atas kursi hitam. Dengan cekatan jemari-jemarinya menari setelah komputer sukses mescan keberadaan file flashdisk yang ia jadikan alasan atas pelarian menegangkan ini.

 

Napasnya terengah, bahunya naik-turun seiring matanya yang mulai membelalak. Tak lupa sepucuk surat yang ia jadikan bukti kedua atas perbuatan menyedihkan yang ia lancarkan kini. Tubuhnya mengejang kemudian, airmata lolos dari manik hazel yang kini tengah berusaha mati-matian untuk tak menimbulkan suara, sementara itu pecahan-pecahan memori yang berhambur luas kini menyatu sistematis dalam sanubari.

 

“Kau…”

 

Pertemuan yang tidak disangka-sangka kemarin lusa ternyata menjadi penutup pahitnya perjalanan hidup seorang pemuda bernama lengkap Dong Sicheng. Pemuda yang dikenakan pasal pembunuhan serta pengkhianatan negara itu, akhirnya berhasil mengungkap fakta yang tengah ia gali sendiri bersama keputusasaan.

 

Sekarang terlambat untuk menyesali dan mengakui semua perbuatannya. Ia terlalu lemah untuk menyampaikan alibi kebenaran dari bibir kelunya. Tangisannya memecah seiring video cctv yang memperlihatkan asal-usul kejadian yang justru mengorbakan dirinya sebagai tumbal palu hakim. Oh, biarkan Sivheng mengadu pada kenangan yang kini terlihat amat memilukan, biarkan ia menyatu dengan malam yang kini terlihat begitu menawan, biarkan suara hatinya berkelana pada jiwa-jiwa yang membuat dirinya menyesal.

 

Menyesal pada kenyataan pahit yang sudah melambai-lambai sambil bersorak menang. Lebih dari itu, tak ada yang lebih menyakitkan selain tahu kalau faktanya —

 

“Aku bersumpah di kehidupan selanjutnya akan menghadiahimu kejutan paling berharga yang tak bisa kau lupakan, Dong Siansheng!”

 

–yang melakukan ini semua adalah adikmu, tidak, kembaranmu yang mana mengemban hidup lebih sejak diciptakan di dalam rahim hangat seorang ibu.

 

—–

 

“Halo kak, apa kau terkejut? Oh ya, tentu aku juga. Maaf membiarkanmu mendekap di dalam penjara, selain itu aku juga minta maaf telah membuatmu tersandung berbagai masalah. Sejujurnya aku benci kita dipisahkan, tapi apa boleh buat, aku ini sangat suka melihat orang lain menderita. Jangan menyesal kak, jangan pernah. Jangan pernah mengaduh, apalagi marah akan aku yang sudah berhasil membuat dirimu menderita. Oh ayolah Sicheng, hidupmu tak semenyedihkan itu dibanding diriku yang tak sempat merasakan kasih sayang hangat dari seorang ibu serta kalimat bangga yang diucapkan ayah. Jangan coba-coba keluar (walau sebenarnya aku tahu kau sudah divonis mati), nikmatilah hidup seperti itu, dan soal kematian Jiazhen si gadis dari keluarga kaya yang ayahnya menjabat sebagai kepala dinas kehutanan dan singkatnya, kau agung-agungkan ya? Itu juga aku, semuanya aku kak.

 

Aku benci di sama-samakan olehmu jadi aku mengubah penampilanku, kau terkejut? Haha aku juga, aku tidak berpikir bahwa aku akan sukses mengelabuimu.

 

Ah ya, dan soal ingatanmu yang hilang, jangan sangka kalau itu memang sengaja dihapus Tuhan agar kau tidak merasa gelisah. Tidak, itu semua aku yang melakukan. Aku. Dong Shiansheng yang selalu diremehkan kehadirannya.

 

Kau bertanya aku menyesal atau tidak? Tentu saja tidak. Aku senang hidup seperti ini, bersembunyi dalam bayangan orang lain itu menyenangkan ternyata. Semua yang menghalangiku, akan aku singkirkan, termasuk dirimu. Oh astaga aku benci ini, tapi seharusnya aku yang mendapat gelar terhormat sebagai mata-mata negara, bukan kau!

 

Bahkan sampai saat ini aku masih membanci dirimu karena tak kunjung musnah dari dunia ini. Setelah ini hiduplah dengan tenang disurha sana.  Dan jangan ganggu aku lagi, karena aku juga sudah memikirkan nerakaku  nanti.

 

Sampai bertemu dikehidupan selanjutnya.

 

-aku, siansheng.

1/06/2010.

 

FIN

Haloo,

Aku udah lama gak ngechallenge diri sendiri dengan hal-hal berbau crime psycho gini. Dan akhirnya aku buat dan astagfirullah –hancur ya? Maaf yeorobun aku ini suka khilaf kalo suka anak produce /salah/

Satu,

Aku mau bilang makasih buat yang baca karena ini bener bener astagfirullah, panjang sekali yeorobun. Apa aku doang ya yang beranggapan begitu soalnya nulis di hp wkwkwkkw.

Dua,

Kepada nctstan khususnya winwin MAAP MENISTAKAN MAS MAS LUCU MENJADI RUDE BEGINI ASTAGFIRULLAH AKU TIDAK BERMAKSUD.

Tiga,

Di poster itu ada cewenya ya.

Sebenernya tadi udah ngerancang tapi jelek jadi gapapa cewenya buat pajangan aja (ditampol)

Empat,

Silahkan tinggalkan jejak, aku akan sangat berterimakasih yeorobundeul

-salam hangat, tia.

5 thoughts on “[Love Is Moment] GET OUT

  1. Hiii /lambaikan tangan/
    Another NCT FF wkwkwk ini yah kalau di realnya WinWin ini kayak anak kucing paling enggak bisa ditinggal atau paling enggak ada tampng kriminal wkwkjw

    Tp bom pas baca ff ini auranya beda, psikopat gitu ya suka melihat seseorang menderita dan ada twistnya yang oke juga dn suasana gelapnya kerasa sekali~
    Nice one
    Keep writing ya

    Like

  2. Halo tia 👋

    Aku baca sedikit trs browsing google siapakah dongsicheng itu sebenarnya dan ternyata winwin, sip, maaf yah ku ga gitu apal anak ensiti 😂😂😂😂

    Ku suka di part ngasih flashdisk (?) krn disitu pikiranku mengelana wkwk

    Trs ini ga panjang kok, pas.
    Mirip2 drama defendant gt, yg kasus kembar juga, jadi ngebayanginnya yaa gitu deh /eh/ dan, actually siansheng itu nyata apa cuma alternya sicheng? 🤔 hmm, gausah dijawab 😂

    Nice! Keep on psycoing /kayanya ga ada kata ini di kamus/ /biar deh/

    Like

  3. Well … Tbh aku gak tau sebenernya letak psycho-nya dimana, tapi cara kamu gambarin adik Winwin itu nyebelin sekali. Good job, KawanQ!

    Tapi kalo aku boleh koreksi dikit, aku sempet nemuin beberapa kesalahan tanda baca–dan ada typo ya kalo gak salah?. Tapi gencana, overall ceritanya bagus kok.

    Keep writing, SincosQ!

    Like

  4. tia… pertama… nak kamu nulis fiksi apa nulis puisi? KENAPA INI DIKSINYA DAEBAK SEKALIIII…
    terus… please aku ga nyangka adiknya jahat banget psikopat kek gini…. serem sumpah… bayangin adik kembarannya tuh senyum2 jahat gitu… terus bayangin sakit hati plus depresi dan putus asanya SiCheng gegara dituduh yawlah kejam sekali….
    nice fic tia^^

    Like

Leave a comment