fluff · G · One Shoot · Slice of Life

Call You Monster


call you monster

Call You Monster

 

Author : @minarifini / Tittle : Call You Monster / Cast : Zhang Yi Xing a.k.a Lay of EXO and You/ Genre : Fluff/ Leght : One Shoot / Rating : G

 

Disclaimer : Hanya sebuah karang fiksi antara Lay Exo dengan dirimu, don’t take it serious.

 

AN: Hai, bertemu lagi dengan saya, minarifini /lambaikan tangan cantik/ well, entah mengapa ingin membuat sebuah FF dengan cast seorang Lay XD wajah sendunya itu menggoda. Jadi okelah, saya memutuskan untuk membuat satu FF tentang dirinya. Judul FF agak-agak mirip dengan MV EXO yang baru yahoooo XD Monster. Tapi tenang FF ini jauh dari kata gelap macam Mvnya EXO yang bikin saya betah nonton berkali-kali XD seriusan kkkk okay saya tidak akan banyak bicara lagi, well Enjoy ~

 

Perfect!” Kau berkata riang pada dirimu sendiri. Kau tersenyum lebar di depan kaca ruang latihan tarimu. Kau nampak puas dengan hasil koreografimu. Akhirnya kau bisa mengingat dan menyelaraskan gerakan tarimu dengan musik. Besok pagi kau bisa bergabung dengan grup sementaramu lagi. Kau tidak akan mengecewakan grupmu lagi. Kau tidak akan ketinggalan gerakan tari mereka. Perlahan kau pun mematikan alunan musik R&B dari ponselmu dan kemudian kau meraih handuk yang berada di atas ranselmu. Kau menghapus keringat yang ada di sekitar wajahmu dan lehermu. Kau pun mendudukkan dirimu di samping ransel latihanmu. Kau menghembuskan nafas lega.

 

 

 

Jam diding sudah menunjukkan pukul 09;57 malam. “Kurang tiga menit lagi, jam sepuluh tepat.” Kau mengumam. Kau selalu pulang jam sepuluh malam, kau sengaja menambah jam ekstra latihan khusus untuk menari. Kau sering tertinggal gerakan tari oleh grupmu. Maka dari itu kau merencanakan pagi hingga siang untuk latihan vocal, bahasa dan tata krama. Sore hingga malam kau berlatih menari- mengulang setiap gerakan yang telah diajarkan oleh mentor tari dan teman grupmu.

 

 

Awalnya memang berat. Seperti ada beban yang harus kau pikul. Kelemahanmu adalah menari. Maka jika kau tidak ingin mengecewakan teman satu grupmu, kau harus  berlatih lebih keras. Lelah pasti. Kau percaya satu hal, rasa lelah ini akan terbayar. Segala bentuk kerja kerasmu nantinya akan menuntunmu untuk meraih mimpimu. Kau akan menjadi bintang yang bersinar di panggung. Meski hingga hari ini kau belum tahu kapan kau akan debut dan kau sudah menjalani masa traini yang panjang- kau masih terus berusaha berlatih, karena kau yakin suatu saat nanti akan tiba giliranmu. Kau percaya setiap orang memiliki kesempatan dan giliran masing-masing. Cepat atau lambat hari itu akan datang juga, bukan? Kau pun meraih botol minuman yang terletak tidak jauh dari ranselmu, dengan cepat kau pun menegak air yang ada di dalamnya.

 

 

Jam sepuluh tepat. Kau pun bangkit dan memakai gardigan putihmu. Setelahnya kau merapikan barang bawaanmu. Kau pun menyandangkan ranselmu pada salah satu bahumu. Kau berjalan menuju pintu keluar.

 

 

Sepi.

 

 

Dan yah, situasi sepi seperti ini bukanlah sesuatu yang baru bagimu. Kau sangat akrab sekali dengan koridor sepi seperti ini. Kau berjalan santai sembari menggumamkan lagu aneh ciptaanmu dan sesekali kau membuat suatu gerakan dengan tangannmu. Kau terkikik akibat gerakan aneh tanganmu. Kau mengulang gerakan itu beberapa kali.

 

 

“Ah Cy!” Langkahmu terhenti. Jujur saja itu bukan namamu, namun hanya ada satu orang selalu memanggilmu dengan sebutan ‘Ah Cy’ itu. Kau mengigit bibirmu gugup. Kau terdiam diam di posisimu. Kau sedang merutuki nasibmu, mengapa dia datang di saat yang tidak tepat seperti ini. Kau tidak siap dengan penampilan yang seperti ini. Kau berantakan dan penuh keringat karena baru selesai latihan. “Sampai kapan kau akan memunggungiku?” Ucapnya sekali lagi.

 

Qiánbèi.” Kau memamerkan senyum kaku ketika kau membalikkan badanmu. Kini kau melihat sempurna seorang senior yang kau euhm kagumi itu. Dia adalah Zhang Yi Xing atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama panggungnya ‘Lay’. “Untuk apa kau datang kemari?” katamu gugup.

 

 

“Ingin menemui seseorang, tapi nampaknya dia sudah pulang.” Jawabnya santai dengan menggunakan bahasa ibumu yaitu China. Kau menganggukkan kepalamu. Kau pun tersenyum tanggung padanya. Kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan. Sungguh kau tidak percaya diri dengan penampilanmu kali ini.

 

 

“Oh, euhm. Aku…”

 

 

“Mau menemaniku?” Lay memotong ucapanmu.

 

 

“K-kemana?” Kau tersenyum senang. Tentu senang, kau jarang sekali bertemu dengan seniormu yang satu ini. Jadwalnya yang padat membuatmu sulit untuk bertatap muka atau saling menegur sapa. Tidak seperti dulu, ketika ia juga menjalani masa traini. Kau bisa bertemu dengannya hampir setiap hari. Namun sekarang semuanya berubah. Kau  masih tetap berdiri di posisimu.  Kau tidak berniat untuk berjalan mendekatinya. Kau tidak ingin membuatnya terganggu karena bau keringatmu. Kau mengigit bibirmu gugup ketika ia tersenyum padamu.

 

 

“Rooftop. Malam ini sangat cerah dan bintang bertebaran di langit. Mau ikut?”

 

 

“Ya, uhm maksudku iya. Tunggu sebentar- Kau tunggu saja di sana. Aku harus ke toilet.” Ucapmu cepat. Sedangkan si lawan bicara Lay – ia hanya bisa mendengus geli dan kemudian ia menyetuji idemu. Ia pun berjalan meninggalkanmu. Begitu melihat Lay menghilang di balik belokan koridor kau segera bergegas menuju toilet.

 

 

Kau mendorong pelan pintu rooftop. Di sana kau melihat punggung bidang Lay.  Seberkas senyum nampak di wajahmu. Perlahan kau berjalan ke arah bibir rooftop sambil menyembunyikan sesuatu di balik punggungmu.

 

 

Kini kau sudah berada di samping seniormu, Lay. Ia menatapmu lembut. Kau tersenyum padanya dan kemudian menyodorkan soda kaleng ke arahnya. “ Jiaang, Untukmu.”

 

 

“Terimakasih.” Seniormu Lay tersenyum seraya menerima soda kalengmu. Lay membuka sodanya dan kemudian ia menegaknya. “Kau pergi ke toilet untuk berganti pakaian dan membeli soda ini?” Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut, kau hanya memamerkan cenngiran khasmu. Lay pun mendengus geli dan ia pun mengacak rambutmu gemas.

 

 

“Ah  qiánbèi selamat untuk juara pertama Monster di Music Bank. Anggap saja soda itu hadiahku untuk keberhasilan album baru kalian.Katamu ceria sambil menepuk-nepuk punggung Lay.

 

 

“Terimakasih.” Jawab Lay sekali lagi. “Bagaimana menurutmu?” Tanya lay sambil melihat ke arahmu yang kini sedang berusaha membuka soda kalengmu. Kau nampak kesusahan membuka kaleng sodamu. Sekali lagi Lay mendengus melihat tingkahmu. Lay pun merebut soda kalengmu. Kau terkejut hendak protes namun “Bawahlah!” Katanya sambil menyodorkan soda kaleng miliknya padamu.

 

 

Q-qiánbèi.” Matamu membulat. Yang benar saja, kau malu sekali.  Pipimu memanas. Bagaimana bisa kau meminum soda kaleng milik seniormu. Bukankah itu konyol. Kau tidak pernah meminum minuman bekas seorang pria. Tentu kau merasa canggung. Meski itu hanya sebuah kaleng, namun tetap saja, itu tabu bagimu. Kau terdiam.

 

 

“Ha…ha.. Ah Cy, ada apa denganmu?” Lay tertawa padamu. Kau semakin bingung mengapa seniormu ini tiba-tiba tertawa. “Apa yang kau pikirkan? Aku bilang, bawalah. Aku tidak menyuruhmu untuk meminumnya. Aku ingin membantumu untuk membuka kaleng ini.”  Kau menepuk dahimu malu. Sungguh malu sekali. Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu. Lay masih tertawa di sampingmu sambil membawa dua kaleng. Dengan segera kaupun mengambil kaleng seniormu. Kau tidak berani menatap wajahnya. Kau masih malu. Ini memalukan. Lay masih terkekeh sambil berusaha membuka kaleng milikmu. Namun sudah beberapa kali ia coba, ia tetap gagal untuk membuka kaleng sodamu. Hal itu terjadi karena Lay tidak hentinya menertawakanmu.

 

 

“Qiánbèi, sudahlah. Jangan tertawa lagi. Kau juga tidak bisa membuka kaleng sodaku.” Katamu sambil mengembangkan kedua pipimu kesal. Lay hanya tertawa.

 

 

“Baiklah- baiklah aku tidak tertawa.” Bohong. Seniormu masih terkekeh. Ia terlihat sangat puas melihatmu malu. Kemudian ia mencubit pipimu dan seulas senyum nampak di wajahnya. Lesung pipi seniormu terlihat jelas- seniormu satu ini sungguh terlihat manis bila tersenyum. Lay menghentikan tawanya. Ia pun berusaha membuka kaleng sodamu. Ternyata jika ia tidak tertawa, ia dapat membuka kaleng sodamu lebih cepat. Selanjutnya ia menyodorkan kaleng soda yang sudah terbuka itu ke arahmu. “Untuk Ah Cy.” Kau pun mengambil kaleng milikmu dan menyerahkan kaleng soda miliknya bersamaan.

 

 

Kau menyesap sodamu sambil memandangi langit malam. Benar kata seniormu, malam ini terlihat cerah. Bintang-bintang bersinar berserakan di langit malam. Bulan pun nampak setia menemani bintang-bintang di sana. Angin malam menerpa wajahmu lembut.

 

 

“Bagiamana menurutmu?”  Kau menatap seniormu dengan tatapan tanya. “Mv baru kita, Monster dan Lucky One?”

 

 

“Ah.” Kau mengangguk paham. “Keren.” Jawabmu santai sambil menyesap sodamu. Lay hanya mengangguk-angguk. Ia mentapmu lagi, nampak ia kurang puasa dengan jawabanmu. Kau mendengus geli. “Kalau aku menceritakan seluruhnya, mungkin malam pun tak sanggup mengurai kisah di balik Mv kalian.” Lay tertawa.

 

 

“Tak apa. Ceritakan singkat saja. Aku ingin mendengarkannya.” Kata Lay sambil memasang matanya padamu.

 

 

“Baiklah jika kau yang memintanya. Sebenarnya otakku sangat bodoh sekali. Mv kalian membuatku binggung. Mereka saling berhubungan. Aku hanya membaca beberapa artikel dari para EXO- L. Kau harus bangga, mereka sangat pintar mengurai makna Mv kalian.” Kau terkikik. Lay pun juga. Ia menyesap sodanya kembali sambil memandangai bintang di langit. Kau pun melanjutkan ceritamu. “ Menurut artikel yang aku baca dan beberapa video di you tube,   mulai dari Lucky One, dalam MV tersebut menceritakan para EXO member di tangkap oleh musuh dan mereka dipaksa untuk menggunakan kekuatan mereka. Para EXO member dijadikan sebagai objek percobaan musuh dan diceritakan juga dalam MV Lucky One sebagai gambaran kehidupan para EXO member berada di dalam labirin mirip sekali dengan MV Overdose. Para EXO member berusaha untuk keluar dari labirin tersebut dan nampaknya ada satu orang tahu pintu keluar dari labirin tersebut.”

 

“Siapa?”

 

“D.O Oppa.” Kau tersenyum pada Lay. Perlahan Lay pun mengacak kembali rambutmu. Ia tersenyum padamu dan mengisyaratkan untuk melanjutkan penjelasanmu. “Sedang pada Monster, digambarkan di sana para EXO member berusaha untuk melawan para musuh dan berusaha melepaskan diri dari Red Devil  musuh para EXO member yang pernah disinggung pada masa MAMA.” Kau menyeringai, kini kau nampak seperti seorang EXO-L fanatik. Kau menjabarkan satu persatu kisah dibalik MV terbaru EXO. “Terdapat tiga karakter antagonis dalam MV kalian. Yang pertama adalah Xiumin, D.O dan Baekhyun Oppa. Bagian yang paling aku suka pada MV Monster adalah peran Baekhyun Oppa, dia adalah seorang penghianat EXO. Ia, Xiumin dan D.O oppa bekerja dibawah tangan Red Devil. Dan di akhir cerita, Baekhyun dan D.O Oppa bekerja sama untuk menyelamatkan para EXO member yang lain. Selesai.” Kau mengakhiri kalimatmu dengan senyum manis. Kau menatap Lay yang terkekeh di sampingmu sambil bertepuk tangan. Ia seolah puas dengan seluruh penjelasanmu.

 

Qiánbèi, aku tahu kalian sudah menyiapkan segalanya untuk come back kali ini. Jadwal kalian semakin padat dan tak hayal kalian terlihat lelah saat melakukan live perform. Aku harap kalian semua tetap menjaga kesehatan kalian. Terutama kau, qiánbèi.” Kau menepuk punggung Lay. Seniormu mengangguk setuju dengan ucapanmu.

 

 

“Kau juga, kau boleh berlatih siang dan malam tapi jangan lupa tubuhmu perlu beristirahat, Ah Cy.” Kau melihat seniormu, Lay menyesap kembali sodanya.

 

 

“Eung.” Kau mengiyakan nasihat seniormu. Perlahan kau pun menyesap kembali sodamu. Kau menatap langit malam, bintang dan bulan masih di sana- bersinar terang. Untuk beberapa saaat, tidak ada percakapn yang terjadi di antara kalian. Kau membiarkan angin malam menerbangkan anak rambutmu. Kau memainkan kaleng sodamu sesekali.

 

Perlahan Lay meletakkan kaleng sodanya pada dinding bibir rooftop. “Aku rindu dengan pipi bakpao milikmu, Ah Cy. Kemana perginya pipi bakpao itu?” Lay menopang dagunya pada salah satu tangannya sambil menatapmu. Kau terdiam. Tatapan itu tidak berubah. Selalu sama, sorot mata sendu itu melemahkanmu.

 

Tentu kau tidak akan lupa masa ketika pertama kali kau menginjakkan kaki di Korea sebagai traini SM Entertaiment. Kau lolos audisi global yang mereka adakan di China tujuh tahun lalu. Kau lolos karena suara merdumu, namun kurangnya badanmu sangatlah kaku. Sehingga kau harus menjalani latihan tari ekstra dan bentuk badanmu yang cukup berlebih membuatmu harus benar-benar bersabar menunggu giliran debut. Belum lagi kendala bahasa, kau sama sekali tidak mengerti bahasa Korea sedikitpun.

 

Tahun pertama masa traini, kau hampir ingin menyerah dan pulang. Segalanya terasa sangat berat, beradaptasi dengan lingkungan baru dan berada di negara orang lain sungguh melelahkan. Latihan dance yang sering membuatmu ingin menangis karena kau sering diteriaki oleh mentor dance-mu. Kau belum memiliki teman sehingga hal itu membuatmu terasa semakin sulit. Memiliki bentuk badan berlebih sering membuatmu tidak nyaman.  Kendala bahasa yang sering membuatmu dalam masalah serius, seperti salah paham dengan mentor pada saat latihan ataupun dengan teman satu trainimu. Hanya ada satu cara agar kau bisa beradaptasi, cepat-cepat menguasai bahasa mereka dan juga belajar lebih banyak tentang kebiasaan mereka. Kau mulai serius   dan di sanalah kau bertemu dengan seniormu Zhang Yi Xing.

 

 

Kalian bertemu pada kelas bahasa. Tentu kau juga mengenal beberapa traini yang berasal dari China. Ada Luhan, Yi Fan, Tao dan lainnya. Perlahan kau mulai bisa beradaptasi, mereka sangat membantumu. Kau menganggap mereka seperti seorang kakak. Terkadang setelah selesai pelajaran bahasa, terkadang mereka mengajakmu untuk makan. Ada satu kedai murah yang menjual masakan China. Kau sangat menyukainya, kau merasa seperti berada di rumah ketika memakan masakan di kedai itu.

 

Dan seketika hari-harimu berubah. Pelan-pelan kau sudah mulai bisa menggunakan bahasa Korea. Meski tidak fasih tapi mereka bisa mengerti apa yang hendak kau katakan. Satu dua tiga, kau mulai memiliki teman. Berlatih vocal bersama, berlatih tari meski badanmu masih kaku, tapi hal itu tidaklah menjadi masalah.

 

Setiap hari Senin, Rabu dan Jum’at adalah jadwal pelajaran bahasa. Kau sangat bersemangat sekali. Kau bisa bertemu dengan seniormu, Luhan, Yi Fan, Tao dan Yi Xing.   Mereka semua sangat baik padamu. Kau bisa belajar bahasa Korea dengan baik berkat bantuan Luhan dan Yi Fan- mereka berdua sangatlah pintar. Bahkan Luhan tidak segan-segan berlatih menyanyi berasamamu. Ia sempat memuji suaramu. Katanya ‘suaramu indah sekali.’ Tao adalah teman yang kocak. Kau nyaman berbicara dengannya dia lucu sekali. Dan ah, Yi Xing. Dia pandai menari. Ia selalu berhasil membuatmu terkesima dengan gerakan tarinya. Kau memintanya untuk mengajari sedikit teknik tari dan ia pum bersedia mengajarimu.

 

Kau selalu merekam tarian yang diajarkan oleh mentormu pada pelajaran dance  reguler. Setiap hari Kamis pukul delapan malam, kau akan menunjukkan pada Yi Xing, beberapa gerakan yang sulit dan memintanya untuk mengjarimu pelan-pelan. Hal itu bukan perkara yang sulit baginya. Dengan sabar ia melatihmu, gerakan demi gerakan ia ajarkan padamu.  Ia juga mengajarkan bagaimana merasakan hentakan musik dan memberikan nyawa pada setiap gerakan. Dan ah Yi Xing sering memanggilmu dengan sebutan ‘Ah Cy’. Katanya kau nampak menggemaskan ketika sedang berlatih tari. Tak hayal Yi Xing sering tertawa karena kau salah melakukan gerakan sedangkan kau hanya menggembangkan pipimu sebal. Latihanmu dengan Yi Xing berakhir tepat jam sepuluh malam. Setelahnya Yi Xing akan mengantarmu pulang. Selalu begitu. Siklusnya sama.

 

Hingga pada tahun 2012, grup Yi Xing bernama EXO dinyatakan siap debut. Jadwal latihan dengan Yi Xing harus selesai.  Saat itu EXO terbagi menjadi dua sub grup EXO K dan EXO  M. Yi Xing harus melakukan kegiatan promo di China karena ia masuk ke dalam sub grup EXO M. Meski saat itu kalian berdua tidak bertemu kembali, kau masih tetap berlatih mulai jam delapan malam hingga jam sepuluh malam. Kau masih berlatih menari. Karena sebelum Yi Xing pergi, ia berkata padamu ‘tetaplah berlatih.. Mari bertemu di panggung dan menjadi bintang yang bersinar. Jangan menyerah Ah Cy suatu saat nanti akan tiba giliranmu. Aku akan selalu menunggumu di panggung.’

 

Kau tersenyum, bayangan masa itu tiba-tiba muncul. Kau menatap Yi Xing atau yang sekarang lebih dikenal Lay. Kau membuaka suaramu. “Dicuri monster.” Kau tertawa. Lay terkekeh di sampingpun. Ia pun mencubit pipimu. “Ah, qiánbèi, sakit.” Kau mendesisi sambil mengosok-gosokan pipi kirimu.

 

“Monster yang mana?” senyum seniormu terlihat jelas. Ia seakan tidak jemu melihatmu.

 

“Salah satu monster yang berasal dari EXO planet. Ia mencuri pipi bakpaoku.”

 

“Sehun?” tebak Lay. Sungguh ini adalah satu satu bentuk kesalah pahaman. Kau dan Sehun hanya teman. Kau memang dekat dengannya karena yah, usiamu dan Sehun sama. Kau tidak menampik bahwa kau nyaman berbicara dengannya. Namun sekali lagi kau dan Sehun hanya berteman. Dan entah darimana seniormu yang satu ini menyimpulkan kau dan Sehun ada hubungan istimewa. Secara mental kau ingin menampar seniormu ini.  Kau memasang wajah terperangah. “Ah nanti aku akan mengambilnya dan mengembalikan padamu.”

 

Kau mengembangkan pipimu. “Iya, bilang padanya. Kembalikan pipi bakpaoku.” Sungguh bukan Sehun yang kau maksud. Tapi percayalah, seniormu yang satu ini tidak akan pernah mengerti. Lay mengacak kembali rambutmu.

 

“Ayo, kuantar pulang.” Ucapnya padamu lembut seraya mengulurkan tangan ke arahmu. Pipimu memanas. Kau merindukan ajakan pulang Yi Xing. Perlahan kau menganggukkan kepalamu dan meraih tangannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5 thoughts on “Call You Monster

  1. what? yixing memang ga peka, tp lelaki memang begitu kok hahaha /sebenernya aku lebih gapeka sih wkwk/

    Untuk reviewnya mgkin yg diawal ga efektif kak gegara kebanyakan ‘mu’. Mengambil botol minummu di ranselmu, keringat di dahimu dan lehermu. Like a flood of mu gt, haha, sama tadi ada ‘sangat xx sekali’ pilih salah satu aja kak, mau sangat apa sekali. Hehe.
    Keep updating kak!

    Like

    1. Hehehhehe bukan g peka sih kkk soalnya mereka itu kan kayak teman dekat xD gitulah bingung juga ngejelasinnya heheh

      Eh iya hahaha makasih ya risuki diingetin hehehe iya ntr direvisi lagi 😂😂😂

      Like

      1. oh gt. ‘cuma temen’ to 😂 sama sehun juga ‘cuma temen’ 😂

        sip kak. Jangan bosen sama ‘revisi’ ya, jangan sensi wkwk 😅

        Like

      2. G tau ah ahahahahha aku juga bingung hahaha kalau sama lay lebih mirip teman rasa pacar 😂😂😂😂 hahahahah
        Engga risuki aku seneng ada yg ngingetin heheh

        Liked by 1 person

  2. Duh mas lay ya :”’) ga pekanya keterlaluan. Ini ada terusannya? Aku ga liat ada kata ‘the end’ disitu. Jadi monster nya mas lay gitu kan? :’)) hahaha. Nice one. Simple tapi ngena lah.

    Like

Leave a reply to minarifini Cancel reply