Chaptered · Comedy · Drama · G · Romance

MISS TAXI [Chapter 4]


Miss Taxi 4

MISS TAXI [Chapter 4]

Author : @minarifini/ Tittle: Miss Taxi/ Cast: Im Yoona (SNSD), Choi Siwon (Super Junior), Min Hwe Ji (OC), Lee Hyuk Jae a.k.a EunHyuk (Super Junior), Park Jung So a.k.a Lee Tuk (Super Junior)/ Genre: Romantic , Comedy, Drama/ Leght: Chaptered/ Rating: G

 

Disclaimer: Hanya sebuah karangan fiksi antara Choi Siwon SJ dan Iim Yoona SNSD. This fanfiction Insipared by [MV]Deoksugung Stonewall Walkway – Im Yoona SNSD feat 10cm and Red by Taylor Swift. Segala bentuk penjiplakan dilarang keras!!

 

A/N:  Hai semua, akhirnya saya bisa update lanjutan miss taxi ini. Maaf kalau ff ini updatenya lama bgt.  Ide cerita miss taxi chapter 4 ini berasal dari mv solo-nya Yoona, aku berterimakasih sekali buat SM karena adanya mv itu saya bisa dapat ide dan feel nulis miss taxi ini. Terimakasih untuk sambutan yang baik pada miss taxi chapter 1, 2 dan 3, semoga kalian suka dengan chapter 4 ini. Di chapter 4 ini mungkin agak panjang karena author berusaha untuk membuat penjelasan-penjelasan dari chapter 1,2 dan 3. Dan mungkin nanti setelah chapter finnal (mungkin tamat di chapter 5 atau 6), author punya ide untuk mengadakan interview cast XD jadi kalian yang punya pertanyaan untuk siwon , yoona atau yang cast lain , silahkan memberikan komenter dan tulis pertanyaan kalian ^^ (bila ada sih XD). Nanti ada chapter khusus miss taxi XD dan bila ada pertanyaan kalian akan dijawab di chapter khusus tersebut.  okay bagi para yoowon shipper atau non yoowon shipper, selamat membaca XD . Enjoy ~

 

Chapter : 1/ 2 / 3 / 4 / /6A

 Ringkasan Cerita:

Im Yoona adalah seorang mahasiswa  yang bekerja paruh waktu sebagai supir taksi. Yoona sangat menyukai serial drama. Ia seorang gadis yang cantik, periang dan suka menggunakan aegyo sebagai senjata utamanya.  Yoona juga sangat menikmati pekerjaannya, meski terkadang beberapa pelanggannya suka menggodanya. Yoona menganggap hal itu adalah resiko pekerjaan dan ia yakin  sanggup menjaga dirinya sendiri. Kehidupan tenang Yoona mulai terusik semenjak bertemu dengan salah satu penumpang sinting di kawasan Gangnam. Saat itu Yoona terpaksa mengusir penumpang sinting itu karena menurut Yoona penumpangnya itu sangat menyebalkan.

 

Tanpa disangka-sangka penumpang sinting-nya itu adalah seorang pewaris tunggal Choi’s Company . Penumpang sinting itu bernama Choi Siwon. Pemuda bernama Siwon Itu tidak segan-segan membuat perhitungan pada Yoona. Siwon memintanya untuk menjadi kekasih sementaranya. Alasan siwon sangatlah sepele, ia ingin menjadikan Yoona sebagai kekasih pura-puranya untuk menarik perhatian Min Hwe Ji- cinta pertamanya.  Tentu pada awalnya yoona menolak permintaan itu mentah-mentah tetapi Siwon amatlah pintar membuat perhitungan pada Yoona. Siwon mendesak yoona dengan alasan-alasan yang logis sehingga saat itu yoona tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti penawaran konyol Siwon.  

 

Rolling action!! Sandiwara konyol mereka pun dimulai.

 

Membuat Min Hwe Ji cemburu adalah tujuan utama Siwon. Ia benar-benar bersungguh-sungguh memainkan sandiwara itu. Siwon bahkan rela tinggal bersama Yoona untuk membangun chemistry. Berkat ide konyol Siwon itu, seorang Im Yoona mengenal sosok Siwon lebih dekat. Yoona bahkan melihat sisi berbeda Siwon. Tanpa ia sadari suatu perasaan aneh muncul di hati Yoona. Apakah yoona jatuh hati pada Siwon? Nampaknya begitu. Tetapi Yoona sangatlah pandai menutupi perasaannya dan ia menjalankan perannya dengan baik hingga tujuan utama Siwon tercapai.

 

Sandiwara konyol itu membuahkan hasil, Siwon mendapatkan apa yang dia inginkan. Min Hwe Ji kini berada dalam pelukannya. Mereka menjalani kehidupan sebagai sepasang kekasih. Sedangkan Yoona, ia kembali dengan aktivitas normalnya sebagai seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu menjadi supir taksi.

 

Perjalanan cinta Siwon harus kandas karena Hwe Ji masih menyukai Park Jung So. Siwon sangat kecewa mengetahui hal itu. Sudah banyak pengorbanan yang ia lakukan untuk mendapatkan hati Hwe Ji. Inilah yang ia dapatkan selama ini, Min Hwe Ji memintanya untuk mengakhiri hubungannya. Siwon tidak sanggup menerima kenyaatan pahit itu. Baginya Hwe Ji adalah segalanya- wanita itu adalah alasan utamanya untuk menjalani hidup sebagai pewaris tunggal Choi’s Company. Ia sudah mencintai Hwe Ji sejak lama. Sejenak kehidupan Siwon kembali kosong. Ia tidak tahu harus bagaimana menjalani hidupnya, apakah ia harus melupakan Hwe Ji? Hal itu tidak semudah itu- karena melupakan Hwe Ji sangatlah mustahil baginya.

 

Di tengah keterpurukan Siwon , Yoona masuk kembali dalam kehidupannya. Yoona mengatakan bahwa ia harus terus menjalani kehidupannya dan mencari cinta yang lain.

Sedikit konyol tetapi Siwon akhirnya membuka kembali suaranya. Ia menawarkan hal gila pada Yoona. “ Kau mengatakan padaku jika aku perlu mencari cinta yang lain untuk melupakan hwe ji nuna hmm?” Yoona mengangguk lagi dan ia masih belum dapat menebak arah permbicaraan Siwon. “Dan kau sedang berusaha mencari cinta lain juga, bagaimana kalau kita saling membantu?”

“Uh? Maksudmu?” tanya Yoona cepat dan memincingkan matanya. Siwon terlihat sedikit gugup, ia menelan ludahnya dengan cepat.

“Bantu aku untuk melupakan Hwe Ji dan aku akan membantumu untuk melupakan pria yang kau sukai itu. “ Kata Siwon polos

“Hahahah kau gila.”  Itulah kata yang keluar dari mulut Yoona dan sisanya Yoona tertawa cukup lama. Siwon hanya bisa membiarkannya. Yoona benar-benar tidak mengira Siwon akan mengatakan hal itu— Choi Siwon andai kau tahu siapa pria yang aku cintai, akankah kau menawarkan hal konyol itu?

“Miss taxi, aku tidak sedang bercanda. “ Kata Siwon dan berhasil membuat Yoona menghentikan tawanya.

“Kau gila, kenapa harus diriku?” Sambung Yoona cepat . “ Aku yakin kau memiliki banyak teman wanita. Seharusnya sangat muda untukmu mencari cinta yang lain. “

“Entahlah, aku hanya mempercayaimu. Bagaimana miss taxi?”

“Huh?”

Story :

FOUR

“Loving him is like trying to change your mind.”

 

Bagi Yoona mencintai seorang Choi Siwon seperti mencoba mengubah jalan pikirannya. Yang awalnya yoona menolak ajakan itu namun, kini ia malah menyetujinya. Ajakan menjadi menjadi ‘kekasih siwon’ bukanlah ide yang bagus. Saat itu yoona seakan tidak sanggup menolak ajakan siwon. Logikanya sudah tidak berfungsi, ia membiarkan dirinya kembali terjebak dengan belenggu permainan‘sebagai kekasih Choi Siwon’. Akankah kali ini berkahir bahagia atau sebaliknya? Entahlah.

 

Bagi Yoona mencintai seorang Choi Siwon  terasa seperti sedang mengendarai mobil Maserati dengan kecepatan tinggi dan sangat memacu adrenalinnya. Beresiko tinggi namun tetap saja Yoona melakukannya. Ia seakan mengesampingkan segala akibat yang mungkin akan membuatnya menyesal.

 

Lihatlah! kini Yoona sedang bersiap diri untuk acara kencannya dengan Siwon yang ke… entah sudah ke berapa kalinya mereka berkencan. Sebagai catatan, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Siwon pandai mengatur jadwal pertemuan , jika dihitung-hitung mereka dapat bertemu tiga kali dalam seminggu- itupun jika Siwon tidak ada jadwal kunjungan bisnis ke luar. Intensitas pertemuan mereka bisa lebih dari itu.

 

Yoona sedang memoles light make up pada wajahnya. Aktivitasnya sedikit terganggu karena ponselnya terus bergetar. Perlahan Yoona meletakkan kuas pemerah pipinya lalu ia pun mengambil ponsel yang tergulai di meja riasnya. Choi siwon kau keterlaluan!! Teriak yoona dalam hati.

[ Immature guy 06;20] Mau sampai kapan kau membuatku menunggu!?

 

 

[ Immature guy 06; 25] PING!!

 

 

[ Immature guy 06; 26] PING!!

 

 

[ Immature guy 06; 27] PING!!

 

 

[ Immature guy 06; 28] PING!!

 

 

[ Immature guy 06; 29] PING!!

 

 

[ Immature guy 06; 30] PING!!

 

 

Dasar diktator! Pekik Yoona dalam hati.  Yoona hanya membiarkan pesan siwon- ia pun meletakkan kembali ponselnya sembarangan. Yoona menatap pantulan wajahnya di balik cermin, ia masih belum selesai memoles make up-nya. Kurang sedikit lagi.

 

 

Malam ini adalah malam yang penting baginya-karena malam ini bukan kencan biasa. Siwon mengajakknya untuk bertemu dengan  Direktur Komisaris II. Selain itu, Siwon pasti akan mengomel juga jika ia tidak berdandan dengan baik. Memang merepotkan, terlambat salah, tidak memakai make up yang benar juga salah. Tapi biarlah, bagi Yoona tidak ada hari tanpa pertengkaran kecil dengan siwon. Selalu saja ada sebuah perdebatan kecil dan nantinya akan berkahir dengan candaan konyol.

 

 

Tanpa mereka sadari, sesungguhnya mereka saling membutuhkan satu dengan yang lain. Hanya saja mereka masih butuh waktu untuk benar-benar mengerti, terutama bagi Choi Siwon. Pria kenak-kanakan itu masihlah sama, ia masih tetap menyebalkan, masih buta dengan apa yang Yoona rasakan padanya,  selalu menyuruh Yoona ini dan itu. Tentu masih banyak lagi, bagi Yoona mendiskripsikan tentang Siwon tidak ada habisnya.

 

 

Untuk sentuhan terakhir, Yoona memilih lipstick merah. Perlahan ia memakai lipstick-nya , namun sekali lagi aktivitasnya terganggu dengan pesan Siwon.  Dengan cepat Yoona menyambar ponselnya dan membacanya seketika.

 

[ Immature guy 06;45] Miss taxi cepatlah turun, aku bisa gila menunggumu di sini!?

 

[ Immature guy 06; 47] PING!!

 

[ Immature guy 06;48] Apa kau tahu, nyamuk-nyamuk gila ini sedang mengigitku. Mereka sangat menyebalkan- sama sepertimu!

 

[ Immature guy 06; 49] PING!!

 

[ Immature guy 06; 50] Jika kau masih belum selesai, aku akan membatalkan acaranya. Kita pergi ke tempat yang lain saja!

 

[ Immature guy 06; 52] PING!!

 

 

Seketika kepala Yoona terasa pening. Entah mengapa semakin ke sini Siwon semakin bersikap seperti anak kecil. Bisakah dia sedikit saja mengerti keadaannya? Stupid immature guy, bagaimana bisa aku jatuh cinta dengan pria seperti dirimu!! Yoona mengutuk dirinya.

 

 

[Sent 06;53] Kau keterlaluan!! Aku sudah selesai. Sesuai dengan permintaanmu, aku turun sekarang, tuan muda!

 

 

Sepanjang perjalanan perdebatan kecil antara Siwon dan Yoona pun terjadi. Akar permasalahan mereka sangatlah tidak penting. Siwon mengatakan bahwa ia tidak menyukai lipstick merah Yoona. Tentu hal itu menyulut emosi Yoona. Ingin sekali rasanya Yoona menyumpal mulut cerewet Siwon malam ini.

 

 

“Aku sudah mengingatkamu berulang kali, kau bisa menggunakan jasa make up yang telah ku-sarankan padamu. Mengapa kau tidak memanggil mereka, huh?” Kata siwon tanpa menatap lawan bicaranya.

 

 

“Kau terlalu berlebihan.” Desis yoona sambil melipat kedua lengannya. Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah jendela seakan menghindari perdebatannya dengan Siwon.

 

 

“Kau nampak lebih tua dengan warna itu. Hapus lipstick-mu sekarang!”

 

 

“Siwon!” serga Yoona sambil memincingkan matanya.

 

 

“Weh?” kali ini Siwon menatap Yoona dari balik kursi kemudianya. Mata mereka bertemu. Mereka saling melemparkan tatapan kesal. Namun, adu tatapan mereka tidak bertahan lama. Sepersekian detik kemudian Siwon memusatkan kembali perhatiannya ke arah depan. Ia sadar sedang menyetir sekarang.

 

 

Sedangkan Yoona, ia terlihat sedang mengatur nafasnya. Yoona sedang berusaha meredam amarahnya. Perlahan ia pun membuka mulutnya. “Kau semakin banyak bicara. Tahu kah dirimu bahwa sepanjang hari ini kau marah-marah tanpa sebab. Kau lebih mirip dengan seorang gadis yang sedang datang bulan.”  Cibir Yoona tidak tahu diri.

 

 

“Hey! Berani sekali kau mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak tahu siapa diriku?“

 

 

Yoona memutar bola matanya malas, seakan bosan dengan ucapan Siwon yang selalu sama. “Apa kau tidak tahu siapa diriku, huh? Aku adalah Choi Siwon pewaris tunggal Choi’s Company  menguasai seluruh kongsi dagang di Korea dan memiliki beberapa anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia.” Yoona meniru gaya bicara  siwon yang sok- Yoona juga sengaja melebih-lebihkan kalimatnya. Ia pun merentangkan tangannya hingga menampik wajah siwon. Sebuah umpatan keluar dari mulut Siwon, Siwon terlihat kesal sekarang.

 

 

“Hentikan, kau semakin menyebalkan, Miss Taxi!” timpal Siwon dingin sambil membuang tangan Yoona yang ada di wajahnya.

 

 

Yoona terkekeh di kursi penumpangnya.  Ternyata membuat Siwon kesal sangatlah menyenangkan bagi Yoona. “Ah jadi seperti inikah? Jika kau sedang gugup, tuan muda?” tanya yoona dengan nada yang dibuat-buat. Nampaknya yoona yang memangkan perdebatan kecil mereka kali ini. Dilihatnya Siwon mengenggam erat kemudinya. Siwon tidak memberikan jawaban apapun. Ia pun menaikkan kecepatan mobilnya. Sedangkan yoona hanya bisa terkekeh geli. “Mengapa kau gugup? Seharunya kau senang bisa bertemu dengan kedua orang tuamu.” kata Yoona.

 

 

“Entahlah, ini semua karena dirimu. Kau harus bertanggung jawab.” Kilah siwon. Ia masih belum mau mengakui keadaannya.

 

 

“Hey! tidak bisakah kau melihatku. Aku sedang duduk di sini bersamamu, menemanimu. Bukankah ini salah satu bentuk tanggung jawabku.” Sambung Yoona sambil memasang matanya ke arah Siwon. Si lawan bicara hanya bisa berdeham di balik kemudianya. Suasana menjadi sedikit lengang. Hanya suara mesin yang terdengar. Yoona membenci suasana kikuk seperti ini.  “Oh , apakah kita akan makan di restauran Eropa?” tanya Yoona asal dan diikuti dengan anggukan mantap Siwon. “ Aku sangat membenci makanan Eropa. Porsinya terlalu sedikit. Kau tahu aku sengaja tidak meminta jatah makan siangku demi jamuan makan malam ini. Sial!”  gerutu Yoona sambil mengembangkan pipinya.

 

 

“Siapa yang menyuruhmu untuk melewatkan jatah makan siangmu. Kau bodoh sekali.” gumam Siwon di tengah tawa samarnya.

 

 

“Hei, aku mendengarnya. “ Sungut Yoona sebal. Siwon pun  terkekh geli di balik kemudinya. “Sudahlah jangan menertawakanku.” Imbuh Yoona kesal.

 

 

Siwon pun mendengus geli. Ia menghentikan tawanya sejenak sebelum membuka kembali suaranya“Miss taxi, sebelumnya pertemuanku dengan kedua orang tuaku lebih mirip seperti pertemuan relasi bisnis saja. Mereka jarang sekali menanyakan kabarku. Mereka lebih memilih untuk bertanya mengenai keadaan perusahaan. “ Jelas siwon panjang lebar tanpa menatap lawan bicaranya. Siwon seakan terlihat fokus dengan jalan yang di depan namun, raut kesedihan nampak di wajahnya dengan jelas .

 

“Tidakkah kau merindukan mereka?” tanya yoona hati-hati.

 

 

“Entahlah, apakah mereka pantas kurindukan? ” jawab siwon sambil tersenyum samar. Ia pun menatap Yoona sejenak. “ Terima kasih sudah memperhatikanku.  Aku senang kau bersedia menemaniku malam ini, Miss Taxi.” Sambung Siwon sambil mengenggam jemari Yoona. Jemari Siwon membungkus jari-jari lentik yoona. Saat itu jemari Siwon terasa dingin. Pria itu memang sedang gugup.

 

 

Yoona hanya sanggup terdiam dan mengamati tangan besar Siwon menggengam jemarinya. Dan untuk sejenak Yoona menertawakan dirinya sendiri. Saat ini loginya kembali mati rasa.  Jantungnya terasa ingin meledak. Aliran darahnya mengalir deras. Suhu tubuhnya meningkat. Hatinya luluh lanta. Tubuhnya pun melemas akibat ucapan manis siwon.  Seperti inikah pengaruhmu, Choi Siwon?

 

 

Perjamuan makan malam bukanlah hal yang asing bagi Yoona. Ia cukup berpengalaman dengan hal ini. Yoona sudah pandai menjaga sikapnya. Yoona sudah hafal jenis sendok, pisau dan gelas yang akan digunakannya. Cara berbicara Yoona pun sudah terhitung lebih sopan sekarang. Untuk pertama kalinya Yoona harus berterimakasih pada Siwon. Okay, thanks to you, young  master!! Sindir Yoona dalam hati seraya menegak anggur merahnya.

 

 

 

Yoona melihat Siwon dari sudut matanya. Siwon nampak diam. Wajahnya terlihat lebih culas. Suasana perjamuan makan malam ini sangat canggung. Seperti yang siwon sampaikan, pertemuan ini lebih mirip pertemuan relasi bisnis dibanding pertemuan keluarga. Mereka mendiskusikan banyak hal mulai dari  keadaan ekonomi, harga saham perusahaan, perluasan wilayah perusahaan hingga diversifikasi bisnis. Dewan Komisaris II adalah kedua orang tua siwon sendiri.

 

Tuan Choi dan Nyona Choi sedang duduk di hadapan Yoona. Mereka sedang menikmati hidangan Perancis.

 

 

 

“Bagaimana perkembangan perusahaan kecil yang baru kau akuisisi? Mengapa kau tidak membelinya sekaligus, Siwon?” tanya nyonya Choi.

 

 

“Aku memiliki alasan khusus, mengapa aku hanya mengakuisisi perusahaan itu. Untuk saat ini, belum ada perkembangan yang sanggup kubanggakan. Kami masih harus bekerja keras untuk memperbaiki semuanya. Perusahaan itu harus dirombak dari awal. Banyak hal yang perlu diperbaiki. Mungkin dua atau tiga tahun kemudian perusahaan ini dapat berkembang.  Perusahaan itu dulunya memiliki track record yang baik. Semenjak kesehatan direktur utama mereka memburuk, kekuasaaan diberikan penuh kepada ketiga putranya. Sayang sekali ketiga putranya tidak terlalu pandai mengelola perusahaan. Mereka hanya menambah permasalahan di dalam perusahaan itu. Konflik internal antar saudara menjadi awal keruntuhan perusahaan. Banyak kerugian yang terjadi akibat konflik internal itu. “ Siwon menggantung penjelasannya. Perlahan jemarinya meraih gelas anggur merah dan kemudian ia pun menegaknya.

 

 

Terlihat di sana tuan dan nyonya Choi mulai memberikan penuh perhatiannya kepada Siwon. Mereka sedang menunggu penjelasan Siwon. Sedangkan Yoona hanya bisa menatap Siwon hati-hati. Dilihatnya Siwon sedang menikmati anggur merahnya. Senyum simpul nampak ketika Siwon meletakkan gelas anggurnya. Siwon pun membuka kembali suaranya.

 

 

 

“Putra pertama  tidak becus mengelola perusahaan, ia hanya pandai bermain judi dan bersenang-senang. Hampir seperempat kekayaan perusahaan habis di meja judi dan pesta-pesta. Putra kedua tidak jauh berbeda dengan putra pertama. Tabiatnya yang semena-mena dan cenderung kasar pada orang lain membuat beberapa orang kepercayaan perusahaan mengundurkan diri. Tidak hanya orang kepercayaannya saja namun beberapa investor perusahaan mulai mundur dan menarik kembali dananya- Itulah salah satu akibat dari perbuatan kasar putra kedua.  Sedangkan putra ketiga? Huh, dia bisa apa menghadapi kedua kakaknya, saat itu ia sendiri masih berusia 18 tahun. Ia  memiliki kekuasan paling rendah. “ Siwon menggantung ceritanya lagi, ia memasang matanya tajam ke arah kedua orang tuanya. Sedangkan di sana, tuan Choi meraih gelas anggurnya. Ia menegak anggur merahnya sembari menunggu putranya untuk membuka suaranya lagi.

 

 

 

Yoona menghembuskan nafasnya pelan seraya menyadarkan punggungnya. Ia mengamati siwon. Kini Yoona sedang melihat sisi lain siwon. Saat ini siwon terlihat dingin, wajahnya serius dan tatapan tajam miliknya memancarkan kesediahan yang dalam. Siwon sedang mangih secuil perhatian dari kedua orang tuanya. Jika memang ini yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya maka ia akan melakukannya.

 

 

 

“Selama dua tahun si bungsu berjuang keras untuk tetap menjalankan perusahaannya. Ia berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang diakibatkan oleh kedua kakaknya. Perjuangan si bungsu tidaklah muda.  Menentang kedua kakaknya adalah hal terberatnya terutama diusia yang masih muda itu. Ia terus berjuang meski satu persatu anak perusahaan mereka palit. Keadaan  pun semakin memburuk kala direktur utama  menyerah pada penyakitnya. Beliau pun meninggal. Hanya ada satu  perusahaan yang mampu bertahan saat itu. Perusahaan itupun kondisnya amatlah buruk. Mereka mengalami kendala likuiditas yang cukup serius pasca putra pertama membawa kabur sisa-sisa aset perusahaan.“

 

 

“Citra perushaan pun memburuk akibat kasus kekerasan yang dilakukan putra kedua. Dia harus mendekam di tahanan sebagai buah dari perbuatannya. Dan tinggallah si bungsu yang harus membereskan segalanya. Perusahaann benar-benar kacau kala itu. Langkah cepatpun diambil, meminjam dana pada lembaga keuangan sudah tidak mungkin lagi dilakukan- Sehingga hanya ada dua opsi, menjual atau akuisisi. Hanya itu yang sanggup menyelamatkan perusahaannya. Si bungsu pun mengadakan pertemuan kepada beberapa perwakilan perusahaan-perusahaa untuk melakukan akuisisi. Tetapi saat itu sebagian besar perusahaan tidak ingin meng-akuisisi perusahaannya. Karena menurut mereka, mengakuisisi perusahaan si bungsu sangatlah sulit dilakukan sebab perusahaan itu mengalami kendala likuiditas parah, citranya yang buruk  dan hal itu tidak akan menghasilkan keuntungan apapun bagi pihak yang meng-akusisi. Sehingga perwakilan kami –Choi’s Company menawarkan diri untuk membeli perusahaan si bungsu dan tidak disangka-sangka si bungsu menolak tawaran kami.“ Siwon pun tertawa. Tawanya terdengar sumbang di telinga Yoona. Di sudut meja tuan dan nyonya choi hanya tersenyum simpul.

 

 

 

“Si bungsu adalah pemuda yang gigih. Kami sempat bertemu waktu itu,  ia mengatakan padaku bahwa sesulit apapun keadaan perusahaannya, ia tidak akan menjualnya. Karena hanya itulah peninggalan ayahnya, ia ingin menjalankan wasiat ayahnya untuk terus menlanjutkan perusahaan itu. Oleh sebab itu aku hanya bisa mengakuisisi perusahaannya, aku ingin melihat si bungsu menjalankan perusahaan itu kembali- ia menjajikan Choi’s Company keuntungan yang besar dan ia berjanji tidak akan menghianati kami.  Selain itu  Choi’s Company memang perlu melakukan diversifikasi bisnis sehingga aku setuju untuk mengakuisisi perusahaan si bungsu. Kami memiliki rencana untuk tiga tahun ke depan kami harus sanggup menutup bunga dan hutang perusahaan, setelah itu aku yakin perusahaan ini akan berkembang pesat.  Jika rencana-rencana yang telah dirancang dapat terlaksana dengan baik maka Choi’s Company akan menjadi pemain baru di bidang konstruksi dan properti. Lalu…” kalimat Siwon terhenti kala nyonya Choi berdeham.

 

 

 

Senyum simpul khas milik nyonya Choi nampak jelas. Wajahnya dingin. Nyonya SCoi berkata kepada Siwon dan menatap putranya lekat. “ Cerita yang menarik siwon. Itulah yang memang harus dilakukan oleh seorang anak untuk membayar kebaikan kedua orang tuanya. Orang tua manapun tidak akan pernah menuntut anaknya macam-macam, kecuali baktinya.” Nyonya choi menggantung ucapannya. Sejenak suasana menjadi hening. Siwon terdiam dan memasang matanya ke arah nyonya Choi. Sedangkan tuan choi menyesap anggur merahnya tenang seakan tidak terlalu ambil pusing dengan keadaan perjamuan yang canggung ini.

 

 

Yoona meletakkan garpu dan pisaunya dengan tangan gemetar, entah suasana dingin perjamuan ini membuatnya gugup. Perlahan Yoona meraih gelas anggurnya dan menegaknya sedikit. Pertemuan Siwon dengan kedua orang tuanya, benar-benar tidak biasa. Siwon tidak memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan ‘ibu’ atau ‘ayah’ — Siwon selalu menggunakan bahasa baku dan formal dihadapan kedua orang tuanya. Begitu pun sebaliknya. Sejenak Yoona merasa bersalah telah memaksa Siwon untuk melakukan perjamuan makan malam ini. Yoona pun meletakkan kembali gelas anggurnya, ia menatap Siwon sejenak. Pria itu terlihat sedang menahan dirinya. Yoona pun menundukkan kepalanya.

 

 

“Selain itu, sebagai orang tua harus mampu mendidik anaknya. Didikan yang keras akan membuat anak itu berfikir dan lebih berhati-hati dalam bersikap. Beruntung perusahaan itu,mampu melewati masa sulitnya berkat kegigihan si bungsu dan untuk kedua kakaknya mungkin hal itu terjadi karena salah didik.” Nyonya choi mendengus geli dan menganggantung ucapannya. Sejanak beliau hanya menatap putranya dan memainkan gelas anggurnya. Selanjutnya nyona Choi berkata “ Ternyata kami jauh lebih beruntung memilikimu  sebagai pewaris tunggal perusahaan Choi. “Nyonya Choi tersenyum dingin mengakhiri ucapannya.

 

 

Rahang siwon mengeras mendengarkan ucpan ibunya. Baginya kedua orang tua yang ada di depannya itu tidak memiliki hati. Mereka selalu melihat dari sudut pandang mereka sendiri tanpa memikirkan perasaan Siwon. Ia mengepalkan jemarinya erat untuk menahan emosi.

 

 

 

Yoona yang mengetahui hal itu secara perlahan ia memegang kepalan jemari Siwon. Ia menatap Siwon dengan tatapan teduh. Yoona memberikan senyum hangatnya.  Yoona berharap agar emosi siwon reda. “Tenanglah.” Lirih Yoona. Pria itu membuang nafasnya pelan seolah membuang sebagian emosinya. Perlahan wajah siwon melunak.

 

 

“Kami bisa membantu untuk melunasi setengah dari hutang dan bunga perusahaan itu.” sambung tuan Choi seraya menyandarkan punggungnya. Tuan choi pun hendak menyalakan cerutunya untuk menunggu siwon membuka suaranya.

 

 

 

“Kami juga bisa mengundang beberapa investor asing untuk membantu kelanjutan perusahaan itu. “ Nyonya choi yang menambahkan alternatif yang tepat untuk menjalankan rencana bisnis siwon.

 

 

 

Senyum samar nampak di bibir siwon. Kepalanya terasa sedikit lebih berat. Emosinya memang sudah menurun namun entah mengapa sebagian diri siwon masih belum puas. Ia belum mendapatkan secuil perhatian dari kedua orang tuanya. Apakah diriku bukanlah prioritas mereka? Sekali saja, bisakah mereka menanyakan keadaanku? Siwon akhirnya menegak anggur merahnya cepat. Siwon memainkan gelas anggurnya. Perlahan ia pun membuka mulutnya “ Tentu, peran anda sekalian sangat  dibutuhkan. Demi kemajuan perusahaan ini dan demi kemakmuran keluarga Choi.“ Siwon menekan bagian akhir ucapannya yang terdengar sedikit miris.

 

 

Tuan dan nyonya Choi hanya bisa tersenyum simpul mendengar ucapan Siwon. Tuan choi pun menyalakan cerutunya dan kemudian beliau mengisapnya dalam. Sedangkan Nyonya Choi kembali menikamti hidang penutupnya. Selalu, hanya itu, inti dari semua ini!

 

 

“Dan ah, kami sangat senang bertemu denganmu Nona Iim. Apa kau menikmati perjamuan makan malam ini?”

 

 

Nde.” Ucap yoona sopan kepada nyonya Choi. Untuk sejenak Nyonya Choi menatap Yoona. Perlahan seulas senyum simpul nampak di wajah dingin beliau.

 

 

 

Yoona mengigit bibirnya gugup. Ada beberapa hal yang dibenci oleh Yoona di dunia ini. Pertama, ia membenci akhir serial drama yang menggantung atau menyedihkan. Menurutnya, drama yang baik harus memberikan kejelasan di akhir ceritanya dan juga tokoh utama berhak mendapatkan akhir yang bahagia.

 

 

Kedua, ia membenci modus yang dilakukan oleh pria hidung belang ketika menggodanya di dalam taksi- memang yoona sadar itu resiko pekerjaanya. Oleh karena itu Yoona selalu membawa alat pemungkit listrik bertegangan rendah yang siap untuk menyerang pria-pria hidung belang itu.

 

 

Ketiga, ia membenci  makanan ala Eropa yang tak pernah bisa memuaskan perut laparnya. Yoona sudah berjanji pada dirinya, setelah acara perjamuan berakhir ia harus makan sesuatu. Perutnya masih lapar.

 

 

Keempat, ia membenci suasana yang kaku dan dingin seperti ini. Setelah acara perjamuan berakhir, Siwon nampak diam. Sepanjang perjalanan ini, hanya suara mesin yang sanggup ia dengar. Yoona meremas jarinya seraya melihat ke arah Siwon yang sedang menyetir. Helaan nafas berat keluar dari mulut Yoona. Rasa bersalah menyelimuti hatinya.

 

 

Dan yang kelima, Yoona membenci siwon yang nampak diam seperti ini. Ia membenci Siwon yang sedang sedih ataupun terpuruk. Entah sejak kapan pria itu menyita perhatiannya- Entah sejak kapan pria itu berada di tengah-tengah hatinya. Setiap saat Yoona selalu memikirkan pria itu. Ia sangat membenci ketika Siwon sedih seperti ini. Ia ingin segera menghapus kesedihan pria kenak-kanakan itu. Choi Siwon tersenyumlah, aku mohon...

 

 

“Apa kau sedang menyesali kesalahanmu sekarang?” tanya Siwon memecah keheningan. Siwon bertanya seakan mengetahui apa yang sedang Yoona pikirkan. Suaranya terdengar berat dan serius.

 

 

Yoona terhenyak di kursinya. Yoona membasahi bibirnya lalu ia pun membuka mulutnya “ hmm begitulah.” Yoona gugup. Perlahan ia pun mencuri pandang ke arah Siwon “A-aku merasa ini adalah kesempatan yang tepat untukmu bertemu dengan mereka. Kau bilang kau dan kedua orang tuamu jarang bertemu. Sehingga aku ber-….” kalimat Yoona terhenti kala Siwon terkekeh dari balik kemudianya.Yoona pun mendengus kesal. Ia melipat tangannya dan mengalihkan pandangannya. Siwon sedang mengerjainya.

 

 

“Kau berfikir kami harus bertemu di luar ruang kerja dan membicarakan sesuatu yang ringan, apakah itu yang kau pikirkan hmm?” Yoona menghembuskan nafasnya sebelum ia menganggukkan kepalanya. Siwon mendengus geli.

 

 

“Ini kesempatan langkah, orang tuamu berkunjung ke Korea. Kurasa kalian memang perlu bertemu di luar ruang kerja.” Kekehan Siwon masih terdengar dan hal itu membuat Yoona kesal. ” Hei, apakah ada yang lucu?” Yoona mulai emosi. Ia menatap Siwon tajam dan bahkan bersiap untuk memukul siwon jika pria itu berulah.

 

 

“Lalu, apakah kau sempat berfikir jika kedua orang tuaku  menanyakan hubungan kita?” Yoona mengangguk perlahan. “Dan ternyata?” Siwon melempar pertanyaan yang seakan memerintahkan Yoona untuk menjawabnya.

 

 

“Dan ternyata mereka tidak menanyakan apapun.” Jawab yoona jujur.

 

 

 

“Kau menyesal?” Siwon benar-benar sedang menggoda Yoona.

 

 

“Untuk apa aku menyesal?” Yoona menatap Siwon dengan mata yang terbelalak.

 

 

 

“Menyesal karena kejadian tadi tidak mirip seperti yang ada dalam drama.” Yoona membuang nafasnya asal dan menatap Siwon tidak percaya.

 

 

“Sebanarnya disini siapa yang menyesal karena kejadian tadi tidak seperti dalam drama. Kau atau aku huh? Kau lebih nampaknya sedang menyesalinya.” Yoona berkata dengan menunjukkan nada kesalnya. Sedangkan di sana Siwon tertawa lebar. Tawa siwon terdengar menyebalkan kini.

 

 

“Kau bisa mengatakan yang sesungguhnya. Kau tidak perlu malu.” Tuhan tolong, hentikan pria ini. Aku mohon padamu. Aku tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan- apalah daya yoona. Ia tidak bisa berbuat banyak selain mendengarkan perkataan siwon yang semakin ‘euy’ yang semakin membuatnya ingin muntah. “ Aku yakin, kau menyesal karena orang tuaku acuh terhadap hubungan kita. Mereka tidak bertanya sedikitpun. Kau pasti sempat membayangkan bahwa ke dua orang tuaku tidak akan menyetujui hubungan kita , karena kita berada di kelas yang berbeda. Aku tahu , kau menantikan kejadian dramatis lainnya, seperti aku akan  memohon  dengan berlinang air mata agar ke dua orang tuaku menyetujui hubungan ini dan…. ”

 

 

“Siwon! hentikan!!” Yoona menutup kedua telinganya dan secara mental ia mengutuk dirinya. Baiklah , ada satu hal lagi yang dibenci yoona. Yang ke enam adalah sikap Siwon yang menyebalkan ini masuk ke dalam daftar ‘hal yang dibenci Yoona’. Yoona menyesal menyalah artikan sikap diam Siwon tadi. Ia menyesal karena harus merasa iba dengan keadaan siwon. Ia merasa bodoh karena terlalu berlebihan menyikapi sikap diam siwon. Yoona kini mencatat di benaknya siwon diam bukan berarti ia sedang sedih Im Yoona bodoh! Bisa saja dia diam berfikir untuk menjahilimu. Sial…sial…

 

 

“Hei, sudahlah kau tidak perlu bersikap berlebihan seperti itu.” sambung siwon setengah tertawa. Perlahan jemari siwon menarik tangan yoona yang menutupi telinganya. “ Kau sangat menyukai drama, bukan? apa kau yakin tidak memikirkan hal itu.”

 

 

“Hisshh siwon, kau.” Yoona mendesis sambil menyungut ke arah siwon “Kau tahu aku sangat kecewa karena ke dua orang taumu tidak mengatakan apapun pada hubungan kita dan sebelum pergi ke acara perjamuan makan malam ini aku sudah menyiapkan segalanya. Menyiapkan jawaban yang tepat mengenai hubungan kita bahkan aku sudah menyiapkan obat mata untuk menangis di depan orang tuamu. Apa kau puas sekarang?” Yoona mengatakan hal itu dengan mengebu-gebu tanpa nafas. Ia menatap siwon dengan tatapan kesal.

 

 

Sedangkan di bangku kemudi siwon hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Siwon pun mengarahkan tangannya ke arah kepala Yoona dan kemudian mengacaknya gemas. “Dasar bodoh.” Setengahnya siwon pun tertawa.

 

 

Deg!

 

 

Desiran aneh itu pun muncul kembali. Sejujurnya yoona ingin meneriaki siwon karena mengacak-acak rambutnya namun niatnya urung kala menangkap raut muka siwon yang mulai melunak- Pria itu kini tertawa. Tawanya terdengar lebih santai dan tidak dibuat-buat. Hey, he laughs for real! Hati Yoona sejenak menjadi hangat. Inilah yang ia inginkan melihat senyum dan tawa pria kenak-kanakan itu.

 

 

“Bagaimana menurutmu perjamuan makan malam tadi?” Siwon melemparkan pertanyaan pada Yoona.

 

 

“Menyenangkan.” Siwon tergelak ketika Yoona menjawab pertanyaannya.

 

 

“Kau jangan menghiburku seperti itu.”  Sambung Siwon sambil meredakan tawanya. Sejurus kemudian Siwon menambah kecepatan mobilnya.

 

 

“Aku mengatakan yang sesungguhnya.” Kata Yoona sambil merapikan rambutnya.

 

 

“Jangan berbohong.”

 

 

“Lalu, apa yang harus kukatakan?” Suara yoona nampak seperti sedang menantang. Ia kembali melipat tangannya dan menatap Siwon di balik kursi kemudi. Yoona menunggu jawab Siwon sekarang.

 

 

 

Siwon tertawa pelan dan kemudian membuka suaranya “Tentu kau harus mengatakan yang sebenarnya. Kau pasti bosan mendengar percakapan kami. Kami tidak menanyakan kabar satu dengan yang lain. Diskusi akan selalu berakhir seperti itu, kami membicarakan tentang harga saham, kontrak kerja, beberapa rencana perusahaan hingga perjanjian investasi dan lain sebagainya. Apa kau benar-benar tidak bosan?”

 

 

Yoona terdiam. Ia mendengarkan perkataan siwon seksama. Ia tahu apa yang sedang siwon rasakan saat ini. Yoona pun menghela nafasnya pelan. Ia kembali menatap siwon dan tersenyum padanya. “Setidaknya kau masih bisa melihat kedua orang tuamu. Bukankah hal itu menyenangkan?” Perlahan mimik wajah Siwon berubah. Siwon bungkam.

 

 

Yoona pun membuka kembali mulutnya, “mungkin mereka tidak menanyakan kabarmu tetapi bukan berarti mereka tidak peduli padamu. Apakah kau sadar, kedua orang tuamu tadi mendengarkan dan  memperhatikan setiap detail ceritamu. Mereka juga memberikan saran yang tepat untuk mengembangkan perusahaan itu. Mereka bangga memilikimu. Mereka bangga karena kau adalah perwaris perusahaan mereka- the next Choi’s genaration.” Pada akhir kalimatnya, yoona berbisik pelan ke daun telinga Siwon. Senyum Yoona mengembang kala melihat reakasi Siwon. Pria itu terlihat gugup. Telinganya memerah. Yoona pun terkekeh karenanya.

 

 

“Ya…yah apa yang kau lakukan!! Berani sekali kau…” Siwon panik. Matanya mendelik. Ekspresi wajahnya aneh.

 

 

Yoona pun tertawa puas. Siwon tampak konyol saat ini. Yes, good job Im Yoona– Yoona berteriak  senang dalam hatinya. Hahaha..

 

 

“Hei tuan muda perhatikan jalannya!”  Perintah Yoona tak tahu diri ketika mobil terasa terhuyung ke samping jalan. Siwon hanya bisa mendelik, sedangkan Yoona berusaha menahan tawanya “Aku lapar. Tuan muda antarkan aku ke kedai jajangmyon kesukaanku.” Yoona semakin tidak tahu diri kali ini seraya mengedipkan matanya jahil pada Siwon.

 

 

“Ya!!” siwon menaikkan suaranya. Ia terlihat kesal. Sekali lagi Yoona tidak mampu menahan tawanya. Ia pun tertawa lepas. Ia menang kali ini.  Kencan malam ini sungguh menyengakan, bukan?

 

 

“Kapan kau akan masuk kerja di sana?” tanya Tuan Ahn ramah seraya melipat surat pengunduran diri Yoona dan  kemudian beliau masukkannya ke dalam amplop coklat.

 

 

“Mulai besok, tuan. Memang ini terdengar sangat mendadak sekali. Maafkan aku. ” Ujar yoona sopan sambil menundukkan kepalanya. Ada suatu perasaan aneh karena ia harus mengundurkan diri dari agensi taksi milik tuan Ahn ini. Perasaan bersalah? Iya Yoona sedang merasakan hal itu.  Baginya tuan Ahn lebih dari seorang bos di tempat kerjanya. Ia sudah menganggap pria paru bayah itu sebagai seorang ayah. Sudah banyak sekali kebaikan yang telah tuan Ahn berikan padanya. “Selama satu bulan ini, aku mulai menjalani traini di sana.”

 

 

Tuan Ahn mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Yoona. “Itu bagus. Aku sudah memimpikanmu mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik, Yoong. Kau tidak perlu merasa bersalah. Kau masih bisa mengunjungiku, jika kau punya waktu luang. “ Sambung tuan Ahn seakan mengetahui apa yang sedang Yoona rasakan. Yoona masih terdiam di tempat duduknya namun perlahan kepalanya mengangguk setuju dengan ucapan tuan Ahn.

 

 

“T-terimakasih tuan Ahn. Maaf, a-aku….” Tuan Ahn terkekeh renyah memotong ucapan Yoona. Yoona pun menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya.

 

 

“Aku tidak merasa keberatan sama sekali Yoong. Aku sudah menganggapmu seperti putriku sendiri. Aku mendukung segala pilihanmu, jika kau bahagia dengan pilihanmu maka aku juga akan begitu.” Kata tuan Ahn bijak. Perlahan tuan Ahn memasukkan surat pengunduran diri Yoona ke dalam lacinya. “Tunggu sebentar, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu.” Sambung tuan Ahn.

 

 

Yoona mengangguk. Ia melihat tuan Ahn sedang mengambil sesuatu dari lacinya. Sebuah album foto rupanya. Album foto itu nampak sudah lusuh. Yoona masih mengunci mulutnya dan memperhatikan tuan Ahn. Perlahan pria paruh baya itu membukakan sebuah halaman foto lamanya.

 

 

Yoona pun sedikit mendekatkan wajahnya untuk melihat foto tua itu. Foto itu masih tercetak hitam dan putih. Entah foto itu diambil pada tahun berapa. Terlihat di dalam foto itu, ada sepasang pengantin yang tersenyum. Hei, itu foto kedua orang tuaku– seru Yoona dalam hatinya. Seulas senyum terukir dari wajahnya. Foto kedua orang tuanya membuat hatinya terasa hangat. Ada rasa haru yang menyelimutinya kini. Ia senang bisa melihat wajah kedua orang tuanya, meski hanya sebuah foto. Itu cukup baginya. “Bagaimana anda memiliki foto ini tuan?” pertanyaan itu keluar dari mulut Yoona. Yoona pun menatap tuan Ahn, ia melihat pria paruh baya itu tersenyum.

 

 

“Mereka adalah temanku.” Yoona tercengang. Ia mengernyapkan matanya tak percaya. Tapi hey, di sudut hati Yoona, ia sangat senang mengetahui fakta itu. Ia tidak pernah menyangka bahwa tuan Ahn adalah teman kedua orang tuanya. Dulu ia hanya mengira bahwa tuan Ahn hanya seorang donatur  pantinya.

 

 

Kemudian tuan Ahn pun membalik halaman album fotonya. Di sana Yoona melihat tuan Ahn berfoto di tengah kedua orang tuanya. Tuan Ahn melingkarkan lengannya di bahu ayah dan ibunya. Yoona tidak sanggup menyembunyakan senyum. Ia senang sekali. “Aku mengenal ayahmu di bangku SMA, kami beruda berada di kelas yang sama. Ia menyukai ibumu sejak kelas satu dulu. “ Tuan Ahn memotong ceritanya dan tertawa kecil. Yoona terlihat antusias. Ia ingin mendengar kelanjutan cerita itu. “Aku membantu ayahmu untuk mendapatkan hati ibumu. Selama dua tahun berjuang, akhirnya ayahmu berhasil memiliki hati ibu. Hubungan kedua orang tuamu sangatlah kuat, meski banyak sekali halangan tetap saja kedua orang tuamu bertahan hingga keduanya memutuskan untuk menikah setelah menyelesaikan pendidikan sarjana. “ Yoona tersenyum mendengarkan hal itu. Ini pertama kalinya ia mendengar kisah lain kedua orang tuanya.

 

 

“Kehidupan pernikahan kedua orang tuamu sangat bahagia. Dan kebahagian mereka lengkap setelah  kau lahir, Yoong. Kedua orang tuamu sangatlah bahagia. Aku masih mengingat ayahmu, berteriak tepat di telingaku ‘Ahn Dong Chan aku seorang ayah sekarang!!’ sambil memelukku sangat erat hingga aku tidak bisa bernafas.” Tuan Ahn terkekeh sendiri mengenang hal itu. Yoona pun ikut terkekeh geli. Meski ia tidak pernah bertemu dengan orang tuanya, cerita tuan Ahn sanggup membuat hati Yoona bunga. Yoona tersenyum kepada tuan Ahn.

 

 

Untuk sejenak, tuan Ahn menatap Yoona. Binar mata Yoona mirip sekali dengan ibunya. Satu helaan nafas berat keluar dari mulut tuan Ahn. Sejujurnya beliau tidak ingin merusak senyum Yoona, tapi ia tidak memilki pilihan lain. Ini adalah bagian yang paling menyakitkan. “Mungkin ini memang jalan takdir yang tidak bisa dihindari oleh siapapun, Yoong. Kebahagian itu tidak bertahan lama, setelah usiamu genap dua tahun, musibah itu pun terjadi. “

 

 

Senyum yoona perlahan memudar. Ia meremas jemarinya. Ia tahu, sebahagia apapun cerita kehidupan kedua orang tuanya maka tibalah pada bagian yang paling menyakitkan. Yoona pernah mendengar cerita ini sebelumnya. Ia tidak mungkin bisa menghindari bagian ini. “Aku sudah mendengar cerita ini, dari suster kepala tuan Ahn. Kau tidak perlu khawatir. “

 

 

“Bukan, bukan seperti itu Yoong. Aku merasa bersalah kepada kedua orang tuamu. Mereka adalah sahabatku. Tetapi aku tidak bisa menjalankan permintaan terakhir mereka waktu itu.” Tuan Ahn menarik nafasnya. Belaiu pun menghembuskan nafasnya perlahan. Beliau terdiam. Perasaan ragu menyelimuti relung hati tuan Ahn. Sedikit berat untuk mengungkapkan hal ini. Tapi ini kesempatannya untuk mengatakan yang sesungguhnya. Amanat terkahir sahabatnya.

 

 

“ Berita kecelakaan di tambang tempat ayahmu bekerja mengejutkanku. Saat itu ayahmu sedang berada di tempat penggalian,  terjadi ledakan gas hingga  berakibat tanah amblas. Ayahmu tertimbun di dalamnya. Tim evakuasi bergerak cepat. Mereka berhasil menyelamatkan pekerja lain yang berada di ring satu. Hari kedua tim evakuasi perlu bekerja extra karena memasuki  ring  kedua – Beberapa pekerja berhasil diselamatkan meski dalam keadaan luka parah. Dan terkahir, tim evakuasi membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai ring ke tiga. Wilayah itu rawan sekali. Salah perhitungan, tanah bisa saja amblas.” Tuan Ahn terlihat frustasi meneruskan ceritanya. “Upaya penyelamatan berkembang lambat, tim evakuasi mengalami kesulitan untuk mencapai ring ke tiga. Harapan hidup tim ayahmu sangatlah tipis, Yoong. Dan di hari ke….” Tuan Ahn mengusap wajahnya. Beliau memotong ceritanya- seakan tak mampu meneruskannya.

 

 

“Dan di hari ke sepuluh, ayahku dan timnya berhasil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. “ Yoona melanjutkan kalimat tuan Ahn. Dan beliau hanya bisa menangguk lemah membenarkan ucapan Yoona. Suasan ruang itu berubah menjadi lengang. Hening dan dingin. Yoona menundukkan kepalanya. Ia meremas jemarinya semakin kuat. Ia sudah mendengar cerita itu. Ia tahu penyebab kematian kedua orang tuanya.  Tapi tetap saja, perasaan ini selalu muncul ketika ia mendengarkan hal ini. Sakit. Itulah yang dirasakannya.

 

 

“Maaf. Apa kau menyesal mendengarknya yoong?” Tanya tuan Ahn serak. Dengan sigap Yoona menggelengkan kepalanya.

 

 

“Sakit dan kecewa masih tetap ada, tuan, tapi aku tidak bisa menentang kehendak Tuhan. Kedua orang tuaku sudah mendapatkan tempat terbaik di sana.” Kata yoona lirih. Setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Ia sudah terbiasa dengan perasaan ini.

 

 

Suster kepalanya pernah berkata, bahwa anak-anak yang tinggal dipanti adalah anak yang kuat. Tidak semua anak mampu memikul beban berat seperti itu. Tidak memiliki kedua orang tua, bukan berarti segalanya sia-sia karena kita tidak pernah tahu bahwa Tuhan telah menyiapkan rencana yang indah nantinya. Dengan cepat Yoona menghapus air matanya. Ia tersenyum kepada tuan Ahn. Ia tersenyum untuk menyembunyikan perasaannya. Ayah dan ibuku sudah bahagia disana, mereka selalu melihatku dari sana. Aku tahu itu.  “Lalu apa permintaan terakhir kedua orang tuaku, tuan?”

 

 

“Setelah dua puluh hari kematian ayahmu, ibumu jatuh sakit. Semakin hari keadaan ibumu semakin menurun. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ibumu menggengam tangaku erat dan mengatakan padaku Dong chan-ah tolong jaga putriku, maaf jika temanmu ini merepotkanmu. Ini permintaan terakhirku dan suamiku. Aku hanya bisa meng-iyakan permintaan ibumu saat itu agar ia bisa pergi dengan tenang. Aku tidak pernah menyangka kedua sahabat terbaikku pergi meninggalkanku begitu cepat. Dan setelah ibumu pergi, aku tidak bisa menjalankan permintaan terakhirnya.” Tuan Ahn mengusap wajahnya. Guratan penyesalan itu nampak di wajah tuanya. Sejenak tuan Ahn mengalihkan pandangannya. Beliau seakan tidak sanggup menatap wajah Yoona. Hening mengambil alih keadaan untuk beberapa saat. Namun kemudian, beliau membuka kembali suaranya. “Aku yang mengirimmu ke panti asuhan, Yoong. Rasa bersalah ini terus memburuku, aku menghianati amanat temanku sendiri. Maafkan aku.”  Untaian kata ‘maaf’ terus terulang dari bibir Tuan Ahn. Beliau menyesal. Beliau pun tertunduk.

 

 

Yoona terhenyak. Matanya menatap pria paru baya itu. Pikiran Yoona kosong. Tidak tahu harus bersikap. Batinnya bergemuruh. Berandai-andai membayangkan keadaannya beberapa tahun yang lalu. Seluruh masa kecilnya dihabiskan di panti. Dan kini, ketika usianya dua puluh  tiga tahun, barulah ia tahu kebenaran ini.  Kebenaran memang sangatlah pahit. Jika dulu, tuan Ahn mengikuti permintaan terkahir ibu, mungkin aku…

 

 

Cukup!

 

 

Berandai-andai pun juga tidak berguna saat ini. Yoona menguatkan dirinya. Segera ia menguasai dirinya kembali. Ini jalan hidupnya- menyalahkan tuan Ahn juga tidak berguna. Menyalahkan tuan Ahn berarti sama saja ia tidak bisa menerima jalan takdir-Nya. Perlahan Yoona meraba kembali foto kedua orang tuanya. Yoona tersenyum.

 

 

Dulunya- Yoona sempat berfikir bahwa ia hanya anak korban kecelakaan tambang dan ibunya meninggal karena sakit.  Tetapi kini tuan Ahn yang membuka kisah lain yang tidak pernah Yoona ketahui. Sungguh menyakitkan mengetahui bahwa tuan Ahn yang mengirimnya ke panti. Namun…Biarlah, toh  kejadian itu sudah lama terjadi. Sudah tertinggal di belakang. Semua terjadi karena ada suatu alasan di dalamnya. Yoona berjanji tidak akan menyalahkan tuan Ahn ataupun keadaan. Selama ini tuan Ahn sudah sangat baik padanya.

 

 

 “Terimakasih tuan Ahn. Meski kau tidak mengasuhku secara langsung, tapi kau selalu berkunjung ke panti setiap akhir bulan. Kau selalu memberiku peralatan sekolah baru setiap kenaikan kelas. Kau selalu memberiku kado disetiap hari ulang tahunku. Ketika aku berada di seol jaga kau  memberiku pekerjaan, bahkan kau membantu sewa flatku. Bukankah itu terhitung anda sudah menjalankan permintaan kedua orang tuaku, tuan?” tuan Ahn menghembuskan nafasnya lemah. Beliau pun menanggukan kepalanya.

 

Lihatlah, Semuanya impas, bukan?

 

 

“Semoga seperti itu.” Gumam tuan Ahn. Perlahan beliau membuka kembali halaman fotonya. Di sana terlihat foto pernikahan Tuan Ahn. Ayah dan ibu Yoona hadir di pernikahan Tuan Ahn.

 

 

 

Yoona tersenyum. “Kau terlihat keren denga tuxido itu, tuan.” Komentar Yoona dengan intonasi ceria- ia ingin menghapus suasana kelabu yang menyelimuti ruang kerja 3×3 m2 Tuan Ahn.

 

 

 

“Kau jangan merayuku. Tetap saja Yoong, aku merasa bersalah karena mengirimmu ke panti. Andai saja Sung Ah mau mengasuhmu juga, mungkin….”

 

 

“Tuan Ahn. Anda dan bibi sudah terlalu baik padaku. Kini tugasku yang akan membalas kebaikan kalian berdua. “ Potong yoona sambil tersenyum. “Terimkasih tuan Ahn.” Sambung yoona sambil mengenggam tangan Tuan Ahn layaknya seorang anak pada ayahnya. Yoona tidak ingin melihat guratan penyesalan itu. Sebisa mungkin ia ingin menghapus rasa penyesalan pria paruh baya itu.

 

 

Tuan Ahn menepuk permukaan tangan Yoona. Beliau menatap manik mata Yoona- manik mata itu mirip sekali dengan ibunya. Manik mata yang menenangkan. “Aku merasa lebih baik.”  Gumam tuan Ahn. Beliau pun tersenyum kepada Yoona dan berkata,“kau harus bersungguh- sungguh bekerja di sana, tunjukkan perfoma kerja yang baik. Jangan manja. Jangan menggunakan aegyo-mu untuk meminta belas kasih. Aegyo-mu benar-benar sangat memuakkan.”

 

 

“Iya, tuan.” Yoona mengangguk. Wajah tuan Ahn terlihat lega. Seakan beban yang selama ini beliau pendam kini terangkat. Bersykur akan hal itu, Yoona pun tersenyum.

 

 

“Apakah tuan muda- maksudku siwon tahu kau mendapatkan pekerjaan baru?” dan inilah seperti biasanya, tuan Ahn bertanya sesuatu yang sedikit random.  Yoona mengangkat alisnya heran. Huh?

 

 

Mengapa tuan Ahn menanyakan Siwon tiba-tiba?

 

 

“Tentu aku akan memberitahunya, nanti.” Jawab Yoona enteng sambil menatap tuan Ahn. Yoona masih tidak mengerti arah pembicaraan tuan Ahn.

 

 

“Aku harap kau segera memberitahunya, kalau tidak, dia bisa saja datang kepadaku dan meminta segala informasi tentang dirimu.”  Sambung tuan Ahn sambil mengambil cerutu di mejanya.

 

 

“Eh?”  Yoona mengeryit. Wajahnya nampak terkejut. Hey, Yoona mencium suatu kejanggalan.

 

 

Tuan Ahn tertawa tidak tahan melihat wajah penuh tanya Yoona. Beliau pun membuka suaranya kembali. “ Apa kau tidak tahu, Yoong. Beberapa bulan yang lalu, saat kau mengunjungi bunda Ester-mu di Taebaek, Siwon datang menemuiku membawa bingkisan untuk kelulusanmu. Dia sedang mencarimu. Ia mengatakan padaku, bahwa kau tidak membalas beberapa pesannya atau menerima teleponnya, katanya kau tiba-tiba menghilang.”

 

 

Hey, apalagi ini. Siwon datang mencariku? Waktu itu?. Haruskah ia senang saat ini? Dari perkataan tuan Ahn, siwon nampak cemas. Jika dipikir-pikir saat itu kan, Siwon dan Hwe Ji masih sedang bersama sebagai sepasang kekasih- dibalik itu semua diam-diam Siwon mencarinya. Catat mencarinya. Yoona mengigit bibirnya untuk menyembunyikan senyum gembiranya. Rasanya Yoona ingin berteriak- hey hey Choi siwon mencariku! “L-lalu?” Yoona berusaha memasang wajah datar untuk menutupi rasa bahagianya.

 

 

“Lalu?” bukannya memberikan jawaban , tapi tuan Ahn malah bertanya balik pada Yoona. Wajah tuan Ahn nampak ambigu saat ini.

 

 

“Ya, lalu kelanjutannya. Apa yang terjadi tuan?” Yoona mendesak ingin tahu. Duh– jantung Yoona berdetak lebih cepat. Aliran darahnya mengalir deras. Pikirannya melayang entah kemana. Kini ia menyerah menutupi perasaannya, wajahnya terlihat berseri-seri. Ia memasang wajah tercantiknya untuk menunggu lanjutan cerita tuan Ahn. “Apa yang terjadi tuan?” ulang Yoona dengan mata yang berbinar.

 

 

“Kau ingin tahu?” Yoona menangguk cepat. Tuan Ahn berusaha menahan tawanya. Sungguh mungkin ia akan merusak happy bubble  seorang Im Yoona kali ini.  Tuan Ahn pun memberikan aba-aba dengan telunjuknya agar Yoona mendekat. Yoona pun mendekatkan daun telinganya. “Tanyakan saja pada tuan muda S-…”  belum sempat tuan Ahn menyelesaikan kalimatnya, Yoona menarik dirinya menjauh. Yoona cemberut. Wajahnya memerah- merah karena kesal, tentunya!

 

 

“Tuan Ahn!!”  Yoona memekik. Suaranya meninggi beberapa oktaf. Sial tuan Ahn hanya mengerjainya. Yoona mengembungkan pipinya kesal sambil menatap tuan Ahn yang tertawa terpingkal-pingkal di kursinya.

 

 

Kencan.

 

Kencan dengan  Choi Siwon.

 

Kencan dengan Choi Siwon di hari minggu.

 

Kencan dengan Choi Siwon di hari minggu adalah ide yang bagus.

 

Kencan dimana?

 

Deoksugung.

 

Hah.

 

Baiklah , seharusnya Yoona sedari tadi menyadari kemana mereka akan pergi. Tapi sekali lagi otaknya tidak bisa bekerja dengan baik pagi ini. Mungkin karena perasaan terlalu senang. Mungkin juga karena Siwon nampak berbeda hari ini. Atau mungkin cara mereka berkencan hari ini yang berbeda.

 

 

Hey sejak kapan Siwon menjadi seperti ini. Sungguh secara mental Yoona sudah menampar dirinya keras agar seluruh  fungsi otaknya kembali. Yoona menatap Siwon dengan tatapan aneh. Sungguh ia tidak percaya hal ini terjadi.

 

 

“Kau tidak percaya ini?” Tanya Siwon.

 

 

“Oh.. Eung- Iya.” Siwon ternyum samar, lihatlah Yoona tak sanggup berkata. Mungkin otaknya kembali tidak berfungsi. Sungguh sebenarnya tidak ada yang spesial, ini hanya kencan kasual tidak lebih dari itu.

 

 

“Kau senang?” Tanya Siwon lagi. Yoona mengangguk pelan. Ekspresi Siwon masih tak terbaca. Pria itu nampak lebih tampan di mata Yoona pagi ini. Siwon yang kasual sungguh berhasil membuat hati Yoona meleleh. Saat ini Siwon mengenakan kaos hitam dengan model V neck dibalut dengan jaket berbahan levis yang digulung hingga sikunya. Dan sentuhan terakhir Siwon memakai sepasang celana dark blue jeans.  Jujur ini langkah sekali melihat siwon memakai baju se-santai itu. Biasanya Siwon sangat identik dengan setelan jas mahal atau kemeja putih yang sering ia kenakan, namun kali ini sungguh berbeda.

 

 

“Oh..uh- ya.” Dan lagi Yoona bersikap tolol. Imaginasi Yoona berkeliaran hanya melihat Siwon dengan baju santainya. Siwon yang mengenggam jemarinya. Siwon yang tersenyum. Siwon dan aroma maskulinnya. Siwon yang ukh…. nampak manis sekali dan Siwon yang….

 

 

“Ah, ternyata benar. Acara kencan murahan sangat cocok denganmu.”  Jeduar! Seperti suara balon yang melutus. Angan Yoona hancur luluh lanta begitu saja. Yoona tersadar dari fantasi konyolnya. Matanya mengernyap tak percaya. Bibirnya terbuka ingin memaki Siwon namun tak ada kata yang keluar dari mulutnya. Kata-katanya seolah tertahan.  Seluruh hanyalannya sirna berkat ucapan siwon. Sungguh pria ini pandai menghancurkan kebahagian Yoona dalam waktu singkat. Wajah Yoona seketika berubah. Yoona mengembangkan pipinya kesal. Rona pipinya memerah, menahan kesal.

Sedangkan Siwon tidak terlalu memperdulikan hal itu, pria itu pun menarik Yoona berjalan menyusuri trotoar dinding batu Deoksugung.  

 

 

Deoksugung adalah kawasan istana yang berada di tengah kota Seol. Bangunannya yang tradisonal sangat kontras sekali dengan gedung-gedung pencakar langit di Seol. Kawasan Istana Deoksugung bagaikan sebuah oase untuk menghilangkan suasana hiruk-pikuk kota. Tentunya kencan di sini bukanlah hal yang buruk.  Yoona tidak menyangka Siwon akan mengajaknya kemari. Memingat kencan kasual ala Siwon tidak pernah seperti ini.

 

 

Tadi pagi pukul setengah delapan tepat, Siwon datang menjemputnya dengan pakaian kasualnya. Siwon tidak mengendarai mobilnya sendiri. Ia bersama seornag supir. Sungguh tidak biasanya. Siwon jarang sekali menggunakan jasa supir pribadinya. Ia lebih suka mengendari mobilnya sendiri. Saat itu Siwon  tidak mengatakan kemana mereka akan pergi. Siwon saat itu mengenggam tangan Yoona dan mengajaknya berjalan menuju halte subway.

 

 

Siwon mengajaknya duduk di kursi paling belakang Subway dan membicarakan hal ringan seperti biasanya. Menggoda dan juga mengejek Yoona seperti biasa. Tapi hey, sungguh Yoona saat itu tidak benar-benar kesal. Ini sungguh pengalaman baru baginya. Kencan dengan Siwon yang kasual. Menggunakan angkutan umum. Membicarakan hal ringan. Tertawa bersama hingga tidak sadar kemana Subway itu membawa Yoona. Dan  ternyata tujuan terkahir mereka adalah Kawasan Istana Deoksungkung.  Siwon berhasil membuat Yoona terkesan. Terkensan dengan hal yang sangat sederhana. Semudah itu membuat hati Yoona bunga.

 

 

Meski sedikit mendumal. Yoona merasakan hangatnya genggaman jari Siwon. Pria itu mengedarkan pandangannya untuk melihat pepohonan yang mulai menguning.  Ada beberapa pohon yang daunnya berguguran.  Awal musim gugur pagi ini sungguh indah.

 

 

“Kau tidak salah makan kan?” tanya Yoona menyelidik.

 

“Kalau kau ingin berterima kasih atau terkesan padaku, bilang saja. “ sambung Siwon percaya diri dan seketika Yoona membuat ekspresi ingin mutah. “Bukankah kencan murahan seperti ini adalah impianmu?”

 

“Hah?” Yoona hanya bisa menggernyap menatap Siwon.

 

 

“Kau terkejut? Aku pernah membaca di buku harianmu. Kau menulis pada tanggal 25 Desember tahun lalu, ‘Dear santa, aku tahu, aku bukan seorang anak kecil lagi. Tapi aku percaya kau ada, kau akan memberikan hadiah terbaik untuk anak yang baik, bukan? Satu saja, aku ingin merasakan kencan kasual seperti menaiki subway bersama, berbicara hal yang ringan, bergandengan tangan dan diakhiri dengan makan di kedai jajangmyung, aku berha…-Ah..ah siwon belum sempat melanjutkan kalimat terakhirnya karena Yoona telah menghujaninya dengan pukulan di lengannya. Wajah Yoona memerah. Untuk kali ini wajah Yoona memerah karena malu.

 

 

“Kau! Berani sekali membaca buku harianku…” Yoona merengek seperti anak kecil. Ia terus memukul bahu siwon. Sungguh ia malu setengah mati. Bagaimana bisa Siwon membacanya. Kapan si Bodoh itu membacanya? Bagaiman ia bisa sangat ceroboh menaruh buku hariannya? Pasti Siwon membaca kala berkunjung di rumahnya.

 

 

Siwon hanya bisa tertawa. Membiarkan Yoona meluapkan rasa kesalnya. “Hey, mengapa kau marah? Bukankah kau yang menulisnya sendiri?”

 

 

“Iya, aku yang menulisnya, tapi tulisan itu tidak untuk dibaca orang lain.” Jawab Yoona cepat dan matanya berkilat. Yoona terlihat malu. Tanpa memperdulikan Siwon yang menertawakannya, ia pun melangkahkan kakinya pergi.

 

 

“Hey, baiklah maafkan aku.” Ucap Siwon setelah berhasil menyusul langkah Yoona. Siwon menahan lengan Yoona. Dilihatnya Yoona masih nampak kesal. “ Aku kira buku yang kau taruh di depan TV hanya sebuah agenda harianmu. Ternyata buku itu adalah sebuah…..”

 

 

“Baiklah, kau tidak membaca yang lainnya kan?” Yoona memotong kalimat Siwon. Matanya menyeledik Siwon yang terdiam di sampingnya. Siwon membasahi bibirnya. “Kau mem-…”

 

 

“Ah sudahlah, aku sudah minta maaf.  Aku sudah menyiapkan tiket untuk masuk ke  Junghwejeon. “ Sela Siwon sebelum Yoona melengkapi kalimatnya. Siwon tidak peduli apakah Yoona masih kesal atau bagaimana. Ia meraih jemari Yoona dan mengajaknya masuk ke dalam gerbang Daehan yang mana akan membuhungkan ke arah istana Junghwejeon. “Sebagai permintaan maaf, aku akan mengantarmu makan ke kedai jajangmyeon langgananmu. Kau bisa bertemu dengan kekasihmu di sana.”

 

 

“Aku tidak ingin makan jajangmyeon.”

 

 

“Baiklah, katakan apa yang kau mau? Mau makan apa nanti siang?” tanya Siwon dengan suara sok sabar dan sok ramah.

 

 

“Aku, ingin memakan tuan muda  Choi Siwon.” bisik Yoona sambil memasang wajah kesal. Matanya menatap Siwon tajam. Ingin sekali ia mencabik-cabik pria di sampingnya itu. Enak saja, mau meminta maaf dengan sogokan makanan, memangnya Yoona anak kecil? sekalian saja Siwon membelikan permen kapas atau balon berbentuk ikan paus untuk membujuknya. Huh dasar!

 

 

“Hhahahah, kau memiliki pikiran yang cukup liar. Aku suka itu. Nanti kita akan memiliki waktu untuk itu, kau bisa melakukannya sep…”

 

 

Wajah Yoona memerah dan ia pun memekik untuk menghentikan ucapan mesum pria itu.“Siwon! Cukup. Lupakan semuanya.”  Siwon masih terkikik di sampingnya. Pria itu pun mengangguk kan memamerkan tanda OK.“Lupakan masalah buku diary-ku dan aku akan melupakan fakta kau telah membaca buku diary-ku, oke?” Siwon mengangguk sekali lagi. Pria itupun memamerkan senyum ala iklan pasta gigi. Mungkin mengalah lebih baik, daripada mendengar perkataan mesum Siwon.

 

 

Yoona menghela nafas kesal dan kemudian membuang mukanya. Muka Siwon nampak menyebalkan kini, senyum ala iklan pasta gigi itu membuatnya muak. Yoona mengikuti langkah Siwon yang sejak tadi mengandeng tangannya. Mereka berjalan mendekati Istana Junghwejeon.

 

 

Suasana pagi Istana Junghwejeon cukup ramai, terlihat beberapa pengunjung asing dan pengunjung domestik sedang mengambil foto, ada juga yang hanya berjalan mengelili kawasan Istana tersebut. Beberapa anak kecil terlihat sedang berlarian masuk dari gerbang Daehan menuju Istana Utama Junghwejon. Yoona mendengar tawa anak kecil-kecil itu.  Yoona sempat melihat, para ibu-ibu mencoba berlari mengerjar anak mereka. Ada yang berteriak, “Nak, jangan lari-lari.” Tanpa ia sadari ia tersenyum melihat hal itu.

 

 

“Sudah tidak marah?” Tanya Siwon.

 

 

Yoona menarik nafas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya. “Tidak.” Jawab singkat.

 

 

“Oke bagus, bagaimana pekerjaan barumu?”

 

 

“Aku sudah melewati minggu pertama sebagai seorang traini. Ternyata menjadi tenaga penjual atau marketing tidak jauh beda dari supir taksi. Aku bertemu dengan kostumer baru setiap harinya.” Siwon tergelak begitu mendengarkan penjelasan Yoona. “Kenapa tertawa?”

 

 

“Seingatku, kau membuat beberapa lamaran pekerjaan menjadi staf keuangan, administrasi dan akutansi, tapi mengapa mereka menaruhmu di bagian pemasaran? Kau pasti telah melakukan kesalahan ketika interview kerja.” Kini Yoona mengeluarkan tawa sumbang. Ucapan Siwon ada benarnya.

 

 

“Mereka menyuruhku menceritakan pengalaman kerjaku sebagai supir taksi dan juga kegiatan masa kuliah. Aku tahu, aku terlalu banyak menghabiskan waktu kuliah mengikuti kegiatan ini itu di awal semester dan pengalaman menjadi supir taksi cukup mengesankan. Aku selalu dihadapkan dengan berbagai juta karakter pelanggan dan bekerja menjadi supir taksi itu membutuhkan kesabaran. Mungkin karena itu dan ah….” kalimat Yoona terputus karena Siwon memekik tidak terima.

 

 

“Apa? Kesabaran? Ingat kau tidak sabar menghadapi penumpang mabuk. Kau juga pernah membuang salah satu penumpangmu.”

 

 

“Hei itu berbeda, kau jangan mengaitkan pengalaman kerjaku sebagai supir taksi dan pengalaman pribadimu yang mabuk saat itu.” Siwon hanya bisa mendecih. Ada bagian dirinya yang tidak terima dengan apa yang telah diucapkan Yoona. Namun Siwon memilih untuk bungkam, ia memilih untuk berdaimai saja.

 

 

“Baiklah, baiklah. Kau belum menceritakan tempat kerjamu? Dimana? “   ada sorot keraguan di wajah Yoona ketika Siwon menanyakan hal itu. Siwon hanya menatap Yoona dan ia memilih bersabar menunggu jawaban gadis itu.

 

 

“Di..ehm. Galeri properti dan konstruksi S.O.S.”

 

 

“S.O.S?” Tanya Siwon memastikan perkataan Yoona. Gadis itu pun mengangguk. Wajah Siwon terlihat sedikit berbeda.  Ekspresi Siwon tak terbaca.

 

 

“Jadi istilahnya mereka membuat satu toko bagunan, pembeli bisa memilih berbagai jenis properti rumah dan beberapa alat berat konstruksi. Kami juga menyediakan jasa design untuk interior ruangan dan rumah. Hebatnya lagi beberapa jenis properti adalah hasil produksi S.O.S sendiri. Dulunya S.O.S hanya memiliki sebuah pabrik properti, namun kini mereka mengembangkan usahanya dengan membuka galeri pemasaran untuk produknya sendiri dan juga produk lain. Dan rencana ke depannya. Mereka akan menambah galeri pemasaran ini di kota-kota besar.”  Jelas Yoona panjang lebar.

 

 

“Ah, terdengar menarik.” Komentar Siwon dengan senyum aneh.

 

 

“Kau ada apa? Kau mengenal pemilik S.O.S?” selidik Yoona. Inilah yang ia takutkan. Sejujurnya Yoona tidak ingin bekerja di dalam perusahaan atau anak perusahan Siwon. Ia takut tidak bisa bebas. Mungkin dulunya Yoona ingin menjadi bagian dari staf perusahan besar Siwon. Namun pemikirannya berubah. Ia tidak ingin berada di lingkungan yang sama dengan Siwon. Ia ingin meniti karir dengan kemampuannya sendiri.

 

 

“Saat ini belum, mungkin nanti aku akan mengajaknya di acara jamuan makan malam.”

 

 

“Hah?” sungguh otak Yoona mulai berfikir keras. Membayangkan bila Siwon dan bos barunya di S.O.S duduk bersama pada acara jamuan makan malam. Sungguh Yoona tidak ingin hal itu terjadi.

 

 

“Kenapa?”sambung Siwon santai sambil mengamati air muka Yoona. Gadis itu terlihat gugup. Matanya berkilat dan mulutnya terbuka ingin mengatakan sesuatu.

 

 

“S-Siwon. A-aku tidak ingin kau mencampuri urusan pe..”

 

 

“Hahaha. Kau jangan berfikir terlalu jauh. Dasar otak drama.” Lagi-lagi Siwon memotong ucapan Yoona. Siwon tertawa sambil menyentil dahi Yoona cukup keras. Sehingga membuat Yoona memekik kesakitan. Detik berikutnya, Siwon segera berlari menghindari amukan Yoona.

 

 

“Hei. Kemari kau. Jangan berlari. Aku akan membunuhmu!!” Yoona berterik ke arah Siwon. Si pria kenak-kanakan itu sudah berlari cukup jauh darinya. Sungguh kali ini Yoona ingin memakinya atau tidak menendang pantatnya. Berani sekali Siwon menyentil keningnya. Dan rasanya kening Yoona masih sakit. Pria kenak-kenakan itu harus bertanggung jawab. “Hei!” Teriak Yoona sambil berlari mengejar Siwon.

 

 

Memang hari ini spesial. Kencan kasual ini masih berlanjut.  Yoona merasa seperti sedang de javu. Kini ia duduk berhadapan dengan Siwon yang tengah sibuk menggunting-gunting daging di atas panggangan. Makan siang kali ini, Siwon mengajaknya makan samgyupsal.

 

Yoona membasahi bibirnya, ia tidak sabar ingin memakan daging-daging itu. Perlahan Yoona mengambil sumpitnya. Lalu membalik-balik beberapa daging yang mulai terlihat setengah matang.

 

“Ini, Sudah cukup matang. Buka mulutmu!” kalimat itu lebih terdengar seperti perintah di telinga Yoona. Sejenak Yoona hanya terdiam melihat Siwon yang mengarahkan capitan daging ke arahnya. Tidak ada ekspresi yang terlihat di wajah Siwon. Cih dasar, hopless romantic. “Tidak mau?” dengan gerakan cepat Siwon memakan sendiri dagingnya dan sungguh Yoona tidak percaya dengan apa ia lihat.

 

“Dasar!”

 

Tak mau kalah, Yoona pun segera menyumpit daging yang sudah matang. Ia melahapnya cepat sambil memperhatikan Siwon yang mengunyah daging.  Setelahnya Siwon  mengambil selada, menyumpit bawang dan kemudian mencelupkan daging ke dalam saus pedas lalu membungkusnya menjadi satu. Terkahir ia melahapnya. Yoona pun melakukan hal yang serupa.

 

 

Untuk beberapa saat tidak ada percakapan di antara mereka. Entah sejak kapan acara makan siang ini menjadi kontes makan daging  cepat. Mereka berdua nampak tidak mau mengalah satu dengan yang lainnya. Daging-daging itu sudah hampir habis, namun masih saja dari mereka belum ada yang berdamai. Mungkin perut mereka sama-sama kelaparan atau bagaimana entahlah. Kini malah Siwon meminta tambahan daging, ia nampak tertantang dengan selera makan Yoona yang cukup besar.

 

 

“Siwon, kita tidak sedang kontes makan, bukan?” tanya Yoona pelan.

 

 

“Tidak, kita hanya makan dengan cepat.” Yoona terkikik geli mendengar jawaban Siwon. Perlahan Siwon pun menuangkan menuangkan air putih ke dalam gelas milik Yoona. “Minumlah yang banyak, kau sudah makan berapa banyak daging siang ini?”

 

 

Gadis itu hanya mengedikkan bahunya, ia tidak bisa menghitung berapa banyak daging yang masuk ke dalam perutnya. Lalu dengan senang hati Yoona pun meminum air putihnya.

 

 

Tak lama, pesanan daging tambahan mereka datang. Ahjumma itu meletakkan, satu paket besar daging segar. Sebelum pergi ahjumma itu mengambi nampan kotor di meja mereka. “Selamat menikmati.” Ucapnya lembut dan kemudian pergi meninggalkan Siwon dan Yoona.

 

 

Sekali lagi, Siwon pun mengambil salah satu daging dan kemudian mengguntingnya kecil-kecil. Perlahan ia menata daging-daging itu di atas panggangan.

 

 

“Apa kau yakin tidak salah makan hari ini tuan muda?” pertanyaan serupa terulang kembali dari mulut kecil Yoona dan membuat Siwon  mendengus geli. Yoona pun menatap Siwon sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Siwon masih sibuk dengan kegiatannya memotong dan menata daging di atas panggangan.“Aku baru tahu, bahwa kau sempat menemui tuan Ahn untuk mencariku? Saat itu kau membawa bingkisan kelulusanku, apakah itu benar?” itulah pertanyaan yang selama seminggu ini Yoona simpan. Akhirnya terungkapkan juga.

 

 

Siwon menatap Yoona sejenak dan seulas senyum muncul di wajahnya. Siwon pun mengangguk membernakan hal itu. “Iya, saat itu aku ingin bertemu denganmu untuk merayakan kelulusanmu.” Yoona berusaha keras untuk menyembunyikan ekspresinya. Pipi Yoona mulai memanas.

 

 

Ia mengigit bibirnya agar tidak terlihat sedang tersenyum. Sungguh ia tersipu mendengar ucapan Siwon. Ia senang bahwa Siwon benar-benar ingin bertemu dengannya. Perlahan Yoona menarik wajahnya dan berusaha mengatur ekspresinya. Ia mengambil gelasnya dan kemudian menuangkan air putih di dalamnya. Ia pun meminumnya sambil mencuri pandang ke arah Siwon.

 

 

“Apa tuan Ahn yang memberi tahumu?” Tanya Siwon sambil meletakkan daging yang sudah matang di piring Yoona.

 

 

“Eung.” Jawab Yoona sambil mengangguk. Ia pun menyumpit daging itu dan melahapnya cepat. Yoona mengunyah dagingnya sambil tersenyum ke arah Siwon.

 

 

Yoona terlihat senang hari ini. Dan untuk pertama kalinya, Siwon merasakan hatinya menghangat senyum Yoona. “Ah, jika kau butuh tumpangan pulang ke Taebaek, aku bisa mengantarmu.” Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Siwon.

 

 

“Boleh.” Jawab Yoona cepat. “Aku yakin kau salah makan sesuatu, tuan muda.” Sekali lagi ucapan itu membuat Siwon tertawa. Yoona tidak hentinya tersenyum. Ini sungguh manis. Siwon baru saja menawarinya mengantarnya ke kampung halamannya.

 

 

”Apa kau ada rencana untuk pulang ke Taebaek dalam waktu dekat ini?”

 

 

Untuk sejenak Yoona terlihat sedang berfikir. Ia mencari waktu yang tepat. “Hmm, bulan depan, mungkin di minggu pertama.” Jawab Yoona sambil menyumpit daging yang sudah matang.

 

 

Dilihatnya Siwon menganggukkan kepalanya. Dan kemudian Siwon membuka mulutnya “Baiklah, bulan depan minggu pertama.”

 

 

“Oke.” Jadwal kencan berikutnya adalah pergi mengunjungi kampung halamannya di Taebaek. Yoona pun terlihat bersemangat dan kemudian melahap dagingnya.

 

Yoona dan Siwon berjalan beriringan. Jemari mereka saling bertautan. Yoona menggumamkan alunan melodi pada setiap langkahnya. Kini mereka berdua berjalan melewati persimpangan menuju flat Yoona di temani dengan cahaya matahari yang mulai meredup. Hanya ada satu kata yang dapat melukiskan perasaan seorang Im Yoona kali ini. Senang. Itulah yang ia rasakan.

 

 

“Aku ingin bertanya padamu.” Kata Siwon.

 

 

“Apa?” sambung Yoona sambil menatap Siwon.

 

 

“Sebelum aku bertanya, kau harus janji tidak akan marah padaku.”

 

 

“Tergantung pertanyaannya.” Timpal Yoona santai.

 

 

“Ya sudah tidak jadi.” Seketika Yoona menghentikan langkahnya. Ini sungguh menyebalkan. Yoona sudah penasaran dan dengan seenaknya, Siwon mengurungkan niatnya untuk bertanya. Sungguh pria itu harus bertanggung jawab karena membuat Yoona penasaran.

 

 

“Katakan, apa yang ingin kau tanyakan padaku!” Yoona meruncingkan matanya kepada Siwon.

 

 

“Aturannya mudah, kau harus berjanji dulu.” Tukas Siwon sambil tersenyum jahil ke arah Yoona. sedangkan Yoona masih tetap bergeming di posisinya. Otaknya sedang berfikir keras. Sungguh ia ingin mendengar pertanyaan Siwon. Tapi.. tapi… bagaimana kalau dia bertanya yang aneh-aneh? Yoona mengigit bibirnya. Tanpa memperdulikan Yoona, Siwon dengan santainya menarik tangan Yoona untuk berjalan.

 

 

“Tunggu, baiklah aku tidak akan marah.” Siwon menatap Yoona sejenak. Ia pun menganggukkan kepalanya. Bibirnya membentuk seulas senyum.

 

 

Siwon menarik Yoona sedikit lebih dekat dengannya. Ia menatap mata Yoona lekat. Perlahan Siwon membuka mulutnya. “Mengapa kau ingin membantuku untuk melupakan Hwe Ji?”

 

 

“Karena kau yang memaksa, kau berdalih ‘hanya kau yang kupercaya’.” Mudah. Sungguh itu pertanyaan paling mudah. Yoona menjawabnya dengan cepat dan tanpa berfikir panjang.

 

 

“Semudah itu?” Yoona menanggukkan kepalanya. “Tidakkah kau menyukaiku?”

 

Previous / Next 

38 thoughts on “MISS TAXI [Chapter 4]

  1. Ini ff udah lama banget akhirnya di teruskan ..baca part in agak bingung doalnya udh lpa sama part2 yf lalu.tpi keren ..kelanjutanya jangan lama lama ya hehe…req ff yoonwon lagi dong

    Like

  2. Ya ampun akhirnya ini ff dilanjut juga hahaha.
    Udah lama ditunggu.
    KaKu kali ya kehidupan siwon sama orangtuanya.
    Ayooo yoona ditanya sama siwon hahhaa
    Apa yg mau dijawabb
    Jangan jangan siwon tau kalau yoona suka sama dia.
    Nexttttt
    Fightingg

    Like

    1. hi ^^ makasih sudah mengikuti miss taxi 1 , 2 , 3 dan 4 ini heheh
      iya begitulah keluarganya Siwon kaku heheh
      heheh Yoona masih mikir jawaban untuk pertanyaan Siwon yang tiba-tiba XD

      Liked by 1 person

  3. Ini sempet kaget td waktu baca judulnya. Kirain miss taxi yg lain hihi saking lamanya kirain udh selese. Btw suka ama kelanjutannya pa lg ama kalimat terakhir siwon hihi. Smgt lnjut thor

    Like

    1. hehehhe mungkin kamu kaget karena judulnya pake huruf kapital semu heheh
      well, makasih ya udah mau menyempatkan waktu untuk membaca lanjutan miss taxi ini ❤

      Like

  4. Wahhh makin seru aja ceritanya,dah lama bngeet nunggu ff ini.akhirnya d publish juga.nextnya jgn lama2 ya thor,dah penasaran wkwwk

    Like

  5. Akhirnya kluar juga ni lanjutan ff nya nunggunya lama bgt,duh…kapan mereka mngungkapkan perasaan mereka dan apa siwon mncintai yoona?mereka seperti anak kecil apalagi siwon yg sangat plos seperti anak kecil saja,lanjut author……jangan lama2 ya lanjutinnya,penasaran tingkat tinggi….

    Like

    1. hahaha iya mereka memang anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewasa hahaha , iini Siwon lagi tanya perasaannya Yoona , ya ditunggu aja semoga mereka bisa bersatu XD
      terimakasih ya sudah membaca hehe

      Like

  6. Wahhh aku kira ga dilanjut ff ini thor 😀 akhirnyaaa~ saya suka saya suka. Apalagi aku pecinta ff Yoonwon 🙂
    Kapan2 boleh dong request ff main castnya Yoonwon lagi? 😉 🙂 😉 😀
    Kenapa ya disini Siwon nyebelin banget 😮 😮 😀
    Pasti dia ngebaca Diarynya Yoong sehingga dia tahu perasaan Yoong kepadanya 😦 😦
    Dan kasian banget kisah hidupnya Yoong 😥 😥 dia wanita yang tegar 🙂 🙂
    Next part jangan lama2 ya thor ❤ ❤

    Like

    1. hy Shanty Laras,
      Miss Taxi ini pasti dilanjutin kok, cuma kadang mood author ini yang berantakan dan author enggak mau setengah2 publish miss taxi ini. Jujur ya, ketika miss taxi chapter 1, 2 dan 3 dapat sambutan baik dari para readers, author jadi terus berfikir untuk membuat lanjutan cerita ini lebih baik. Author g mau ngecewaiin pembaca, jadi ya gitu malah saking nuntut perfect-nya kadang udah nulis sampai separuh aku hapus lagi T.T
      makasih ya sudah suka sama serial Miss Taxi ini heheh
      hahaha untuk request Yoowon lagi, author enggak bisa janji chinggu hehe
      iya sifatnya Siwon mah emang gitu nyebelin tapi bikin gemes XD
      wkwkwkw Siwon mah kepo suka baca diary orang sembarangan xD
      iya Yoona wanita tegar heheh
      iya diusahaain , Miss Taxi rampung ^^
      Stay terus ya di miss taxi heheh

      Like

  7. Wah . .
    Puas banget bacanya feelnya juga dapet ntah kenapa meski hub mereka kayak gitu tetep suka
    next chap bnyakin yo0nwon momentnya unN

    Like

    1. Hiii yoong XD
      aduh aku seneng banget kamu suka Miss Taxi, kamu komen di setiap chapter Miss Taxi, aku jadi terharu hehehe
      Tenang moment mereka pasti dibanyakin lah XD kan mereka tokoh utamanya heheh

      Like

  8. Setelah sekian lama akhir ny ngepost sampe sedikit lupa ma cerita ny, msh bingung ma perasaan siwon ke yoona apakah siwon suka ke yoona karena yoona dah pya perasaan ke siwon, moga aja kejawab di part lanjut ny

    Like

    1. Hy lusy ^^
      iya itu ada ringkasan ceritanya, mulai dari chapter 1, 2 dan 3 hehehe
      makasih ya udah baca miss taxi ke 4 heheh
      tenang semuanya bakalan terjawab di Chapter ke 5 ^^
      terus stay ya di wp ini dan miss taxi ini ❤

      Like

  9. hmm…yoonwon jadi deket lagi ya,, dengan dalih bantu siwon buat ngelupain hwe ji, yoona justru makin kejebak dengan rasa sukanya ke siwon,,hoho itu ortunya siwon kok gitu banget interaksinya sama siwon,, syukur deh setidaknya ortunya siwon gak menunjukkan penolakannya ke yoona,, diem2 siwon juga sering nanyain dan nyariin yoona ya wkwkwk itu siwon ngajak kencan gegara dia baca buku hariannya yoona?? jangan2 siwon udah tau kalo yoona suka ma dia dari buku hariannya dan sekarang siwon lagi nyoba konfirmasi ke yoona?? makin penasaran sama kelanjutannya,, ditunggu next chapternya segera 😀

    Like

    1. Hii Chinggu
      iya mereka kan dasarnya deket heheh cuma ya gitu deket tapi sering bertengkar hahah macem tom and jerry hahah
      iya maklum orang tuanya Siwon itu kaku heheh tapi yang penting ortunya Siwon enggak menentang hubungan Siwon dan Yoona XD
      Bisa jadi ehehe Siwon udah tahu bisa aja Siwon cuma ngasal XD dia mah g peka hahah
      iya selamat menunggu dan semoga author bisa publish secepatnya chapter 5 ini hehehe

      Like

  10. I read this like two days ago tapi belum komen :’)) mianhae… Finally, you made it! 😉 I’m waiting for it hahaha. Kangen sama yoowon. Seperti biasa I like your story. Ak kra ini adalah chapter terakhir, Dan ternyata masih ada chapter yang lainnya. Knp ini pendek sekali? :’) setelah sekian lama saya menunggu hehehe. Mnrtku dari yg sblmnya ini adalah chapter yang paling berbobot. Sipp lah, saya bisa belajar banyak dari mas siwon 😉 tapi mungkin lbh baik bisa diperpendek penjelasannya? Hehehe atau kasih special dictionary pada bagian akhirnya. Jadi utk bberapa kata yang belum dipahami, bisa dimengerti. Bisa buat belajar juga heheh. Anyway what a good story! need the next chapter asdfghjkl >,<

    Like

    1. hii author Tsara kkk
      makasih sudah suka sama FF ini hehe, Jujur aku ngerasa ini adalah bagian terpanjang dari miss taxi heheh makanya aku cut sampai di situ heheh, selain itu kamu benar ini agak berbobot gegara Siwon yang jelasin tentang perusahaan baru yang dia akuisis hehehe. Dan masa lalu Yoona yang cukup dramatis heheh sekali lagi makasih sudah membacanya ya ^^
      well iya bentar lagi aku tambahin, kamus khusu untuk istilah2 asing itu XD bentar tak tanya Siwon dulu XD
      okay next chapter belum ditulis hahah XD
      semoga bisa publish cepet heheh, ini FF harus rampung tahun ini heheh
      Ini ff paling lama heheh dari tahun 2014 sampai 2016 hahah XD aku ngerasa nulis berpuluh-puluh chapter hehehe
      Ya pokoknya terimakasih buat para readers dan juga authour/admin di sini karena diizinkan mempublish miss taxi ini XD
      dan ini adalah FF pertama yang memilih readers terbanyak dan komen terbanyak hahah makasih semua XD

      Like

  11. Gak nyangka hubungan siwon sama keluarganya kayak gitu bgt gak kayak keluarga yg lain malah kayak pertemuan bisnis.. trus baru tau ttg kematian ortunya yoona ternyata karna itu.. momen yoonwonnya sweet bgt walaupun mereka masih sering bertengkar.. kenapa siwon tiba” nanya kayak gitu apa dia udah mulai suka sama yoona.. masih ada beberapa yg typo tapi gak mengurangi ceritanya yg keren.. di tunggu kelanjutannya..

    Like

  12. Kagak nyangka kalo ff ini mo di lanjutin 😱😱😱😱 uhhmmm… kalo menurut aku sihh sebenarnya siwon itu udah tau kalo yoona suka sama dia. Terbukti dia udh baca buku harian yoona… otomatia dia udh baca dongg curahan yoona tentang siwon ?? Siwon juga berlgak aneh 😁😁

    Like

  13. Ya ampun itu keluarga nya siwon kaku bgt cuma ngomongin masalah bisnis saat bertemu… Kasian sama siwon dia pasti butuh perhatian dari orang tua nya..
    Ahhh manis nya kencan mereka sweet aku suka 😊

    Like

Leave a reply to minarifini Cancel reply