Genre · Length · Romance · Vignette

Perfect Night


Title                : Perfect Night

Author            : ts_sora

Cast                : BTS’s Kim Seok Jin (Jin) OC’s Choi Ji Hyun

Length            : Vignette

Genre             : Romance

A/N                 : Saengil chukkae eonni!!! Jeongmal mianhae aku gabisa kasih apa-apa. Dan yang bisa aku buat cuman FF abal-abal ini. Buatnya juga mepet banget but hopefully you’re gonna love it. Sekali lagi selamat ulang tahun eonni! Semoga panjang umur, panjang rejeki dan pastinya didekatkan dengan jodohnya, ihiiiiyyy, moga-moga mirip Jin gitu XD. Woof You!!

 

 

So, kita akan berangkat bukan?”

Gadis yang kini tengah memilah dari sekian pakaian miliknya di dalam lemarinya tersebut hanya mengangguk kecil sebelum ia menatap laki-laki yang kini duduk pada tepian ranjangnya. Laki-laki itu hanya mendengus pelan. Belum, batinnya. Sekiranya sudah dua jam lamanya ia berada di ruangan tersebut dengan hanya memandangi gadisnya, Choi Ji Hyun, yang masih mengenakan beberapa roll pada surainya, nampaknya begitu nyaman memilah-milah pakaian yang akan ia pakai untuk malam ini. Bahkan gadis itu telah bersolek sejak beberapa jam yang lalu. Namun Kim Seok Jin ragu apa gadis itu akan benar-benar memilih satu di antaranya untuk ia pakai atau tidak.

“Ada apa?” Kim Seok Jin hanya tersenyum garing atas apa yang ia pikirkan kali ini sebelum ia akhirnya menggelengkan kepalanya ringan. Ia tahu, gadis itu bukanlah seseorang yang tepat untuk diajak berargumentasi. Ayolah, meski ia telah menunggu dua jam lamanya demi gadis itu mendapatkan pakaian terbaiknya, ia tahu ia tak akan menang. Ia memang tidak menyukai kebiasaan gadis itu yang satu ini. Namun apa pilihannya? Paling tidak, hal ini tidak seburuk beberapa bulan yang lalu dimana ia menunggu gadis itu berjam-jam lamanya dan pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk tidak berangkat akibat warna heels-nya yang tidak senada dengan dress yang ingin ia kenakan kala itu.

Mudah-mudahan tidak seburuk itu.

“Menurutmu warna pink atau merah yang cocok untukku?” tanya Ji Hyun kali ini menunjukkan dua buah dress secara bersamaan di hadapannya.

“Everything suits on you really well, babe.”

Oh please, ini bukan waktu yang tepat untuk merayuku. Jadi yang mana?”Kim Seok Jin meringis, ia terlihat mengernyitkan dahinya sebelum akhirnya ia menunjuk warna pink sebagai satu-satunya warna yang menjadi favoritnya.

But hell no, ini adalah acara makan malam dan warna pink tidak cocok untuk saat ini.”

“Kalau begitu warna merah?” tanya Kim Seok Jin sedikit menimbang-nimbang. Ji Hyun menatap dress bewarna merah di tangannya. Ia lantas terdiam, seperti menimbang-nimbang sebelum akhirnya ia mengerucutkan bibirnya.

It’s a big no no, kau tahu aku memakainya saat ulang tahun Jimin kemarin.”

“Lalu pakailah sesuatu yang belum pernah kau pakai, sayang,” ucap Seok Jin santai namun tidak untuk Ji Hyun. Mungkin satu hal yang tak dapat Seok Jin mengerti bahwa apa yang dikenakan para gadis adalah musuh terbesar mereka sendiri. Entah sejak kapan atau entah bagaimana bisa semua gadis begitu memikirkan apa yang dikatakan orang lain akan apa yang mereka kenakan.

“Ah, bagaimana dengan warna hitam? Warna hitam akan terlihat baik untukmu. Dan aku tak pernah ingat kau pernah memakai ini sebelumnya,” Kim Seok Jin menunjukkan sebuah dress bewarna hitam yang nampak begitu elegan dengan salah satu tangannya. Gadis itu terlihat mengernyitkan dahinya sejenak sebelum akhrnya wajahnya kembali sumringah.

Where did you get this? It’s perfect. But—Kim Seok Jin.” Choi Ji Hyun kini menggantung kalimatnya, matanya masih tertuju pada laki-laki yang berdiri di sana, masih dengan sebuah dress pilihannya.

“What?” Kim Seok Jin melihat keseluruhan dirinya dari atas hingga bawah. Menurutnya tak ada yang salah dengan dirinya saat ini, namun berbeda dengan Ji Hyun gadis itu lantas mengerucutkan bibirnya sembari melipat kedua tangannya tepat di dadanya.

“Apa kau serius dengan pakaian itu?” Kim Seok Jin sekali lagi menatap pantulan dirinya yang tengah mengenakan sebuah tuxedo hitam lengkap dengan sebuah dasi kupu-kupu bewarna merah yang terlihat begitu sempurna. Rambutnya sengaja ia tata sebegitu rupa dengan minyak rambut yang ia beli sehari sebelumnya. Ia juga tak lupa dengan sepatu kulit yang sengaja ia poles begitu mengkilat. Dan bukankah ia terlihat sempurna saat ini?

“Tak ada yang salah menurutku,” ujar laki-laki itu santai namun membuat Ji Hyun mendengus cukup keras. Gadis itu berjalan mendekat dengan bibir yang telah ia poles dengan lipstick merahnya yang tengah ia kerucutkan saat ini, membuat kesan menggemaskan sekaligus menggoda bagi Seok Jin. Jika bukan malam ini, ia tak mungkin bisa membiarkan gadis itu berdiam diri di sana.

“Kau terlalu sempurna. Apa kau lupa dengan apa yang kukatakan saat itu? Kau bisa mengenakan yang lain asal jangan mengenakan tuxedo,” ujar gadis itu masih dengan sikap kekanakannya yang entah mengapa kembali ia tunjukkan. Kim Seok Jin tersenyum tipis sebelum akhirnya ia mendudukkan dirinya di atas tepi ranjang sekali lagi dan membiarkan gadis itu berada lebih dekat dengannya.

“Jadi aku terlihat sempurna?” ujar Kim Seok Jin dengan penekanan dan saat itu juga menciptakan semburat merah pada kedua pipi gadis tersebut seakan sadar akan kata ‘sempurna’ yang baru ia ucapkan.

“Tidak keberatankah kau menjadi penata busanaku malam ini, lady?” Choi Ji Hyun terdiam sejenak seakan memikirkan tawaran yang diberikan laki-laki itu padanya. Ji Hyun yang masih dengan semburat kemerahan pada kedua pipinya, perlahan namun pasti membuka kaitan dasi kupu-kupu tersebut. Ji Hyun menarik nafasnya samar sebelum akhirnya ia terlihat menahan nafasnya, sadar saat manik kecokelatan sedari tadi menatapnya.

“Kau juga tak perlu menata rambutmu—” Choi Ji Hyun menghentikan kalimatnya kala Seok Jin menyambar bibirnya kali ini. “Seok Jin—” Terlambat untuknya, ia bahkan tak bisa menahan dirinya untuk tidak terhanyut dalam lumatan Seok Jin yang seakan menyerangnya tanpa ampun.

Bahkan saat Seok Jin dengan surainya yang mulai terlihat berantakan kali ini menghentikan aksinya sejenak demi membalikkan posisi mereka, manik kecokelatan miliknya masih menatap gadis itu dengan tatapan memuja. Meski Ji Hyun sadar ia kini terlihat buruk dengan beberapa roll rambut yang belum sempat ia lepas.

“Kau tahu mereka telah menunggu—mmph” Seok Jin menyeringai saat kini sekali lagi ia menyerang bibir Ji Hyun sekali lagi memberikan segala kenikmatan hanya untuk gadisnya tersebut. “Seok Jin—akh” Ji Hyun berusaha menggigit bibirnya saat Seok Jin kini mulai menyerang keseluruhan lehernya, memujanya dan menegaskan akan kepemilikan atas dirinya tanpa ampun.

Sorry babe, but I can’t handle myself for tonight. No more,” ujar laki-laki itu serak sebelum akhirnya Ji Hyun mengerang kenikmatan saat Seok Jin tak henti-hentinya memuja gadis itu pada setiap jengkal tubuhnya.

.

.

.

.

.

.

Kim Seok Jin meringis mendengar makian laki-laki di seberang sana. Sesekali ia terlihat menjauhkan telepon genggamnya saat suara laki-laki di seberang sana mulai memekik kali ini.

Jeongmal mianhae, kuharap kalian menikmati malam ini,” ujarnya begitu santai sebelum akhirnya ia benar-benar mengakhiri panggilannya tanpa mempedulikan laki-laki di seberang sana yang mungkin menyumpahinya saat ini.

“Min Yoon Gi?” Kim Seok Jin mengangguk singkat sebelum membenahi selimut yang kini tengah mereka kenakan.

“Kau tahu, tentu mereka marah karena kita tak datang padahal kita yang mengundang mereka.” Kim Seok Jin terkekeh pelan sebelum ia memeluk gadis yang masih terlihat kesal lebih dekat dengannya. Ia lalu tersenyum tipis.

“Bisa kau tutup matamu sebentar?”

Huh?”

“Iya, tutup mata. Hanya sebentar saja,” ujarnya meyakinkan. Ji Hyun yang awalnya terlihat ragu lantas menurut saja sedangkan Seok Jin meraih sesuatu dari nakasnya masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

“Sudah. Sekarang buka matamu,” ujarnya kali ini sembari memperlihatkan isi kotak kecil yang ada di tangannya tepat saat gadis itu membuka matanya, yang lantas membuat Ji Hyun terdiam seakan terpaku menatap apa yang dilihatnya saat ini.

“Seharusnya aku memberikannya malam ini dengan sebuah acara makan malam yang sangat kau inginkan dan menjadikan malam ini sebagai malam yang sempurna, tapi—” Seok Jin meraih jari manis gadisnya tersebut sebelum akhirnya ia meletakkan sebuah cincin bermata indah di sana. Ia lantas tersenyum. “Tapi aku malah merusaknya. Jadi, maukah kau menikah dengan kekasihmu yang bodoh ini juga memaafkannya Ji Hyun ah?” lanjutnya kali ini bersungguh-sungguh.

Ji Hyun yang masih terlihat terkejut sedetik kemudian hanya mengangguk kecil sebelum ia memeluk laki-laki di hadapannya erat-erat.

Aniya, it’s the most perfect night for me.” Seok Jin hanya tertawa pelan saat tangis bahagia gadis itu mulai terdengar saat ini. Entah sejak kapan gadisnya ini menjadi seseorang yang begitu sensitive saat ini.

Ya, apa kau lupa kalau orang yang berulang tahun tidak boleh menangis di hari ulang tahunnya?” Seok Jin yang masih berusaha menahan tawanya lantas mengelus punggung kekasihnya tersebut sebelum tangisnya semakin menjadi.

.

.

.

Saengil chukkae, Ji Hyun ah.”

 

-Fin-

6 thoughts on “Perfect Night

  1. Sandra Choi ultah yaa?
    Wahh, Happy Birthday, Chingu *HugErat2BrngSuga* maaf telat. Br baca ffnya soalnya.hehehe…

    Ini ff kok manisnya mirip Suga *ehh kekekek

    Like

    1. Maaf telat banget blsnya /.\ciyeeee hahaha. Mungkin Jin manisnya khilaf atau mungkin manisnya Jin janjian sama suga? asdfgkl #iniapaan-_- hahaha lisa eonnie! Thanks uda mau baca ff abal ini 😉

      Like

  2. gabisa gabisaaaa gabisa bayangin seokjin begitu, ih abang nakal dah yak wkwk dan yoongi ngamuknya kayaknya ga bakal padam deh perlu sequel wkwk
    ka sandra choi habedeee yaa, semoga makin langgeng sama oppa xD kita blm pernah ngobrol gt ya? wk, mian, rizky imnida.
    For sora, jangan lupa itu kata ‘sequel’ digarisbawahi hehe ditunggu yaaa

    Like

    1. Huaahhhhh riseuki maaf baru buka ini komen ih mian-___- hahaha yoon gi mah kalu ngamuk unyuuu ;3 /? Hahaha. Sequel duh /.\ ceritanya jihyun Dan Jin bejibun gitu, dari yg cerita happy ending Dan sad ending, trs mereka kudu saya apakaaan :”))

      Like

Leave a comment