Angst · Fantasy · Freelance · Genre · Hurt · Length · One Shoot · PG - 17 · Rating

[FF Freelance] 17th Again


tumblr_n3c4ngLMfl1tx5imvo1_r1_400

Author: @Yunietananda (IG, Twitter)

Title: 17th Again

Main Cast: Sung A Ra (OC), Jeon Jung Kook (BTS)

Other Cast: Jung Eun Bi (G-friend), Kim Jung Su (OC).

Genre: Angst, Fantasy, Hurt.

Rating: M/PG-17

Lenght: Oneshoot

 

Disclaimer: Cerita dan OC/Fiction Cast, hasil dari imajinasi Author. BTS dan G-friend member mutlak milik orang tua, Agency serta fans mereka.

 

Author Notes: Annyeong, Ini FF Alternative Universe pertama yang ku buat dan berniat di publish, sebelumnya aku hanya menulis di sebuah grup chating yang jumlah anggotanya kurang dari 10 orang. Maaf typo masih berserakan dimana – mana. Selamat membaca chingu! (Di tunggu kritik, saran dan komentarnya). ^^

 

Story:

 

Kenapa aku terus memikirkannya? Sejak kapan dia mengusik konsentrasiku? Andwe! Ini tidak benar! Aku akan meluruskan semuanya! Ini tidak boleh terjadi padaku! Dia hanya ujian bagiku, ya hanya ujian.

 

…….

17th AGAIN

 

 

[Author POV]

 

Ruang kelas, Kantor Guru, Seragam, Kegiatan Ekstrakurikuler, First Love, itulah beberapa hal yang sering kali di kaitkan dengan usia ke 17th masa indah saat di bangku Sekolah tingkat atas, SMA. Dan disinilah Sung A Ra saat ini berdiri, ruang kelas 301 SMA Cheongug. Gadis bertubuh mungil, itu baru saja selesai memperkenalkan diri sebagai siswi pindahan.

“Annyeong, chingu!” sapanya kepada siswi yang duduk disebelahnya, bukannya jawaban yang ia dapat gadis tadi justru membuang muka terhadap gadis berambut pendek sebahu ini.

‘Huuuffftt… Aku harus kuat! Fighting Ara!’ Gumamnya didalam hati, bermaksud menyemangati diri sendiri.

“Annyeong Ara! Aku Jeon Jungkook! Aku ketua kelas disini, kamu bisa mengandalkanku!” celetuk namja yang duduk tak jauh dari Ara.

‘Oh come on! Tidak lagi!’ Gerutu Ara masih di dalam hati. “Gomawo Jungkook.” akhirnya Ara memaksakan senyuman di wajahnya dan menyambut jabatan tangan pemuda tampan itu.

 

“Jung Eun Bi, boleh aku duduk disini?”

“Hyyaaa! Ttalawa!” sangat nampak ada ketidak nyamanan dari raut wajah yeoja cantik ini. “Yya! Darimana kamu tahu nama asliku? Siapa kamu?”

‘Gawat! Apa aku ketahuan?’

“Ingat ya! Jangan pernah lagi memanggilku seperti itu! Call me Eunha, Arra?!?!”

“Dwe, Arrassheo.”

“Kali ini kamu ku biarkan lolos, tapi tidak untuk selanjutnya. Satu lagi, jangan berusaha untuk akrab denganku. Kita tidaklah saling mengenal, terlebih aku tidak menyukai eldest stylemu ini.”

“Eh tapi…”

“Mwo?”

“Apa bisa kita berteman?”

“Shiro!!!”

 

‘Oh Damn! Babo! Babo Ara! Kenapa aku harus menjadi loser lagi? Wake Up Ara! Kamu bukanlah Sung Ara yang dulu, kamu keren, kamu berbakat dan kamu adalah a… murid berprestasi!’

“Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Omo! Hya! Kamu mengagetkatku!”

“Ah, mianhae. Aku hanya penasaran kenapa kamu memukul – mukul kepalamu. Apa itu tidak sakit?”

“Hyya! Ada apa denganmu sebenarnya? Kenapa kamu terus memperhatikanku sedari tadi?”

“Itu karena kamu sangat menarik. Di jaman semodern ini, masih ada siswi yang mengenakan rok seragam sepanjang itu (*nunjuk rok yang dikenakan Ara yang panjangnya selutut). Apalagi bahasamu terdengar sangat formal. Itu sangat lucu.”

‘Jungkook benar, ini Tahun 2015 yang serba modern dan canggih. Ada apa denganku? Kenapa aku bergaya seperti ini? Ah Babochoroem.’

“Wae? Kenapa kamu tiba – tiba diam?”

“Anni! Ah mian! Bisakah kamu membantuku?”

“Mwo?”

“Tolong ijinkan aku hari ini. Aku janji, jika kamu berhasil membuatku bolos hari ini dan lolos dari hukuman keesokan harinya, aku akan mentraktitmu makan. Bagaimana?”

“Shiro!”

“Wae?”

“Aku tidak mau di traktir makan.”

“Lalu?”

“Jadilah Yeoja ku?”

“Mwo?”

“Deal or No?”

“Joh-a! Tapi jika itu berhasil membuatku tidak di hukum, Ok?”

“Ok.”

“Baiklah, aku pergi ya!”

“Hya! Kamu mau lewat mana?” teriak Jeon Jungkook namun tak di hiraukan oleh Ara yang berlari ke arah belakang sekolah, kemudian gadis itu memanjat pagar tembok yang tingginya sekitar 7 hingga 9 kaki.

 

………

 

“Woah! Lihatlah, apa benar ini Sung Ara kemarin?”

“Hya! Berhentilah menggodaku Jungkook.”

“Ara? Hari ini kamu sangat berbeda, apa kamu pergi ke salon?” celetuk seorang siswi.

“Anni, aku melakukan perawatan sendiri. Wae?”

“Jincha? Kamu sangat cantik, tadinya aku ingin mengajakmu ke salon bareng.”

“Boleh, kita ajak Eunha juga ya!”

“Yakin mau ngajak Eunha? Bukannya kemarin kalian bertengkar saat makan siang?”

“Anni, cuma salah paham sedikit.”

“Baiklah, sampai nanti.”

“Dwe.”

“Ada apa denganmu?”

“Omo! Jungkook-ah! Berhentilah muncul tiba – tiba seperti ini! Apa kamu berniat membuatku terkena serangan jantung dini?”

“Aigoo, lihatlah dirimu Ara! Tidakkah hari ini kamu tidak kena hukuman berkat bantuanku? Kamu justru membalasnya dengan kasar.”

“Ah mianhae Jungkook, so what must I do?”

“Be my girlfriend!”

“Shiro!”

“Tidak bisa, kemarin kamu sudah janji.”

“Baiklah, kita lakukan!”

“Kalau begitu, kita berkencan sepulang sekolah nanti.”

“Tidak bisa, kamu dengar sendirikan aku janji pergi ke salon bersama teman – teman.”

“Batalkan saja, kamu sudah cantik tanpa melakukan perawatan apapun.”

“Hya!” sungut Ara namun sedikit tersipu.

 

“Kkkyyyyyaaaaaaaa!!!” tiba – tiba Eunha berteriak histeris kala ia melihat bangkai katak tergeletak di lokernya.

“Ada apa?” Dengan sigap Ara mengamankan yeoja berambut panjang itu. “Are you ok?” lanjutnya menatap lekat – lekat Eunha yang masih shock.

“I’m Fine!!!” Elak Eunha dengan dinginnya kemudian berjalan meninggalkan kelas. Ketika Ara hendak menyusulnya langkah yeoja itu tertahan oleh sebuah tangan yang memeganginya erat.

“Jangan terlibat dengannya! Eunha sangat bermasalah akhir – akhir ini. Jangan mempersulit dirimu!”

“Hya! Ketua kelas macam apa kau ini! Anni! Teman macam apa kalian ini?!?!?! Kenapa kalian hanya diam saat ada teman kalian seperti ini?”

“Diamlah Ara! Kau masih baru disini, sejak kelas 1 Eunha tidak pernah memiliki teman. Setiap anak yang menjadi temannya pasti kena teror. Dan aku tidak mau jadi salah satu dari mereka.” celetuk seorang siswa.

“Jika ini berlangsung sejak lama, kenapa pihak sekolah tidak berusaha mengusutnya?” Ara semakin geram.

“Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi hingga detik ini pelaku sangat sulit dilacak.” suara itu tiba – tiba muncul dari luar kelas. “Sung Ara, jika kamu penasaran dengan Eunha, datang saja ke kantor. Saya akan menjelaskannya padamu.”

“Gomawo soensaengnim.”

“Baiklah anak – anak! Kembali ke bangku kalian dan buka powerpoint slide ke 15!” Ujar Guru tampan itu.

 

‘Ini sangat mencurigakan, hampir 3 tahun Eunha mendapat teror seperti ini, namun pihak sekolah tidak bisa mengusutnya, parahnya tak di laporkan ke polisi. Apa karena Eunha dalam masa pengasingan? Tapi ini keterlaluan, dia hanya seorang siswi tak bersalah. Tapi jika Eunha hanya seorang siswi biasa dia tidak mungkin di asingkan seperti ini, terlebih Prof. Hwang mengirimku untuk menjaganya. Aku benar – benar harus bekerja keras untuk memecahkan masalah ini.’ pikir Ara yang tengah terduduk di bawah pohon.

 

Krakkk! terdengar suara ranting patah terinjak oleh seseorang, perlahan tapi pasti Ara telah siap dengan sesuatu di tangannya. Dan ketika tangan dingin itu menyentuh bahunya, Yeoja imut itu sudah terlebih dulu menodongkan pistol ke arah lawannya.

“Jeosoenghabnida, Agen Sung.”

“Soensaengnim?” Dengan terburu – buru Ara menyimpan kembali senjatanya, “Jeosoenghabnida soensaengnim, jeongmal jeosoenghabnida.” sesal Ara.

“Ah tidak! Harusnya saya yang meminta maaf, pastinya anda sedang sibuk hingga reflek seperti itu.”

“Ah Ye.”

“Saya dengar anda adalah Agen tebaik di Badan Inteligen yang sedang melakukan penyamaran dalam sebuah misi khusus.”

“Itu…”

“Hampir semua guru mengetahuinya. Saya pribadi sangat bangga anda berada di kelas saya.”

“Soensaengnim.”

“Ye?”

“Bisakah anda membantu saya merahasiakan semua ini? Identitas saya sebenarnya tidak boleh terungkap sebelum misi selesai, apalagi di ketahui oleh seseorang seperti ini.”

“Tentu saja, saya sangat mengerti.”

“Gamsahabnida soensaengnim.”

 

………..

 

“Kenapa diam saja?” protes Jungkook, kala Ara tengah sibuk dengan pikirannya.

“Anni!” sangkal Ara. “Jungkook-ah!”

“Mwo?”

“Anni.”

“Mwo???” Desak Jungkook, sambil menatap Ara dengan jarak sangat dekat.

“Hya!!!” Bentak yeoja itu mendorong tubuh Jungkook menjauh.

“Wae?”

“Jangan mencuri – curi kesempatan ya!”

“Mianhae.” sesal Jungkook namun diam – diam tangannya meraih jari jemari Ara lalu menggenggamnya erat, dan gadis itu tak berontak seperti sebelumnya.

 

‘Hya! Sung Ara! Sadarlah! Apa yang kamu lakukan dengan Jungkook di Cafe ini? Tugasmu itu menjaga Eunha bukan Jungkook!’ Pekik Ara.

“Wae?”

“Mian, aku harus pergi.”

“Jamkkanman!”

“Waeee???”

“Mau kemana? Biar aku antar!”

“Andwe! Aku ingin menemui Eunha.”

“Kenapa kamu begitu tertarik pada Eunha? Sedangkan dia tidak pernah menerimamu.”

‘Jungkook benar! Ah andwe! Fokus Ara! Fokus! Laki – laki ini hanya mengalihkanmu dari tugas! Ini ujian! Cepat sadar dan temui Eunha!’ Berontak sisi lain pada dirinya dan itu berhasil.

“Mian, ini penting dan rahasia! Aku akan memberi tahumu lain waktu!” ujar Ara sembari berlarian kecil menuju tempat dimana Eunha berada.

 

Sesampainya di tempat Eunha, Ara benar – benar di tolak dan bahkan di usir oleh teman sekelasnya itu. Saat perjalanan pulang ia bertemu dengan Guru Kim Jung Su akhirnya mereka berhenti di salah satu kedai kopi serta berbincang – bincang.

“Saat Eunha kelas 1, saya guru magang yang membantu wali kelasnya. Jadi sedikit banyak saya tahu tentang anak itu. Peringainya terdengar buruk, banyak murid yang tidak menyukainya karena sikap sombong yang di milikinya. Dia tipe siswi yang sangat sulit bergaul, seperti tak membutuhkan orang lain. Itulah awal mula para murid menjauhnya. Dan bahkan membully dia seperti yang terjadi tempo hari.”

‘Sulit di percaya! Lalu apa yang harus aku lakukan? Jika dia selalu menjaga jarak dengan orang lain, bagaimana bisa aku berada disisinya?’ pikir Ara.

“Anda jangan khawatir Agen Sung, saya akan membantu tugas anda. Datanglah kapan saja, jika anda membutuhkan bantuan saya.” ujar Jungsu sambil memegang tangan Ara.

“Ah gamsahabnida seonsaengnim.” balas Ara lalu menarik tangannya cepat. Hal itu membuat Ara sedikit risih dan ingin bergegas pergi darisana. Namun sebagai rasa hormat, akhirnya dia menahan dulu egonya. Tanpa disadari oleh siapapun, ada yang tengah di landa kecewa saat melihat kedua insan tersebut.

 

……………..

 

Beberapa hari berlalu Eunha masih tetap sama susahnya untuk di dekati Ara, dan itu sangat mempersulit Ara dalam bertugas.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?”

“O My God!”

“Wae?”

“Jungkook! Bisakah kau berhenti bermain – main seperti ini? Aku muak melihat tingkahmu.”

“Tentu saja, Jungsu soensaengnim memang lebih keren dan dewasa dariku. Itu yang membuatmu nyaman dengannya tapi tidak denganku.”

“Hyya! Kenapa kau membawa Jungsu soensaengnim dalam masalah ini? Tentu saja aku nyaman karena kami berdua tak berbeda jauh usianya.”

“Apa kau bercanda? Usia kita dengannya terpaut 8 Tahun. Apa kau kira, kau ini seorang mahasiswi?”

‘Dwe, aku lupa! Jungkook kan belum tahu siapa aku sebenarnya. Babo!’ lamun Ara.

“Aku menyukaimu Sung Ara, dari pertama melihatmu aku sudah jatuh hati padamu. Namun, sepertinya kamu tidak merasakan hal yang sama. Mulai sekarang aku tidak akan mengganggumu lagi.” ujar namja imut itu kemudian beranjak dari tempatnya dan hanya menyisahkan Ara yang tertegun.

‘Jeon Jungkook, kau mengacaukanku!’ gerutu Ara di lubuk hatinya, tak terasa butiran bening mulai mengalir dari mata indahnya.

‘Ini salah! Kenapa aku menangis? Ini sungguh bukan diriku! Oh please berhentilah menangis!’ saat ini suasana hati Sung Ara benar – benar buruk.

 

Beberapa jam kemudian saat waktu istirahat berlangsung, sebuah letupan senjata api terdengar begitu keras lalu teriakanpun pecah dari arah lapangan basket. Untungnya tembakan itu di arahkan ke atas, jadi tidak melukai siapapun, meskipun begitu rasa takut menyergap beberapa murid disana.

“Oh shit!” Gumam Ara yang langsung memecahkan kaca jendela kelas yang terkunci, lalu melompat bebas dari lantai 3 tersebut ke pohon besar yang berdiri di dekatnya. Aksinya sontak membuat murid lain terperanjat dan berdecak kagum. Sat berada di lokasi kejadian Sung Ara langsung menghantam keras pelaku penembakan yang sengaja berdiri diam di tengah lapangan, perkelahianpun tak terhindarkan. Setelah beberapa menit adu jotos, akhirnya lelaki bule berpostur tinggi besar itu mampu di bekukan oleh yeoja mungil ini.

“What do you want?” Gertak Ara.

“Hahahahaha. We want you!” ledek penjahat itu sambil tertawa penuh kepuasan sembari melirik sekitarnya yang tengah ramai dengan siswa yang menonton adegan tersebut. Tak berselang beberapa lama tim dari kepolisian, serat tim dari Badan Inteligen datang untuk membereskan buronan itu. Penyamaran Sung Arapun terbuka saat beberapa anak buahnya memanggilnya ‘Komandan’ dengan lantang. Tak jauh dari tempatnya berada, tengah berdiri 3 orang masing – masing dengan tatapan berbeda dan itu semakin menambah bebannya.

 

“Jeosoenghabnida Oennie, kamu pasti mengalami masa sulit karenaku.” ucapan tersebut keluar dari mulut Eunha sembari menyodorkan beberapa plester kepada gadis cantik yang sedang mencuci muka.

“Gomawo, Eunha. Mian karena selama ini aku berbohong padamu.”

“It’s ok Oennie, dengan begini misimu selesaikan? Kedokmu sudah terungkap, itu artinya misimu gagal.”

“Anni!”

“Mwo?”

“Aku akan tetap disini, melindungimu. Entah apa yang kulindungi sebenarnya tapi tugasku hanyalah melindungimu dan menangkap dalang dari semua ini.”

“Apa kau gila Agen Sung? Selama 3 tahun ini banyak prajurit mati sia – sia hanya untuk melindungiku! Apa kau berniat menjadi salah satu dari mereka?”

“Anni! Aku berniat membuat pelakunya yang meregang nyawa di tanganku. Asal kau tahu Eunha, prajurit yang gugur dalam misi tidaklah mati dengan sia – sia. Mereka adalah pahlawan.”

“Jebal! Berhentilah dari misi ini! Aku tidak mau hadir ke pemakaman lagi! Biarkan penjahat itu menyiksa atau membunuhku! Abaikan saja aku!”

“Anni! Aku akan tetap melindungimu bagaimanapun caranya. Ini adalah blind missionku yang pertama, aku tidak tahu apa yang ku lindungi dan kasus apa yang sedang kutangani sebenarnya. Tapi bagiku melindungi warga sipil dan kawan – kawanku adalah misiku yang sebenarnya.”

“Babo!”

Setelah mendengar alasan dari Ara yang bersihkukuh bertahan menuntaskan misinya. Akhirnya Eunha menceritakan semua tentangnya, tentang sebab ia menjadi target teror dan hidup dibawah ancaman.

 

Ayah Eunha, Prof. Jung adalah ilmuwan yang berhasil menciptakan Mutan (Manusia yang memiliki kekuatan khusus atau Manusia jadi – jadian) bersama 2 rekannya yaitu Prof. Kim dan Prof. Hwang. Awalnya mereka bertiga bekerja untuk pemerintahan. Project Mutan ditujukan untuk menjaga stabilitas keamanan Negara. Namun salah satu diantara mereka mulai membelot dan berusaha merebut project tersebut. Sedangkan 2 diantaranya berusaha menyembunyikan mutan yang berhasil bertahan hidup dan satu – satunya yang berhasil. Karena geram, akhirnya Prof. Kim menghabisi nyawa Prof. Jung rekan sekaligus sahabatnya sejak lama di depan mata Eunha. Tapi beberapa tahun kemudian Prof. Kim meninggal setelah menenggak ramuan mutan miliknya yang gagal. Dan 3 Tahun belakangan inilah Eunha mulai terancam. Karena tidak ingin menyakiti serta melibatkan siapapun gadis ini hidup sangat menyedihkan, berlagak angkuh, tak mudah bergaul serta tertutup. Meskipun ia ingin hidup layaknya remaja yang lain, namun itu tidak mungkin karena ia benci jika harus melihat orang lain terluka hanya karena dirinya.

 

………

 

Hari – hari berikutnya Ara dan Eunha terlihat sering berjalan berdua, itu karena tidak ada murid lain yang mau berinteraksi dengan keduanya. Namun keberadaan Ara, tidak sesuai yang di inginkan oleh pelaku, terlebih prajurit perempuan itu kian dekat dengan targetnya.

 

‘Jungkook!’ Pekik Ara yang spontan berdiri saat hagsaeng namja tersebut melintas di hadapannya.

“Wae Oennie?” tanya Eunha penasaran.

“Anni!”

“Jeon Jungkook?’

“Huh?”

“Oennie menyukainya?”

“Ye?”

“Kudengar kalian baru saja putus, apa karena dia tahu tentang Oennie?”

“Mwo?”

“Hyyaaa! Kenapa dari tadi Oennie memasang wajah bodoh itu! Aiiisshh jincha! Imagemu sangat tidak pantas untuk ukuran seorang agen rahasia.”

“Hyya! hyaaa Eunha! Apa barusan kau mengolok – olokku? Mati kau!” gertak Ara dengan nada bercanda.

‘Kita lihat sampai kapan kalian bisa tertawa seperti itu!’ Gumam seseorang yang secara diam – diam mengamati kedua siswi tersebut dari kejauhan.

 

Karena nasib Ara dan Eunha tak jauh berbeda, akhirnya mereka memutuskan untuk menikmati masa remajanya sewajar mungkin. Ara berusaha agar Eunha hidup dengan baik dan melewati usia remajanya dengan menyenangkan agar tak ada penyesalan saat ia mulai beranjak dewasa. Dan ini juga merupakan kesempatan langkah bagi yeoja 25 Tahun tersebut untuk mengulang kembali masa – masa sekolahnya. Ya, masa remaja Ara tidak sebaik karirnya saat ini, dulu dia adalah loser atau korban pembullying. Misi ini merupakan hadiah terindah dalam hidupnya karena bisa kembali menjadi 17 tahun lagi. Wajah imut, postur tubuh mungil sangat membantu penyamarannya sebagai seorang murid SMA. Itu terasa menyenangkan.

 

Saat Ara dan Eunha menghabiskan akhir pekan dengan jalan – jalan di pusat kota, tiba – tiba beberapa orang datang menyerang mereka. 5 orang laki – laki berpostur profesional melawan 1 gadis, dan itu cukup melelahkan. Saat penjahat itu berhamburan kabur, Ara baru menyadari bahwa Eunha tidak berada di tempat. Gadis itu di culik! Dengan cepat Ara menghubungi markas untuk segera melacak keberadaan Eunha.

 

Beberapa menit selanjutnya…

 

“Aku tahu pelakunya!” Gumam seseorang lirih, yang muncul secara mendadak seperti kebiasaannya.

“Jungkook?” seru Ara. “Apa yang kamu tahu?”

“Aku sengaja membuntuti kalian, Anni! Aku sengaja mengikutimu Noona, dan kebetulan tak jauh dari tempatku bersembunyi sang pelaku juga berada disana. Dia mengawasi kalian dari jauh, kemudian ia memerintahkan anak buahnya untuk menyerangmu. Saat perhatianmu teralihkan, dia membawa Eunha bersamanya.”

“Mwo? Siapa? Apa kamu mengenali wajahnya?”

“Dwe. Sangat tidak asing.”

“Who?”

“Kim Jung Su.”

“Mwo?”

“Ya, dialah pelakunya.”

“Jangan bercanda! Kau mengatakan ini bukan karena ada masalah pribadi dengannya kan? Kamu bisa terjerat hukum jika memberikan kesaksian palsu!”

“Ara jebal! Anni! Maksudku Noona! Tidak bisakah sekali saja kau mempercayaiku? Joh-a! Tidak masalah meskipun kau tidak percaya! Setidaknya cepatlah bertindak, sebelum terjadi sesuatu yang buruk terhadap Eunha!”

“Arrassheo hagsaeng.” beberapa detik kemudian Ara menerima file berisi lokasi Eunha di sekap.

“Apa kau tahu daerah ini?” tanya Ara kepada Jungkook yang masih berada di sampingnya.

“Dwe, itu kawasan industri yang tak jauh dari sini. Ttalawa!” akhirnya siswa itu menjadi petunjuk arah bagi Sung Ara beserta timnya yang beranggotakan 25 orang. Dengan persenjataan lengkap, tim itu siap bertempur melawan penyandra Eunha.

 

“Jungsu seonsaengnim?”

“Annyeong Ara! Tidak ku sangka kamu kuat juga bisa lolos dan menang dari anak buahku.”

“Wae?” sungut Ara sembari mengatur pernafasannya setelah berkelahi dengan beberapa anak buah Junsu. “Apa yang kamu incar dari Eunha sebenarnya?”

“Dia adalah saksi mata yang menjebloskan ayahku ke penjara dan menjadikan ayahku sebagai seorang penjahat. Gara – gara dia, keluargaku dikucilkan dan hancur berantakan! Kami harus membuang nama pemberian ayah agar bisa bertahan hidup. Dan ayahnya, Prof. Jung adalah penyebab kematian ayahku! Andai saja Profesor serakah itu menyerahkan project mutan kepada ayahku! Tentu tidak akan seperti ini ceritanya!”

“Hya! Kenapa kau bertindak sebodoh ini? Tidak sadarkah kau? Sebenarnya kamu dan Eunha sama – sama korban dari kejadian di masa lampau! Jadi untuk apa kau menyakitinya Jungsu?”

“Aku ingin dia menderita! Aku ingin dia merasakan apa yang aku rasakan!”

“Dia sudah merasakannya!!!! Dia hidup jauh dari keluarga dan juga orang – orang yang dikasihinya! Apa itu semua kurang cukup buatmu? Justru harusnya dia yang marah kepadamu karena ayahmu telah membunuh ayahnya hanya demi project gagal.”

“Hahahahaha, ternyata kau belum tahu apapun agen Sung! Project mutan tidaklah gagal! Ada satu mutan yang berhasil bertahan hidup. Seumur hidup ayahku di habiskan untuk mencari mutan tersebut serta membuat ulang ramuannya. Namun para bedebah itu menyembunyikannya dari ayahku. Dan membuat ayahku kian depresi!”

“Lalu kenapa kamu tidak mencarinya saja? Kenapa kamu justru sibuk menyiksa Eunha?”

“Karena dialah mutan tersebut.”

“APA???”

“Dalam jurnal terakhir ayahku menyebutkan, kemungkinan terbesar Mutan yang berhasil itu ialah anaknya. Karena salah satu dari media uji coba mereka adalah seorang anak kecil. Dan itu artinya Eunhalah mutan tersebut. Aku menyiksanya selama bertahun – tahun memancing agar sisi monster keluar dari dirinya, namun semua hancur sejak kedatanganmu. Jadi enyahlah kau Araaa!!!” Teriak Jungsuu sembari menekan pelatuk senjata apinya ke arah Ara. DDDDOOORRRR! Peluru telah di lepaskan. Semua mata terbelalak melihat kejadian itu.

 

…………

 

“Tidak bisakah kalian tinggal? Bukankah kalian harus lulus SMA dulu?” Goda yeoja bergigi kelinci itu kepada dua orang di depannya.

“Anni! Misi baru telah menungguku.”

“Kali ini misi apa? Apa blind mission lagi?”

“Dwe. Sepertinya misi kali ini akan jauh lebih sulit dari sebelumnya.” celetuk Ara bermaksud bercanda.

“Wae?” sungut namja yang duduk disamping Agen Rahasia tersebut.

“Karena misiku kali ini adalah melindungi dan melatih seorang mutan yang juga pacarku.” ujar Ara sambil tersenyum dan memandang kearah Jungkook.

“Hyyyaaa! Hentikan! Kalian membuatku merinding!” Bentak Eunha sembari membuang muka tak ingin melihat adegan kissing antara Ara dan Jungkook.

 

Flashback…

 

Saat peluru itu melesat cepat ke arah Sung Ara, tiba – tiba Jungkook berdiri di depan wanita yang dicintainya itu. Tentu saja pemuda itu yang tertembak. Namun semua orang dibuat shock karena peluru yang jelas – jelas bersarang di dada Jungkook keluar dengan sendirinya. Bahkan dia tidak mengeluarkan darah dan terluka sedikitpun.

“Entah kalian menyebutku apa! Yang jelas, aku tidak akan memaafkan orang yang telah menyakiti kekasihku!” Geram Jungkook yang dengan seketika berubah kian berotot serta memiliki mata biru. Lalu ia pun membuat Jungsu babak belur dan hampir tak bernyawa. Andai saja Ara serta Eunha tidak menghentikan Jungkook, mungkin sesuatu hal yang buruk akan terjadi malam itu.

Selama ini Prof. Kim dan juga Jungsu telah salah mengira, ramuan mutan mereka di berikan kepada seorang anak Yatim Piatu yang kala itu di temukan oleh Prof. Hwang. Dan anak itu kini telah tumbuh besar menjadi namja tampan serta cerdas. He is Jeon Jungkook, 17 tahun. Nampak dari jauh Jungkook terlihat seperti remaja kebanyakan seusianya, tapi saat mulai mengenalnya dari dekat ada sosok misterius yang terkubur dalam dirinya serta keunikan lainnya. Yaitu yeoja chingunya seorang agen rahasia yang telah beberapa kali berusia 17 tahun dalam setiap misinya.

 

-THE END-

 

 

 

7 thoughts on “[FF Freelance] 17th Again

  1. Sora’s here 🙂 apakah ini pertama kalinya kamu mengirim ff disini? well, jujur ide dalam pembuatan ini unik. Aku suka. Dari bahasa, kamu punya cara sendiri untuk menunjukkan khas fanfiction kamu. Jungkook disini serius menggemaskan hehe. Anyway, mungkin ada beberapa yang harus dikoreksi lagi, tapi overall sudah bagus. Next fanfiction juseyoo 😀

    Like

    1. Annyeonghaseyo Sora eonni, dwae ini adalah ff pertama yang aku kirim. Terima kasih untuk komentarnya. Untuk selanjutnya di usahakan lebih baik lagi.

      Like

  2. Omo… jd yg mutan itu Kookie?
    dan cieeeee… kookie sama Noona2 cieeeeee.kekekekekeke

    Ka, maaf yaa aku br sempet baca ff kka *SungkemBrngJin*

    tp asli deh tulisan kka bagus kok… enak dibaca. Neomu Joahhhhh >_<

    Like

  3. Entah kenapa udh menduga sih dari awal kalo ara itu noona dan dek jung itu berondongnya 😂😂😂 dan entah kenapa suka gemes kalo dek jung di couple sama noona2….

    Secara overall ini udh bagus, alur cerita dan feel lumayan dapet. Tp sayang romancenya kurang. And untuk eunha, anak ini rada aneh hahhaaha….

    Keep fighting kak^^

    Like

    1. Gomawo yun.

      Entah knp aku seneng bgt pairingin jk sma noona, mngkin krena aku adlh noonya y? *gk nyambung*

      Btw ini adalah ff pertamaku yg di publish yun. Jadi ya beginilah aneh heheh. Makasi utk komentarnya.

      Like

Leave a comment