fluff · Genre · Length · Married Life · One Shoot · PG 17+ · Rating · Romance

Feeling Insecure


Suho-to-star-in-EXO- EDIT

 

Tittle: Feeling Insecure

Author: ts_sora

Cast: EXO’s Kim Jun Myeon (Su Ho), Do Kyung Ri

Genre: Romance, Marriage Life, Fluff

Rating: PG-17

Length: One-shoot

Disclaimer: This belongs to me and the casts belong to their entertainment company, except the OC one. No plagiarism juseyo

A/N: Fanfiction ini ditujukan untuk salah satu followers kami, yang meminta agar dibuatkan fanfiction dengan cast Su Ho dengan genre marriage life. Belum pernah buat Su Ho sebelumnya, semoga suka dengan fanfic nya 🙂 dan kalian jika memiliki request fanfiction, kalian bisa request di twitter kami @mnjfanfiction 🙂 Enjoy it!

 

——————————————————————————————————-

 

 

 

Do Kyung Ri menyisip perlahan cairan yang ada pada cangkir miliknya. Ia terlihat tak bersemangat saat ini. Ia lantas mengaduk-aduk cappucino miliknya malas.

 

“Apa kau yakin tadi melihat Kim Jun Myeon di sini?” tanya wanita lain yang ada di hadapannya. Kim Tae Yeon, sahabatnya sejak ia duduk di bangku SMA. Mendengar hal tersebut, Do Kyung Ri lantas membuang nafasnya malas.

 

“Lalu, kenapa kau tidak menyapanya? Atau, kau bisa makan bersamanya tadi,”

 

Do Kyung Ri menatap wanita yang lebih tua darinya dua tahun tersebut, menyunggingkan salah satu ujung bibirnya, lalu kembali menyisip cappucino miliknya. Wanita yang ada di hadapannya mendengus pelan.

 

“Dengar, dia suamimu, kenapa kau kini seakan tak peduli dengannya?” lanjut Kim Tae Yeon yang terdengar kesal dengan semua respon yang Kyung Ri berikan padanya. Ya, hari ini tak seperti biasanya Kyung Ri terlihat begitu lemas dan tak bersemangat saat waktu makan siang datang, padahal dari yang ia tahu, Kyung Ri biasanya sama sekali tak ingin kehilangan jam makannya.

 

“Aku melihatnya dengan wanita lain,”

 

Kim Tae Yeon hampir menyemburkan moccachino yang baru saja ia teguk. Ia lantas mengambil beberapa tissue, untuk membersihkan bibirnya. Ia terlihat membulatkan matanya saat ini.

 

“Mwo?! Apa kau serius?”

 

Do Kyung Ri mengangguk lemas.

 

“L-lalu siapa dia? Apa kau tahu bagaimana dia? Bagaimana bisa di bersama Jun Myeon tadi?” tanya Tae Yeon semakin penasaran. Kyung Ri hanya mengangkat bahunya.

 

Oh ayolah, ini sebenarnya bukan pertama kali untuknya melihat Kim Jun Myeon dengan wanita itu, wanita yang bahkan tak pernah ia kenal sebelumnya. Wanita yang terlihat begitu cantik dengan setelan pakainannya, wanita yang terlihat begitu sempurna dengan rambut panjang juga kaki jenjangnya, yang terlihat sangat jauh berbeda dengan dirinya.

 

“Ya! Katakan padaku, bagaimana dia? Kau harus khawatir dengan keadaanmu sekarang,”

 

Do Kyung Ri mengernyit tak mengerti.

 

“K-kenapa?”

 

Kim Tae Yeon terlihat begitu serius saat ini. Ia mendongakkan tubuhnya lebih dekat dengan sahabatnya yang tersebut yang berada di seberangnya.

 

“Ada kemungkinan ia selingkuh,” ucap Kim Tae Yeon setengah berbisik.

 

“MWO?! Itu tidak mungkin!”

 

“Mungkin saja,”

 

“Mana bisa? Yang kutahu, Kim Jun Myeon bukan tipe orang yang menyukai wanita dengan rok mini dan rambut panjang seperti dia. Wanita yang terlihat begitu anggun dan–” Do Kyung Ri menggantung kalimatnya. Ia lantas menggigit bibir bawahnya. Benar, wanita tadi terlihat begitu sempurna dan ia mengakui hal itu. Sangat berbeda dengan dirinya.

 

“Sekarang apa kau lebih realistis?”

 

Do Kyung Ri membuang nafasnya kalah.

 

“Lihatlah dirimu, seharusnya kau mencoba untuk tampil cantik di hadapannya sedikit saja. Panjangkan rambutmu, pakailah setidaknya riasan di wajahmu, kenakan rok mini agar kakimu terlihat lebih jenjang,”

 

Do Kyung Ri membuang nafasnya sekali lagi setelah ia meneguk kembali cappucino miliknya. Benar, ia bukan apa-apa di bandingkan dengan wanita tadi. Ia adalah wanita yang terlihat sangat menyedihkan. Ia bahkan tak pernah mengenakan pakaian khusus atau sekedar menggunakan heels untuk pergi bekerja. Tapi ia memang tak membutuhkan semua itu. Pekerjaan yang ia jalani sama sekali tak mengharuskan dirinya untuk mengenakan rok mini atau sekedar terlihat cantik. Ya, sebuah pekerjaan sebagai wartawan pada sebuah perusahaan surat cetak di Seoul, memaksanya untuk menjadi seseorang dengan mobilitas tinggi, ia bahkan tak butuh untuk menjadi begitu cantik, karena ia memang selalu berada di balik layar jauh berbeda dengan Kim Tae Yeon yang mana adalah News Anchor, dan jauh berbeda dengannya, wanita itu memang terlihat begitu cantik tiap harinya.

 

Kim Jun Myeon mengaku tak pernah menyukai gadis berambut panjang dan terlihat anggun. Ia pernah mengaku bahwa ia menyukai seseorang yang terlihat apa adanya, kurang lebiih seperti dirinya. Setidaknya hal tersebut yang pria itu gunakan menjadi alasan kenapa ia mencintainya. Tapi. . apakah pria itu benar-benar mencari wanita lain di luar sana tanpa sepengetahuannya saat ini?

 

 

Do Kyung Ri menatap pria yang baru saja menghabiskan makan malamnya dengan tatapan curiga. Setiap gerak-gerik yang dilakukan pria itu tak luput dari pandangannya.

 

Do Kyung Ri berdehem pelan sebelum akhirmya ia mulai membereskan meja makannya, melihat hal tersebut Kim Jun Myeon, suaminya, beranjak untuk membantunya.

 

Do Kyung Ri masih menatap suaminya dengan penuh curiga. Banyak hal yang ingin ia tanyakan saat ini. Pertanyaan mengenai wanita yang tengah bersamanya saat siang tadi. Namun ia tak tahu harus memulainya dari mana. Ia takut bahwa pria itu bisa saja salah mengartikan pertanyaannya, dan menganggap bahwa ia telah menuduh pria itu tengah selingkuh. Tapi memang itu kenyataannya.

 

“Hmm, bagaimana harimu?”

 

Kim Jun Myeon menatap wanita yang tengah sibuk dengan beberapa piring yang ada di wastafel. Ia lantas tersenyum.

 

“Cukup baik, mungkin sangat baik,”

 

Mendengar hal itu, Kyung Ri lantas merengut. Apakah ia merasa begitu senang karena ia dapat menghabiskan waktu dengan wanita siang tadi?

 

“Apa yang kau lakukan hari ini?”

 

“Cukup banyak. Bertemu beberapa klien, mengerjakan beberapa pekerjaan, bertemu salah seorang teman–”

 

“T-tunggu, teman?” tanya Kyung Ri yang kali ini mengeringkan kedua tangannya. Ia terlihat serius saat pria itu baru saja mengatakan kata ‘teman’ barusan.

 

“Iya, ada apa?”

 

“Teman apa? Rekan kerja? Teman semasa kau sekolah? Teman yang baru kau kenal?”

 

Do Kyung Ri menatap Jun Myeon dengan pandangan menyelidik saat ini. Ya, pertanyaan tersebut lebih terkesan sebagai rentetan pertanyaan yang diberikan tim penyelidik untuk tersangka yang melakukan sebuah tindak kejahatan. Melihat hal itu, Kim Jun Myeon hanya tersenyum tipis. Ia lantas berjalan menuju ruang tamu..

 

“H-hei, kau bahkan tak menjawabnya,”

 

“Apakah harus?”

 

“Jun Myeon-ah!”

 

Kim Jun Myeon tertawa pelan. Pria itu kemudian merebahkan dirinya pada sofa miliknya.

 

“Rekan kerja,”

 

Mendengar hal itu, Do Kyung Ri sedikit kecewa. Benar, mungkin saja Jun Myeon memang tengah bersama wanita itu tadi dan itu lantas membuat harinya cukup menyenangkan saat ini.

 

Do Kyung Ri menggelengkan kepalanya tegas. Tidak, batinnya. Ia tahu, Jun Myeon bukan orang yang seperti itu, dan ia yakin itu. Ia yakin apa yang dikatakan sahabatnya tersebut salah besar. Do Kyung Ri lantas mengambil sebuah majalah yang ia beli siang tadi. Ia membuka beberapa halaman sebelum akhirnya ia memperlihatkan halaman tersebut pada Jun Myeon.

 

‘L-lihat, kau suka yang mana? M-maksudku, apakah menurutmu potongan rambut ini cocok untuk tren 2015? Dibandingkan dengan yang satu ini?”

 

Do Kyung Ri memperlihatkan sebuah halaman dengan dua model di dalamnya. Ya, seorang model dengan rambut blonde terurai indah, sedangkan satunya adalah seorag model dengan rambut hitam pendeknya. Jun Myeon sempat menatap Kyung Ri tak mengerti namun pada akhirnya ja menunjuk pada model dengan rambut blonde terurai indah.

 

Kyung Ri merengut mendengarnya. Ya, dua model tersebut sebagai tolak ukur dirinya juga wanita yang suaminya temui siang tadi. Dan Jun Myeon baru saja memilih model sebagai perwakilan wanita itu. Wanita yang katanya ‘rekan kerjanya’ tersebut.

 

Kyung Ri tak habis akal. Ia membuka beberapa halaman kembali dan lantas memperlihatkannya ‘lagi’ pada Jun Myeon. Kali ini seorang model dengan pakaian super simple namun memiliki kesan chic dan seorang model lagi dengan pakaian cukup sexy dan terkesan sangat sensual. Kini Kyung Ri terlihat kesal untuk menunggu penilaian dari Jun Myeon saat ini. Sama dengan yang tadi, dua model itu sebagai perwakilan dirinya juga wanita itu.

 

Jun Myeon menatap satu persatu model tersebut dari atas hingga bawah. Senyum nakalnya sempat Kyung Ri lihat saat Jun Myeon menatap model yang mengenakan pakaian cukup sexy tersebut, namun beberapa menit kemudian ia meletakkan jarinya pada model sebagai perwakilan Kyung Ri.

 

Kyung Ri tahu bahwa Jun Myeon saat ini tengah berbohong. Bagaimana tidak, tadi Jun Myeon sempat memperhatikan model yang mengenakan pakaian cukup sexy dengan waktu yang cukup lama, namun ia memutar haluannya dan memilih model yang ada di sampingnya. Entah apa yang dipikirkan pria itu, tapi uang jelas Kyung Ri tak menyukainya.

 

Kyung Ri membuang nafasnya kesal. Ia lantas menutup majalah tersebut kasar dan lalu membuangnya asal. Ia lalu berjalan menuju kamarnya tanpa mengatakan apapun.

 

“Pembohong,” ucap wanita yang lantas menutup pintu kamarnya dengan setengah membanting, hal terssebut yang membuat Jun Myeon sempat terjungkal karenanya.

 

 

“Sekarang beritahu aku,”

 

Do Kyung Ri memandang laki-laki yang ada di hadapannya tak sabar, namun tidak untuk laki-laki yang ada di hadapannya tersebut. Byun Baek Hyun, salah satu saudara sepupu Kyung Ri terlihat tak bersemangat.

 

“Kau gila? Nunna, aku sibuk hari ini, dan kau menelponku hanya untuk hal ini?”

 

“Ayolah, aku akan mentraktirmu hari ini. Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku, itu saja,”

 

Byun Baek Hyun membuang nafasnya malas. Baginya, wanita di hadapannya selalu mengganggu hidupnya. Wanita yang lebih tua darinya satu tahun itu, entah terasa merepotkan bahkan sejak mereka masih kecil. Byun Baek Hyun memutar bola matanya malas. Ia lantas meraih tas yang berada tak jauh darinya dan bersiap untuk pergi.

 

Kyung Ri merengut akan adanya hal itu, namun ia tidak kehabisan akal. Ia menyeringai tipis saat sekiranya sesuatu baru saja melintas di otaknya.

 

“Ah, aku ingin tahu apakah Kim Tae Yeon sedang dekat dengan laki-laki lain di luar sana,” ucap Kyung Ri sedikit keras. Ia lantas memandang laki-laki yang kini entah kenapa terlihat menghentikan langkahnya. Semenit kemudian laki-laki itu memutar haluannya dan berjalan kembali menuju saudara sepupunya tersebut.

 

“J-jinjayo? Apakah Kim Tae Yeon ssi dekat dengan laki-laki lain? Siapa dia?” tanyanya penuh antisipasi. Kyung Ri terkekeh pelan. Setidaknya ia berhasil saat ini. Ya, ia tahu bahwa saudara sepupunya menyukai sahabatnya tersebut sejak dulu namun karena selisih umur yang cukup jauh tersebut, Byun Baek Hyun tak pernah mengambil langkah untuk lebih dekat dengan sahabatnya itu dan Kim Tae Yeon entah kenapa sampai saat ini tidak memutuskan untuk menikah. Wanita yang gila kerja itu lebih memilih untuk fokus terhadap pekerjaannya

 

“Entahlah,”

 

“Nunna, katakan padaku, apakah Kim Tae Yeon ssi memiliki seseorang? L-lalu siapa dia?” tanya Byun Baek Hyun penasaran. Ia lalu menduduki kembali tempat duduk yang tadi ia duduki.

 

“Aku akan memberitahumu nanti. Aku hanya menanyakan beberapa hal padamu, kau hanya perlu menjawabnya. Bagaimana?”

 

Byun Baek Hyun terlihat membuang nafasnya kalah, namun ia lalu mengangguk cepat.

 

“Kau bekerja di tempat yang sama dengan Kim Jun Myeon kan? Apakah kau melihat ada hal ganjil dengan Jun Myeon?”

 

Byun Baek Hyun mengernyit sejenak. Ia lantas menggeleng pelan

 

“Apa yang ganjil? Ia terlihat baik-baik saja. Banyak hal yang ia kerjakan di sana, jadi itu membuatnya terlihat sangat sibuk,”

 

“Bukan. M-maksudku, apakah kau tahu siapa wanita yang dekat dengan Jun Myeon saat di sana? Oh, atau kau tahu siapa wanita yang makan siang dengan Jun Myeon kemarin siang?”

 

“Oh, jadi kau ingin menanyakan hal itu?”

 

“Baek Hyun-ah, aku serius!”

 

Byun Baek Hyun menyeringai tipis. Ia tak pernah mengira bahwa sepupunya terlihat penasaran dengan siapa suaminya tersebut menghabiskan waktu. Sudah dua tahun berlalu sejak pernikahan keduanya, dan ini kali pertama sepupunya tersebut cemburu.

 

“Dia Im Yoona, asisten baru Jun Myeon hyung. Ada apa?

 

“Yoona? T-tunggu, asisten?”

 

Byun Baek Hyun mengangguk sekali lagi.

 

“Karena pekerjaan yang begitu menumpuk, maka ia diberikan seorang asisten baru. Ya, untuk mempermudah pekerjaannya,”

 

“K-kenapa harus wanita itu? Apa Jun Myeon yang memilihnya?”

 

“Entahlah. Ya, nunna, kenapa kau begitu penasaran dengan Yoona ssi. Ah, apa kau cemburu? Nunna, apa kau tahu, Yoona ssi begitu anggun, dia menjadi pujaan di kantor. Dan jika dibandingkan denganmu–”

 

Baek Hyun memandang sepupu yang ada di hadapannya. Wanita yang tak pernah mengenakan riasan atau tampak anggun tersebut, terlihat menyedihkan. Ia lantas memberikan ekspresi yang buruk sebelum akhirnya ia menggelengkan kepalanya.

 

“Ya! Apa kau ingin aku membunuhmu?”

 

Kyung Ri terlihat kesal saat ini. Byun Baek Hyun tertawa melihat reaksi sepupunya tersebut. Benar apa kata Baek Hyun. Ia tak bisa disandingkan dengan Yoona. Wanita itu terlihat begitu anggun, sedangkan dirinya? Kemeja bewarna gelap juga sepatu sneakers yang ia kenakan saat ini tak bisa ia sandingkan dengan rok mini juga heels yang dikenakan wanita itu. Ia tahu semua orang akan memilih wanita itu daripada dirinya, dan ia tak mengira bahwa Jun Myeon juga. Kini ia merasa berada dalam situasi ‘tak aman’.

 

Kyung Ri meraih tasnya dan beranjak dari bangkunya.

 

“Y-ya, kau berjanji akan memberitahuku tentang Tae Yeon ssi. Y-ya, apa kau berbohong padaku?”

 

Kyung Ri menarik nafasnya dan lantas membuang nafasnya kesal. Ia menatap laki-laki yang terdengar berisik saat ini.

 

“Kau bisa menanyainya sendiri nanti. Jadi, tunggu saja di sini,” ucap Kyung Ri yang melangkah menjauh. Ia dapat melihat Baek Hyun yang kesal karenanya, namun ia tak peduli akan hal itu. Beberapa menit kemudian Kim Tae Yeon terlihat memasuki cafe dimana Kyung Ri dan Baek Hyun berada saat ini. Dan ekspresi Baek Hyun seketika berubah seratus persen menjadi seseorang yang kebingungan saat ia tahu bahwa Kim Tae Yeon baru saja memasuki cafe dimana ia berada kini.

 

“K-kau akan kembali kerja? Bukankah kau berjanji akan makan siang bersamaku?”

 

Kyung Ri tersenyum tipis, ia lalu menepuk salah satu bahu sahabatnya tersebut.

 

“Tak perlu khawatir. Seseorang telah menunggumu di sana,” ucap Kyung Ri menunjuk ke arah dimana Baek Hyun berada saat ini.

 

“Aku akan menghubungimu nanti,” lanjutnya yang kini benar-benar meninggalkan cafe tersebut.

 

 

“Apa yang kau lakukan?” tanya Do Kyung Ri yang baru saja keluar dari kamar mandinya. Pria yang tengah sibuk dengan beberapa pakaian tersenyum tipis.

 

“Besok kami akan pergi keluar kota, karena ada sesuatu yang harus kami lakukan?”

 

“Mwo? Berapa hari?”

 

“Entahlah mungkin dua atau tiga hari,” jawab pria itu sekali lagi yang kembali sibuk dengan barang bawaannya. Ya, ia kini tengah memasukkan beberapa buah pakaian pada suitcase miliknya, juga memasukkan beberapa kebutuhan untuknya.

 

“Sendiri?”

 

“Tentu tidak, ada beberapa rekan kerja yang lain yang ikut,”

 

Do Kyung Ri mengernyit. Beberapa rekan kerja? Bila ia mennyebutkan rekan kerja, apakah wanita itu juga akan ikut? Bukankah wanita itu adalah asistennya? Akankah mereka menghabiskan waktu mereka berduaan nantinya?

 

Kyung Ri berjalan menuju depan pria itu dan berusaha menghalangi pria itu untuk meneruskan kegiatannya. Wajahnya menunjukkan ketakutan yang amat besar kini. Mengapa tidak, posisinya terancam saat ini.

 

Kim Jun Myeon mengernyit tak mengerti dengan apa yang dilakukan istrinya tersebut. Saat ia akan menyingkirkan wanita itu dari hadapannya, wanita itu lantas membuka kedua lengannya seakan tak membiarkan pria itu untuk membereskan pakaiannya.

 

“Ayolah, ada apa saat ini?”

 

“J-jangan pergi,” ucap Kyung Ri mencoba mencegah. Mendengar hal itu Jun Myeon menatap wanita yang ada di hadapannya bingung. Tak seperti biasanya wanita itu mencegahnya untuk pergi, apalagi untuk urusan pekerjaan.

 

“Kenapa?”

 

Kyung Ri menggigit bibir bawahnya. Baiklah, apa kali ini ia akan bertanya tentang siapa wanita itu? Tapi, jika ia menanyakan, bukankah itu lebih terkesan menuduh yang bukan-bukan? Bagaimana jika Kim Jun Myeon marah akan apa yang nanti ia tanyakan? Ayolah itu bisa memancing perdebatan lain nantinya.

 

“K-karena. . . karena. . karena aku akan kesepian nantinya,” jawab Kyung Ri kali ini. Kim Jun Myeon terlihat teekejut mendengar jawaban dari istrinya tersebut, semenit kemudian ia lantas terkekeh pelan.

 

“Tak seperti biasanya kau akan kesepian. Hanya dua hari, kau bisa meminta Tae Yeon nunna untuk menginap seperti biasanya,” ucap Jun Myeon yang dengan lembut menyingkirkan wanita itu untuk berada di sampingnya. Pria itu lalu kembali membereskan pakaian yang akan ia bawa.

 

Kyung Ri merasa kalah saat ini. Ia melihat pasrah pria itu yang kembali melakukan kegiatannya. Wanita itu itu terlihat cemas kini. Bagaimana tidak, bisa saja dugaannya benar. Bisa saja memang pria itu juga akan pergi dengan wanita itu. Bisa saja suaminya akan semakin tertarik dengan wanita itu, dan. . dan kemungkinan pria itu akan berpaling?

 

Kyung Ri menggelengkan kepalanya tegas. Tidak. Ia tidak bisa begitu saja membiarkan pria itu berpaling untuk wanita lain dan lantas meninggalkannya begitu saja. Benar, ia tak bisa membiarkannya semudah itu.

 

Kyung Ri meraih ponselnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Ia lalu menekan beberapa nomor yang ia begitu hafal. Ia menggigit bibir bawahnya saat nada sambung kini terdengar.

 

“Tae Yeon eonnie, kukira aku butuh bantuanmu,”

 

 

“Kau bisa pulang sekarang? Kyung Ri tidak enak badan, wajahnya terlihat pucat saat aku kesana. Cepatlah pulang,”

 

 

 

 

Kim Jun Myeon masih mengendalikan benda bundar di hadapannya. Ia terlihat begitu cemas saat ini. Ia menginjak pedal gasnya dengan kuat, berharap ia akan tiba di rumah begitu cepat.

 

Satu setengah jam yang lalu, seseorang menghubunginya tentang keadaan istrinya. Ia tak pernah mengira bahwa akan seperti ini jadinya. Ia yakin bahwa Kyung Ri baik-baik saja dan terlihat begitu sehat sebelum ia bertolak menuju luar kota. Mungkin, wanita itu sempat begitu aneh saat ia meminta izin pada wanita itu akan kepergiannya hari ini. Dan ayolah, seharusnya ia mendengarkan apa yang dikatakan istrinya kemarin malam.

 

Kim Jun Myeon menatap layar ponsel miliknya. Ia telah berusaha mati-matian untuk menelpon wanita itu, namun sama sekali wanita itu tak mengangkat panggilan darinya. Puluhan pesan singkat sempat ia kirim, namun sekiranya wanita itu sama sekali tak memberikan respon. Demi Tuhan, ia mencemaskan keadaan wanita itu saat ini.

 

Jun Myeon mendongakkan tubuhnya sedikit ke depan, saat ia dapat melihat rumahnya yang hanya berjarak beberapa blok saja. Ia terlihat bertambah khawatir saat ia tahu bahwa rumahnya terlihat begitu gelap, mengingat malam telah tiba.

 

Kim Jun Myeon dengan segera menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah miliknya. Tanpa menunggu aba-aba, ia lantas berlari keluar dari mobilnya, dan berlari menuju dalam rumahnya. Dan ya, kabar buruk keadaan rumah benar tidak terkunci dan rumahnya benar-benar terlihat gelap. Mungkin wanita itu lupa untuk menghidupkan lampu rumah mereka, karena ia tengah sibuk, namun terasa tak mungkin bila wanita itu lupa mengunci pintu rumahnya.

 

Jun Myeon meghidupkan lampu pada tiap ruangan. Matanya masih liar mencari keberadaan istrinya tersebut pada tiap sudut rumah.

 

“Kyung Ri-ah, dimana kau? Kyung Ri-ah,”

 

Kim Jun Myeon terlihat begitu cemas saat ini. Ia lantas berlari menuju lantai dua saat sekiranya ia tidak menemukan keberadaan wanita itu saat ini. Masih sama, keadaan lantai dua terlihat begitu gelap. Setelah menghidupkan sekiranya beberapa lampu di lantas dua ia lantas berlari menuju kamar yang menjadi satuu-satunya ruangan yang masih menggelapkan diri.

 

“Kyung Ri, kau ada di dalam?” tanya Jun Myeon memastikan sebelum akhirnya ia membuka kamar tersebut dan menghidupkan lampu kamar itu. Jun Myeon terkejut saat ia memang dapat menemukan Kyung Ri di atas ranjang mereka saat ini. Kyung Ri yang setidaknya terganggu tidurnya oleh ‘berisiknya’ suaminya tersebut pun mengusap matanya.

 

“Jun Myeon-ah, kau sudah pulang?”

 

Jun Myeon mendekati wanita itu dan lantas meraih dahi istrinya tersebut cemas.

 

“K-kau baik-baik saja? Apa kau sakit? Apa kau merasa pusing?”

 

Kyung Ri terlihat kebingungan dengan sikap suaminya tersebut. Ia lalu mendudukkan dirinya pada tepi ranjangnya dan menatap Jun Myeon masih dengan wajah kebingungannya.

 

“A-aku baik-baik saja,”

 

“Benarkah? Kau merasa baik sekarang? Tadi Tae Yeon nunna menelponku, dan ia mengatakan kau terlihat sangat pucat, dan, t-tunggu–” Jun Myeon meletakkan ponsel yang sedari tadi ia genggam pada meja yang tak jauh dari ranjangnya. Ia lalu mendudukkan dirinya pada tepi ranjangnya. Ia membuang nafasnya. Ya, setidanya Kim Tae Yeon baru saja berbohong padanya kali ini. Namun entah kenapa ia merasa begitu lega atas kebohongan itu.

 

“Tae Yeon nunna baru saja membohongiku,” ucap Jun Myeon menatap wanita yang berada di sampingnya tersebut. Ia tersenyum tipis.

 

“Tapi aku merasa lega, kau benar baik-baik saja,” ucapnya yang kali ini mengelus rambut wanita itu. Kyung Ri lantas terkekeh pelan karenanya.

 

“Baiklah, kukira aku harus kembali ke luar kota. Banyak hal yang belum selesai aku kerjakan,”

 

Kim Jun Myeon beranjak dari tepi ranjangnya dan berjalan menuju luar kamar, namun karena adanya hal itu, Kyung Ri tak lantas diam saja. Ia berlari menuju pintu kamarnya dan menghalangi jalan suaminya tersebut dengan menutup pintu kamar mereka. Ia merengut saat suaminya tersebut menatap dirinya bingung.

 

“Kau akan pergi dan meninggalkanku sendiri lagi? Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu,” ucap Kyung Ri yang kali ini tak main-main. Kim Jun Myeon baru menyadari apa yang Kyung Ri kenakan saat ini. Ya, sebuah lingeri bewarna merah dengan kualitas kain yang dapat dikatakan sangat tipis tersebut memungkinkan Jun Myeon melihat apa yang dikenakan Kyung Ri di balik sana dengan begitu jelas. Dan ia bersumpah, ini ada kali pertama bagi wanita itu untuk mengenakan pakaian tersebut bahkan tak pernah saat malam pertama mereka.

 

Kyung Ri terlihat begitu serius saat ini. Ia menatap lurus kedua mata suaminya tersebut dan lantas berjalan mendekatinya. Jun Myeon berjalan mundur karenanya hingga ia terpojokkan pada tepi ranjangnya saat ini.

 

“Kau akan meninggalkanku sendiri dan akan menemui rekan kerjamu itu dan berduaan di sana?” lanjut Kyung Ri saat ini yang lantas mendorong tubuh pria itu yang lantas membuat pria tersebut terduduk pada tepi ranjangnya. Kyung Ri melepaskan ikatan rambutnya dan lantas memperlihatkan rambut yang kini entah terlihat sangat panjang dibandingkan dengan rambut saat Jun Myeon lihat terakhir kali. Benar, bak sebuah magis yang dihasilkan para beauty center akhir-akhir yang tak pernah Jun Myeon mengerti. Dan ia bersumpah Kyung Ri terlihat sangat–menggoda saat ini.

 

“Apakah aku kalah menariknya dengan wanita itu, hingga kau lebih memilihnya?”

 

“Memilih siapa maksudmu?”

 

“Im Yoona, asisten barumu yang bahkan tak pernah kau ceritakan sebelumnya padaku,” ucap Kyung Ri yang masih terlihat marah saat ini. Wanita itu lantas melingkarkan kedua tangannya pada leher pria tersebut. Mendengar jawaban wanita itu, pria tersebut lantas tertawa pelan.

 

“Aku serius!”

 

“Oh baiklah, aku tahu aku salah, tapi ia hanya seorang asisten yang sebenarnya tak perlu kau pikir–”

 

Kim Jun Myeon tak dapat melanjutkan kalimatnya saat Kyung Ri menyerang bibirnya. Entah sejak kapan Kyung Ri berubah menjadi begitu agresif. Ia dapat merasakan perbedaan dari cara wanita itu menciumnya kali ini. Hingga wanita itu lantas mendorong sedikit kasar tubuh Jun Myeon hingga membuatnya terebah pada ranjang mereka dan Kyung Ri berada di atasnya saat ini.

 

“Jadi kau tak ingin memberitahuku tentang asisten sempurnamu itu? Sebagai salah satu keuntungan sepihakmu?” tanya Kyung Ri sesaat setelah ia melepaskan ciumannya yang ia hentikan secara sepihak. Mendengar hal itu, Jun Myeon tersenyum tipis sekali lagi.

 

“Apakah kau selalu memiliki pemikiran seburuk itu padaku? Dan jika aku menjawabnya, apakah kau akan menciumku sekali lagi seperti apa yang kau lakukan tadi?”

 

“I-itu. . .”

 

Kyung Ri menggigit bibir bawahnya. Ia merasa malu saat ini. Bagaimana tidak, saat ini ia mengenakan pakaian yang bahkan tak pernah ia kenakan sebelumnya dan tadi tanpa sadar ia melakukan hal yang bahkan tak pernah ia lakukan sebelumnya. Ia lantas menghindari kontak mata dengan suaminya tersebut seketika. Mengetahui hal itu, Jun Myeon lantas menggunakan kesempatan itu untuk membuat posisi keduanya tertukar dan membuat istrinya tersebut dalam kendalinya. Ia menyeringai tipis.

 

“Jadi, inikah yang membuatmu bekerja sama dengan Tae Yeon nunna untuk menjebakku di sini dan. . membuatmu menggunakan semua ini?”

 

“Kau belum menjawab pertanyaanku”

 

“Pertanyaan yang mana hm?” goda Kim Jun Myeon saat ini. Ia menatap Kyung Ri jahil. Ia memegangi kedua tangan wanita itu dengan tangannya, meski wanita itu sedikit memberontak, namun yakinlah Jun Myeon memiliki kekuatan tak kalah besarnya.

 

“Pertanyaan apa kau berduaan dengan dirinya dan pertanyaan apakah lebih memilih Yoona dariku,”

 

Kim Jun Myeon tertawa pelan melihat kepolosan istrinya tersebut. Sungguh, ini adalah kali pertama dimana istrinya terlihat begitu cemburu sampai-sampai melakukan semua ini untuknya. Dan yakinlah, ssmua kejutan ini sangat ia sukai.

 

“Jika aku menjawabnya, apa kau akan memberikan apa yang aku minta?”

 

Mendengar hal tersebut, Kyung Ri dapat merasakan bulu kuduknya meremang secara bersamaan. Ia dapat merasakan pompaan darahnya yang mengalir begitu deras ke kedua pipinya, dan ia yakin bahwa kedua pipinya memerah saat ini.

 

“Yoona tidak ikut dalam proyek ini. Ia satu-satunya wanita pada group, kami tidak bisa memintanya pergi karena ia telah memiliki dua orang anak yang masih sangat kecil,”

 

“Benarkah?”

 

Kim Jun Myeon mengangguk pasti.

 

“Bukankah Baek Hyun telah membohongimu tentang siapa Yoona? Kubilang, jangan pernah mendengarkan sepupumu itu,”

 

“T-tapi tetap saja! Aku ingin kau mengganti asistenmu. Bisakah kau meminta Baek Hyun saja yang menjadi asistenmu?”

 

“H-hei, mana bisa?”

 

“Tentu bisa! Kau bisa meminta ayahmu untuk itu. aku tidak ingin dia berdekatan denganmu lagi, atau wanita-wanita lain yang ada di luar sana sebagai penggantinya, titik,” Ya, Kim Jun Myeon memang tengah bekerja pada perusahaan yang dikelola bersama dengan keluarganya. Perusahaan yang bahkan dikelola bersama sejak belasan tahun yang lalu.

 

Kim Jun Myeon tertawa lepas kali ini. Namun akhirnya ia menganggukkan kepalanya berulang sebagai jawaban bahwa ia memang menyetujuinya akan adanya hal itu.

 

“Baiklah, lalu. . untuk jawaban siapa yang aku pilih–”

 

Kim Jun Myeon mendekatkan wajahnya pada wanita tersebut hingga wajah maupun tubuh mereka keduanya kini sama sekali tak berjarak dan sekali lagi kedua bibir mereka saling berpaut. Kim Jun Myeon melepaskan kedua tangannya yang tadi ia gunakan untuk menahan kedua tangan istrinya tersebut dan memberi keleluasaan atas mereka saat ini.

 

Jun Myeon tersenyum atas ciuman balasan yang diberikan Kyung Ri saat ini. Bahkan wanita itu tak segan menggerakkan kedua tangannya pada tengkuk pria itu sekedar memperdalam ciuman mereka.

 

Beberapa menit kemudian mereka lantas melepaskan tautan mereka saat sekiranya keduanya mendapat kesulitan untuk bernapas. Jun Myeon mengembangkan semyumnya saat Kyung Ri terlihat sangat menggoda saat beberapa kelu baru saja membuat wajah wanita itu basah. Ia mengecup bibir wanita tersebut singkat sebelum akhirnya ia melepaskan salah satu tali lingeri istrinya tersebut. Ia lantas menyeringai.

 

“Bisakah aku mendapatkan satu untuk kita? Maybe a little boy for us, hm?”

 

Kyung Ri yakin wajahnya bersemu tak karuhan saat pria itu mengatakannya. Wanita itu lantas menggangguk malu sebelum akhirnya ia menutup matanya dan membiarkan pria itu menguasainya.

 

.

.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

-The End-

7 thoughts on “Feeling Insecure

  1. ngelanjutin komen yang kemarin , mungkin kalo ini chapter lebih bagus si kyung ri disini kan masih pakai trick sakit biar si suho kembali kerumahnya. kalo chapter mungkin dia bakal buat cara gimana ngejauhin suho dari yoona pakai cara kejem sekalipun (sebelum dia tau kalo si yoona udah menikah) dan membuat pernikahan suho kyungri diambang jurang gitu karena suho kesal sama perbuatannya. ini cuma saran nanti kalo buat married life biar lebih menantang gitu , tapi aku suka ceritanya disini udah sesuai . dan kalo ada ncnya lebih bagus soalnya sayang banget tuh scene cuma gitu . semoga sarannya membantu good job ^^

    Like

    1. The best comment ever hahaha. Well, thank you author vizkylee 😀 sbnrnya mau bkin chapter tp mgkin karena waktu pgerjaannya singkat dan author sendori trlalu sibuk, mgkanya ditunda dlu untuk bikin chaptered 🙂 makasi banyak uda mnyempatkan waktunya mmbaca dan memberi saran untuk ff yang satu ini. Mgkin next time i’ll make another chaptered story when i’m done with my tasks orz. Once again thank you so much ! :3

      Like

  2. Ini one shoot aku kira ada chapter selanjtnya xD lol suho hahaa aku tahu dia punya sisi seperti itu hahha
    Untung g buat yoona jd tokoh antagonis T.T aku jadi ingat miss taxi xD lol yoona punya anak xD aku jadi punya ide lain kkkk
    /basa basinya udah/
    Well ini ceritanya ringan, bagus, bahsanya juga bagus aubthornim ^^ dan gaya tulisanmu berubah sama yg dulu heheeh
    Udah itu aja kkkk
    Rated M-nya keputus masa T.T /slaps

    Like

    1. Hahahah oke nunna, maybe you have to clean your dirty minded lol #bercanda. Well, awalnya mau bkin chaptered, seriously. Hahah tapi karena waktunya yng muepet dan author sendori nyempetin bgt buat ini ff, jadinya pendek deh hehe. Iya, awalnya mau bkin yoona antagonis masa, tp karena takut sma kamu, jadinya ga jadi :p hehe canda. Makasi bgt uda mau baca ya 😀

      Like

  3. Suka banget kak thor!!!! Daebak!!! Jjang pokoknya!
    .
    Maaf baru baca ffnya…hehehe…tapi tetep seru n..arhg,gitu bgt deh ceritanya! Keep writing…love your ff!!! :* 😉 😀

    Like

Leave a comment